Kedua istilah ini menjadi penting karena menyangkut strategi pengelolaan ekosistem mangrove menghadapi perubahan alam. Melalui mitigasi, usaha yang dapat
dilakukan adalah mengurangi dampak pemanasan global dari sumbernya. Gunanya agar laju kerusakan itu melambat. Pada saat bersamaan, dapat dilakukan persiapan diri
untuk beradaptasi dengan perubahan yang ada. Sehingga diharapkan akan ditemukan suatu titik temu yang menjamin kelangsungan hidup manusia.
2.9 Cell Based Modeling
Salah satu analisis spasial dalam SIG yang dapat digunakan untuk memodelkan keadaan di alam adalah Cell Based Modeling ESRI 2002.
Selanjutnya dikatakan bahwa analisis spasial dengan menggunakan cell based modeling saat ini banyak dilakukan untuk memodelkan keadaan di alam. Secara
umum, suatu model dapat merepresentasikan kekompleksitasan dan interaksi di alam dengan suatu penyederhanaan. Pemodelan tersebut akan membantu dalam
hal memahamimengerti, menggambarkan dan memprediksi banyak hal di alam. Di dalam analisis spasial, ada dua model yang dikenal, yaitu model yang
merepresentasikan kenampakan obyek di alam representation models dan model yang mensimulasikan proses di alam processmodels.
Representation models akan menggambarkan kenampakan di bumi seperti bangunan, taman atau hutan. SIG dapat menampilkan objek tersebut melalui
layer-layer, dimana dalam analisis spasial, layer-layer tersebut dapat berupa raster. Layer raster akan menampilkan objek tersebut dalam bidang-bidang bujursangkar
yang saling bertautan yang disebut dengan grid. Setiap lokasi di dalam layer raster akan berupa grid cell-grid cell yang memiliki nilai tertentu.
Process models menggambarkan interaksi dari objek di bumi yang terdapat di dalam representation models. Process models dapat menggambarkan
suatu proses di alam, tapi lebih sering digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada suatu lokasi tertentu. Salah satu dasar dari analisis spasial dalam
model ini adalah dua data raster dapat .dilakukan operasi matematik aljabar misalnya penambahan. Konsep ini kemudian dapat diterapkan untuk berbagai
macam operasi aljabar pada lebih dari dua data raster. Beberapa tipe dari process models yang umum digunakan adalah: 1
Suitability modeling: hampir semua analisis spasial bertujuan untuk menentukan
lokasi yang paling optimum, seperti menemukan lokasi yang paling sesuai untuk mendirikan sekolah baru atau tempat wisata; 2 Distance modeling: analisis ini
bertujuan untuk menentukan jarak yang paling efisien dari suatu lokasi ke lokasi yang lain; 3 Hidrologic modeling: salah satu aplikasi analisis ini adalah untuk
menenentukan arah aliran air di suatu lokasi; 4 Surface modeling: salah satu aplikasi analisis ini adalah untuk mengkaji tingkat penyebaran polusi di suatu
lokasi. Lebih lanjut menurut ESRI 2002 keseluruhan model tersebut akan lebih
efisien bila dilakukan pada data raster, selanjutnya analisis spasial pada data raster disebut cell based modeling karena cara kerja metode ini berdasarkan sel atau
pixel. Operasi pixel pada cell based modeling dibagi menjadi lima kelompok: single cell yang melibatkan satu sel, neighbourhood cell yang hanya melibatkan
beberapa sel terdekat, zona cell yang melibatkan suatu kelompok sel yang memiliki nilai atau keterangan yang sama, global cell yang melibatkan
keseluruhan sel di dalam data raster, dan gabungan antara keempat kelompok tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis spasial pada data raster dimana
pemilihan metode cell based modeling dengan berbagai keunggulannya dapat diterapkan pada penelitian ini. Menurut De By et a1. 2000 analisis overlay,
pembuatan jarak dan pengkelasan parameter lebih mudah dilakukan pada data raster dari pada data vektor, karena dilakukan secara cepat dan teratur pada setiap
sel. Keunggulan lain dari metode ini adalah data raster memiliki struktur yang sederhana sehingga mudah untuk digunakan dalam pemodelan dan analisis serta
kompatibel dengan data satelit serta memiliki variabilitas spasial yang tinggi dalam merepresentasikan suatu kondisi di lapangan.
2.10 Multidimensional Scaling