Proyeksi Kerentanan Pulau-pulau Kecil Berbasis Mitigasi

Tabel 18. Prediksi Efektivitas Ekosistem Mangrove Sebagai Zona Penyangga Kondisi Skenario Variabel Pulau Mantehage Bunaken Manado Tua Nain Existing Lebar Ekosistem mangrove m 400 200 50 50 Tinggi gelombang cm 100 130 150 120 Tinggi genangan rob 51 84 83 Arus penyebab abrasi 35 56 55 Gaya hidrolis 3 43 41 Keppres No.32 Tahun1990 Lebar Ekosistem mangrove m 110 169 217 205 Tinggi gelombang cm 100 130 150 120 Tinggi genangan rob 64 57 48 50 Arus penyebab abrasi 43 38 34 34 Gaya hidrolis 17 8 4 2 Rekomendasi Lebar Ekosistem mangrove m 400 520 600 480 Tinggi gelombang cm 100 130 150 120 Tinggi genangan rob Arus penyebab abrasi Gaya hidrolis Kapasitas Realistis Lebar Ekosistem mangrove m 400 300 100 300 Tinggi gelombang cm 100 130 150 120 Tinggi genangan rob 27 70 26 Arus penyebab abrasi 21 45 20 Gaya hidrolis 2 24 1 Sumber : Analisis data 2011; Modifikasi dari Harada dan Imamura 2003 diacu dalam Subandono dan Budiman 2009 Setelah mendapatkan hasil analisa lebar dan luasan ideal dari ekosistem mangrove ini dilanjutkan dengan analisa efektivitas ekosistem mangrove sebagai zona penyangga berdasarkan analisa sebelumnya. Hasil menunjukkan bahwa dengan menggunakan lebar ideal dari Keppres No.32 Tahun 1990 lebar ekosistem mangrove belum mampu untuk mereduksi secara total aksi laut yang mempunyai potensi untuk menimbulkan bencana seperti rob dan abrasi yang menjadi masalah PPK TNB. Tabel 18. memperlihatkan bahwa dengan lebar ekosistem mangrove 110.5 m pada pulau Mantehage yang memiliki tinggi gelombang 100 cm maka tinggi genangan rob masih tersisa 64, arus 43, dan gaya hidrolis 17. Hal yang sama terlihat pada pulau Bunaken, dengan menggunakan lebar ideal hasil analisis tadi, maka lebar mangrove Pulau Bunaken apabila hanya mencapai 169 m, maka tinggi genangan rob tersisa sebesar 57 dan arus penyebab abrasi masih tersisa 38, diikuti oleh sisa dari gaya hidrolis sebesar 8. Pada kasus kedua pulau ini, kondisi exisitng masih jauh lebih efektif dalam mengatasi abrasi dan rob dipulau ini. Lain halnya dengan pulau Manado Tua, dengan lebar ekosistem mangrove sebesar 217.1 m, dan tinggi gelombang 150 m, lebar ekosistem mangrove ideal berhasil menurunkan tinggi genangan rob hingga tersisa 48, arus tersisa 34, dan gaya hirolis tersisa 4. Hal ini lebih baik dari kondisi existing dimana lebar mangrove hanya 50 m. Akan tetapi perlakuan terhadap lebar existing ekosistem mangrove ini masih menyisakan masalah rob dan abrasi yang intensitasnya semakin meningkat. Sama halnya dengan pulau Nain dengan lebar ideal mangrove 205.4 m dan tinggi gelombang 120 cm mampu menyisakan tinggi genangan rob sebesar 50, arus 34, dan gaya hirolis 2 kearah daratan. Kekuatan ekosistem mangrove ideal ini lebih baik dibandingkan kondisi existing yang hanya mempunyai lebar 50 m. Berdasarkan kondisi ini maka perlu analisa lanjutan untuk mendapatkan formula dalam meminimalkan aksi laut penyebab abrasi dan rob yang terjadi di PPK TNB. Melihat efektivitas dari ekosistem mangrove pulau Mantehage pada kondisi existing sangat baik, maka ini dapat dijadikan acuan untuk menentukan lebar ekosistem mangrove untuk meredam aksi laut. Dengan lebar 400 m dan tinggi gelombang 100 cm ekosistem ini mampu meminimalkan tinggi genangan rob dan arus hingga mencapai angka 0. Berdasarkan nilai ini maka lebar ekosistem mangrove yang direkomendasikan adalah 400 kali tinggi gelombang pada suatu daerah. Setelah diproyeksikan terhadap penelitian dari Harada dan Imamura 2003 diacu dalam Subandono dan Budiman 2009 maka lebar ekosistem mangrove yang diperlukan pulau Mantehage adalah 400 m, pulau Bunaken 520 m, pulau Manado Tua 600 m, dan pulau Nain 480 m. Dengan lebar ini ekosistem mangrove dan tinggi gelombang yang bervariasi pada masing- masing pulau diprediksikan bahwa tinggi genangan rob dan arus penyebab abrasi dapat diminimalkan pada tingkat yang terendah Tabel 18. Melanjutkan hasil analisa sebelumnya maka perlu untuk menganalisa luas dan lebar ekosistem mangrove yang dibutuhkan masing-masing pulau kecil sesuai dengan skenario rekomendasi yang telah dipaparkan sebelumnya. Tabel 19. menampilkan secara lengakap hasil analisa terhadap skenario rekomendasi ini. Pulau Mantehage dengan tinggi gelombang 100 cm, membutuhkan ekosistem mangrove dengan lebar 400 m. Pulau ini memiliki luas mangrove 1380.9 ha, dengan panjang garis pantai yang berpotensi bencana sebesar 16732 m dan panjang existing ekosistem mangrove 156426.3 m. Berdasarkan data ini maka total luas ekosistem mangrove yang dibutuhkan 1424.5 ha. Hal ini mengindikasikan bahwa pulau Mantehage kekurangan luas ekosistem mangrove sebesar 43.6 ha atau sekitar 6.5 dari luas ideal ekosistem mangrove yang dibutuhkan. Pulau Bunaken dengan tinggi gelombang 130 cm memerlukan lebar mangrove ideal sebesar 520 m. Dengan lebar exisisting ekosistem mangrove 200 m, maka pulau ini kekuragan lebar 320 m atau 61.5 dari lebar ideal yang dibutuhkan untuk memaksimalkan fungsinya sebagai zona penyangga. Dengan panjang garis pantai yang berpotensi bencana sebesar 17570 m dan panjang existing ekosistem mangrove hanya sebesar 3578.8 m maka pulau ini kekurangan panjang mangrove sebesar 13991.2 m atau 79.6 dari kebutuhan panjang ekosistem mangrove ideal. Berdasarkan data ini maka kekurangan luasan ekosistem mangrove ideal sebesar 842 ha atau 92 dari total luasan ekosistem mangrove ideal sebesar 913.6 ha. Pulau Manado Tua dengan tinggi gelombang 150 cm, membutuhkan lebar ideal ekosistem mangorove 600 m. Dengan lebar existing mangrove sebesar 50 m, maka kekurangan lebar ekosistem mangrove pulau ini sebesar 550 m atau sekitar 91.7 dari lebar ideal ekosistem mangrove. Pulau ini memiliki panjang garis pantai yang berpotensi bencana sebesar 12280 m dengan panjang ekosistem mangrove existing sebesar 1562.8 m maka kekurangan panjang ekosistem mangrove pulau ini sebesar 10717.2 m atau 87.3 dari kebutuhan panjang ekosistem mangrove. Dari hasil ini maka kekurangan luasan ekosistem mangrove pulau Manado Tua sebesar 729 ha atau 98 dari luas ideal ekosistem mangrove sebesar 736.8 ha. Pulau Nain dengan tinggi gelombang 120 cm memerlukan lebar mangrove ideal sebesar 480. Dengan kondisi existing lebar ekosistem mangrove 50 m, maka pulau ini kekurangan lebar sebesar 430 m atau 89.6 dari lebar ideal. Dengan panjang garis pantai yang berpotensi bencana 4623 m dan panjang ekosistem mangrove 888 m maka pulau ini kekurangan panjang ekosistem mangrove sebesar 3735 m atau 80.8 dari kebutuhan panjang ekosistem mangrove. Dengan luas exisiting ekosistem mangrove sebesar 4.4 ha, maka pulau ini kekurangan 217.5 ha atau sekitar 98 dari total luasan mangrove ideal sebesar 221.9 ha.