Tentang Adat Istiadat Kerangka Konsep

Kebudayaan Karo, ditulis oleh Bujur Sitepu.Sejarah dan Kebudayaan Karo ditulis oleh Darwan dan Darwin Prinst. Deskriptif Musik Vokal Katoneng-katoneng Dalam Konteks Kerja Mengket Rumah Pada Masyarakat Karo, yakni Skripsi Sarjana S1 Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang ditulis oleh Anton Sitepu yaitu penulis sendiri.

1.5 Kerangka Konsep

Konsep adalah rancangan ide atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa kongkret Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2005:588.

1.5.1 Tentang Adat Istiadat

Adat istiadat adalah segala dalil dan ajaran mengenai bagaimana orang bertingkah laku dalam masyarakat. Rumusannya sangat abstrak, karena itu memerlukan usaha untuk memahami dan merincinya lebih lanjut. Adat dalam pengertian ini berfungsi sebagai dasar pembanguan hukum adat positif yang lain . Adat istiadat yang lebih nyata yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari Mohammad Daud Ali, 1999: 196. Istilah adat istiadat seringkali diganti dengan adat kebiasaan, namun pada dasarnya artinya tetap sama, jika mendengar kata adat istiadat biasanya aktivitas individu dalam suatu masyarakat dan aktivitas selalu berulang dalam jangka waktu tertentu. Universitas Sumatera Utara Menurut Soleman B. Taneko 1987: 12,adat istiadat dalam ilmu hukum ada perbedaan antara adat istiadat dan hukum adat. Suatu adat istiadat yang hidup menjadi tradisi dalam masyarakat dapat berubah dan diakui sebagai peraturan hukum hukum adat. Pandangan bahwa agama memberi pengaruh dalam proses terwujudnya hukum adat, pada dasarnya bertentangan dengan konsepsi yang diberikan oleh Van den Berg yang dengan teori reception in complex menurut pandangan adat istiadat suatu tradisi dan kebiasaan nenek moyang kita yang sampai sekarang masih dipertahankan untuk mengenang nenek moyang kita juga sebagai keanekaragaman budaya. Istilah adat istiadat seringkali diganti dengan adat kebiasaan, namun pada dasarnya artinya tetap sama. Jika mendengar kata adat istiadat biasanya aktivitas individu dalam suatu masyarakat dan aktivitas ini selalu berulang kembali dalam jangka waktu tertentu bisa harian, mingguan, bulanan, tahunan dan seterusnya, sehingga membentuk suatu pola tertentu. Adat istiadat berbeda satu tempat dengan tempat yang lain, demikian pula adat di suatu tempat. Adat istiadat yang mempunyai akibat hukum dinamakan hukum adat. Adat istiadat juga mempunyai akibat -akibat apabila dilanggar oleh masyarakat,dimana adat istiadat tersebut berlaku. Adat istiadat tersebut bersifat tidak tertulis dan terpelihara turun temurun, sehingga mengakar dalam masyarakat, meskipun adat tersebut tercemar oleh kepercayaan ajaran nenek moyang, yaitu Animisme dan Dinamisme serta agama yang lain. Dengan demikian adat tersebut akan mempengaruhi bentuk keyakinan sebagian masyarakat yang mempercampur adukan dengan agama Islam Iman Sudiyat, 1982: 33. Universitas Sumatera Utara Adat istiadat suatu masyarakat adalah resepsi seluruhnya dari agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan. Biasanya diikuti atau diwujudkan oleh banyak orang. Dapat disimpulkan bahwa adat istiadat adalah aktivitas prilaku-prilaku, tindakan -tindakan individu satu terhadap yang lain yang kemudian menimbulkan reaksi, sehingga menghasilkan suatu interaksi sosial. Perilaku dan tindakan manusia pada dasarnya adalah gerak tumbuh manusia. Pada masyarakat Karo adat dan hukum adat dipergunakan secara bersamaan. Adat dan hukum adat mempunyai ikatan dan pengaruh yang kuat, pengaruhnya serta daya ikatnya yang sangat kuat bergantung kepada masyarakat hukum adat itu, terutama berpangkal tolak dari perasaan keadilan yang ilahirkannya, atau diberikannya. Adat istiadat yang mengandung makna hukum memiliki fungsi pengatur, penertib dan pengaman kehidupan masyarakat. Penegak keadilan, juga sebagai penggerak dan pendorong pembangunan, dan perubahan menuju masyarakat yang dicita-citakan. Hal lainnya yang menjadi pendorong sebagai pendorong, penertib adalah faktor penjamin keseimbangan dan keserasian yang dinamis dalam masyarakat yang mengalami perubahan cepat. Daliken si telua sangkep nggeluh adalah aktor penggerak adat istiadat masyarakat Karo. Hubungan daliken si telu dengan pengendalian sosial jelas. Di dalam tubuh daliken si telu ada dua unsur, unsur pertama adalah sistem masyarakat yang bersifat terbuka. Ini berhubungan dengan manusia sebagai subyek dan obyek. Unsur yang kedua adalah psiko budaya. Ini berhubungan dengan nilai, alat untuk mengendalikan, alat untuk mengikat aktor yang tiga tersebut. Universitas Sumatera Utara Menurut Singarimbun 1962 segala kegiatan sosial pada masa lalu baik itu yang berkaitan dengan politik, hukum, ekonomi, ritual dan lainlain, selalu iselesaikan bersendi kepada kekerabatan. Faktor keamanan adalah suatu masalah yang serius masa itu, hal ini karena kekuasaan politik yang umumnya bergandengan dengan penjagaan keamanan, masih terpecah belah. Di dalam jaringan-jaringan kekerabatan, hal ini memegang peranan yang menentukan, baik di dalam keselamatan individu maupun keselamatan kampung sebagai suatu persekutuan hidup yang terpenting. Jaringan-jaringan kekerabatan yang dimaksud ini juga melalui saluran-saluran tri tunggal, daliken si telu anakberu senina dan kalimbubu bersama penghulu desa mempunyai peranan masing-masing di dalam melaksanakan, memerintah dan hukum di dalam arti luas. Diantara mereka terjalin suatu hubungan masing-masing dengan fungsinya, sehingga terbentuklah suatu jaringan fungsi yang harmonis. Pada daliken si telu inilah terletak azas gotong royong dan musyawarah dalam arti kata yang se dalam-dalamnya

1.5.2 Tentang Masyarakat