F. Indeks Kepatuhan Aturan IKKA
Indeks kepatuhan aturan dalam kawasan konservasi dianalisa dari jumlah pelanggaran yang terjadi pada masing-masing pulau pada ekosistem mangrove.
Pelanggaran ini dapat berupa penebangan liar dan pengambilan fauna secara destruktif pada ekosistem mangrove. Keefektifan aturan akan mempengaruhi kualitas dari
ekosistem yang sering mendapat ancaman dari aktivitas manusia yang sering memanfaatkan sumberdaya tanpa memperhatikan keberlanjutan dari ekosistem
tersebut.
G. Indeks Kesiapan Infrastruktur IKKI
Indeks kesiapan infrastruktur dinilai dari sejauh mana infrastruktur masing- masing pulau menunjang program yang akan dijalankan. Fasilitas umum seperti jalan,
jembatan, kantor desa, balai desa dan lain sebagainya menjadi indikator dalam menilai indeks ini. Yang menjadi masalah terpenting dari pulau-pulau kecil ini adalah
ketersedian air bersih serta ketersedian listrik yang tidak memadai.
H. Indeks Peran Perguruaan Tinggi IKPT
Indeks peran perguruan tinggi dianalisa melalui seberap sering perguruan tinggi melakukan penelitian terhadap sumberdaya ekosistem mangrove pada PPK TNB.
Keterlibatan perguruan tinggi akan sangat berdampak dalam menginformasikan kondisi sumberdaya dan tingkat degradasinya. Selain itu sebagai institusi yang mempunyai
tridarma perguruan tinggi sudah selayaknya perguruan tinggi melakukan pengabdian masyarakat pada PPK TNB yang pada dasarnya masih tergolong desa tertinggal.
I. Indeks Pendampingan Masyarakat IKPM
Indeks pendampingan masyarakat dianalisa berdasarkan seberapa sering masyarakat didampingi dalam program pembelajaran dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui instansi ataupun Lembaga Swadaya Masyarakat LSM yang mempunyai program kerja di PPK TNB. Pentingnya pendampingan masyarakat karena
dalam hal ini masyarakat TNB dengan pendidikan dan ketrampilan yang rendah masih menggantungkan hidupnya dari sumberdaya. Pendampingan masyarakat ini akan
meminimalkan kerusakan ekosistem pesisir melalui pemberdayaan masyarkat dan teknologi tepat guna dalam memanfaatkan sumberdaya.
3.3.2 Normalisasi dan Komposit Indeks Kerentanan
Langkah yang berikutnya adalah melakukan normalisasi terhadap semua variabel utama maupun sub-sub yang menyusun variabel untuk menyamakan
satuan unit-unit yang digunakan dalam pengukuran. Oleh karena variabel-variabel penyusun indeks yang terukur mempunyai unit yang berbeda-beda maka harus
dilakukan normalisasi unit atau satuan. Rumusan normalisasi sederhana yang digunakan adalah sebagai berikut:
NV
X X
X X
, SV
……………………………………………15 NV
= Normalisasi indeks kerentanan atribut ke-j pada pulau ke-i j
= Indeks kerentanan i
= Nama Pulau kecil Langkah selanjutnya adalah membuat komposit indeks kerentanan pulau-
pulau kecil. Komposit indeks ini dibagi dalam tiga dimensi yaitu ekologi, sosial- ekonomi dan kelembagaan. Komposit indeks ini adalah penjumlahan dari seluruh
indeks pada masing-masing dimensi. Setelah itu nilai jumlah rata-rata dari komposit indeks inilah yang menjadi indeks kerentanan pada setiap dimensi.
Persamaan selanjutnya adalah persamaan untuk membuat komposit indeks. KIK
ij ∑
ijk
…………………………………………………………16
3.3.3 Indeks Kerentanan Pulau-Pulau Kecil dan Pemetaannya
Kaly et al., 2004 membagi tingkat-tingkat kerentanan lingkungan environmetal vulnerability index atau yang lazim disebut EVISOPAC ke dalam
5 tingkatan yaitu, pertama: ”resilient”, merupakan tingkatan kerentanan paling bawah yang menunjukkan kondisi sifat sistem lingkungan dalam keadaan tidak
adanya potensi dampak yang membahayakan memiliki kapasitas sistem lingkungan yang besar; kedua: ”at risk”, tingkatan kerentanan kedua yang
menunjukkan kondisi sifat sistem lingkungan sedang menghadapi bahaya atau beresiko; ketiga: ”vulnerable”, tingkatan kerentanan ketiga yang menunjukkan
kondisi sifat sistem lingkungan yang berbahaya sedang; keempat: ”highly KIK
= Komposit Indeks Kerentanan i = Nama pulau kecil
j = Dimensi Ekologi, ekonomi,kelembagaan k = Atribut masing-masing dimensi