Sumberdaya Alam dan Jasa Lingkungan Pulau-Pulau Kecil

7. Sedimentasi, contohnya : pulau-pulau di Segara Anakan, P. Bengkalis. 8. Vulkanisme, contohnya : P. Krakatau, P. Ternate, P. Manado Tua. 9. Biologi, biota terumbu karang dan biota asosiasinya, contohnya : pulau-pulau di Kepulauan Seribu. 10. Biologi, biota lain mangrove, lamun, dan lain-lain contohnya : P. Karang Anyar, P. Klaces, dan P. Mutean di Segara Anakan. 11. Pengangkatan daratan, contohnya : P. Manui di Sulawesi. 12. Buatan manusia, contohnya : lapangan udara Kansai Osaka Jepang. 13. Kombinasi berbagai proses, contohnya : P. Rupat. Secara umum pulau-pulau kecil memiliki karateristik yang unik, antara lain : berukuran kecil smallness, terisolasi isolation, ketergantungan dependence, rentan vulnerability Briguglio 1995; Fauzi 2002. Sifat rentan dimaksudkan karena memiliki kerapuhan ekologis ecological fragility.

2.6.2 Sumberdaya Alam dan Jasa Lingkungan Pulau-Pulau Kecil

Kawasan pulau-pulau kecil menyediakan sumberdaya alam yang produktif baik sebagai sumber pangan dari kekayaan ekosistemnya, seperti ekosistem mangrove, lamun, dan terumbu karang, beserta biota yang hidup di dalamnya. Disamping itu pula menjadi media komunikasi, kawasan rekreasi, pariwisata, konservasi, dan jenis pemanfaatan lainnya Dahuri 2002. Di wilayah pulau-pulau kecil terdapat satu atau lebih ekosistem pesisir dan sumberdaya pesisir. Ekosistem pesisir tersebut dapat bersifat alamiah ataupun buatan man-made. Ekosistem alami antara lain terumbu karang coral reef, hutan bakau mangrove, padang lamun seagrass pantai berpasir sandy beach, pantai berbatu rocky beach, formasi pes-caprea, formasi baringtonia, estuaria, laguna, dan delta. Sedangkan ekosistem buatan antara lain berupa : kawasan pariwisata, kawasan budidaya mariculture, dan kawasan pemukiman Dahuri 2003. Sumberdaya alam secara umum dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok. Kelompok pertama, adalah yang disebut sebagai kelompok stock atau sumberdaya tidak terpulihkan exchaustible. Sumberdaya kelompok ini dianggap memiliki suplai yang terbatas, sehingga eksploitasi terhadap sumberdaya tersebut akan menghabiskan cadangan sumberdaya, misalnya : mineral, metalik, minyak, gas dan sebagainya. Kelompok kedua, adalah sumberdaya alam yang disebut flow atau sumberdaya yang dapat dibaharui. Sumberdaya ini ini diasumsikan memiliki suplai yang infinite atau tidak terbatas. Kelompok sumberdaya ini ada yang tergantung pada proses biologi untuk regenerasinya dan ada yang tidak. Perikanan, kehutanan, peternakan dan sebagainya masuk kedalam kelompok sumberdaya yang regenerasinya tergantung pada proses biologi reproduksi. Sementara energi surya, gelombang pasang surut, angin, udara dan sebagainya, masuk kedalam kelompok sumberdaya alam yang tidak tergantung pada proses biologi. Meskipun ada sumberdaya yang bisa melakukan proses regenerasi, jika titik kritis kapasitas maksimum regenerasinya sudah terlewati, sumberdaya ini akan berubah menjadi sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui Fauzi 2000. Sumberdaya alam di kawasan pulau-pulau kecil terdiri dari sumberdaya alam yang dapat pulih renewable resources, antara lain : ikan, plankton, benthos, muluska, krustasea, mamalia laut, rumput laut, lamun, bakau, terumbu karang; dan sumberdaya alam yang tidak dapat pulih non-renewable resources, antara lain : minyak dan gas, bijih besi, pasir, timah, bauksit, dan mineral serta bahan tambang lainnya. Potensi lestari ikan laut adalah 6.2 juta ton per tahun, baru dimanfaatkan 58.5 juta ton per tahun, sehingga masih terdapat sekitar 2.6 juta ton per tahun atau 45 potensi yang belum termanfaatkan Dahuri et al., 2004. Selain potensi ikan laut, potensi budidaya perikanan masih banyak yang belum termanfaatkan secara optimal. Baik budidaya pantai tambak, maupun budidaya laut. Potensi budidaya pantai 830 200 ha yang tersebar diseluruh wilayah tanah air, baru dimanfaatkan 356 308 ha untuk budidaya ikan bandeng, mujair, kakap, udang windu, dan spesies lainnya. Untuk sumberdaya alam yang tidak dapat pulih, dari 60 cekungan minyak yang terdapat di Indonesia, 40 cekungan berada di laut atau sekitar 70 . Diperkirakan ke 40 cekungan itu berpotensi 106.2 milyar barrel setara minyak. Namun, baru 16.7 milyar barrel yang diketahui dengan pasti, 7.5 milyar barrel diantaranya sudah dieksploitasi. Sedangkan sisanya sebesar 89.5 milyar barrel berupa kekayaan yang belum terjamah, dan diperkirakan 57.3 milyar barrel terkandung di lepas pantai Dahuri et al., 2004. Sumber energi yang berasal dari proses-proses kelautan lainnya bersifat nonexhaustive tidak pernah habis seperti : energi gelombang, pasang surut, angin, dan OTEC ocean thermal energy conversion Bengen 2002a. Potensi jasa-jasa lingkungan yang terdapat di kawasan pulau-pulau kecil, seperti pariwisata bahari dan perhubungan laut, merupakan potensi yang mempunyai nilai tinggi bagi peningkatan pendapatan baik masyarakat sekitar maupun pendapatan nasional. Dengan keanekaragaman dan keindahan yang terdapat dipulau-pulau kecil, merupakan daya tarik tersendiri dalam pengembangan pariwisata. Khususnya, kawasan terumbu karang yang banyak terdapat di perairan laut Indonesia. Luas kawasan terumbu karang diperkirakan 7 500 km 2 , umumnya terdapat ditaman laut dengan sekitar 263 jenis ikan hias laut. Selain itu, Indonesia merupakan komunitas mangrove terluas di dunia, yaitu 4.25 juta ha atau 27 dari 15.9 juta ha luas hutan mangrove di dunia Dahuri et al., 2004. Ekosistem pulau-pulau kecil juga memiliki peran dan fungsi yang dapat menentukan bukan saja bagi kesinambungan pembangunan ekonomi, tetapi juga bagi kelangsungan hidup umat manusia . Yang terutama adalah fungsi dan peran ekosistem pesisir dan lautan di pulau-pulau kecil sebagai pengatur iklim global termasuk dinamika la-nina, siklus hidup dan biogeokimia, penyerap limbah, sumber plasma nutfah, dan sistem penunjang kehidupan lainnya di daratan. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pesatnya kegiatan pembangunan di pulau-pulau kecil bagi berbagai peruntukan, misalnya : pemukiman, perikanan baik tangkap maupun budidaya, pariwisata, apalagi pertambangan, akan membuat tekanan ekologis terhadap ekosistem dan sumberdaya laut. Meningkatnya tekanan, baik secara langsung misalnya kegiatan konversi lahan, maupun tidak langsung misalnya pencemaran oleh limbah berbagai kegiatan pembangunan, akan mengancam keberadaan dan kelangsungan kehidupan di pulau-pulau kecil. Oleh karena itu pemanfaatan sumberdaya di kawasan tersebut mestinya secara seimbang dibarengi dengan upaya konservasi, sehingga dapat berlangsung secara optimal dan berkelanjutan.

2.6.3 Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil