Ilmu Pengetahuan atau Teknologi Bahasa

yang digunakan sebagai penunjang sektor pertanian. Keseluruhan luas wilayah adalah 212,725, dan terdiri dari: Lahan sawah 12,328 Ha, Lahan kering 93,391 Ha meliputi wilayah pekarangan, kebun campuran, perladangan, dan perkebunan, Kawasan hutan 76,835 Ha meliputi wilayah hutan lindung dan suaka alam, Padang rumput 4,254 Ha, Rawa yang tidak ditanami 0, 399 Ha, Tidak diusahakan 7,418 Ha, dan Lain-lain 18,150. Pada sektor ini masyarakat Karo sebagian besar terlibat dalam organisasi KT2KS Kelompok Tani Tanah Karo Simalem sumber: karokab.go.id 2 Sektor Pariwisata Selain bekerja dalam sektor pertanian, sebagian dari masyarakat Karo bermata pencaharian dalam sektor pariwisata. Bidang-bidang pekerjaan mereka termasuk di dalamnya adalah para pengelola jalan lintas gunung, pemandian air panas, objek wisata danau, air terjun, rumah tradisional, museum seni, dan sebagainya.

2.2.2 Ilmu Pengetahuan atau Teknologi

Ilmu pengetahuan sangat berkembang dengan pesat, sejalan dengan pesatnya kemajuan teknologi disegala bidang. Kemajuan teknologi mempermudah untuk berhubungan atau berkomunikasi jarak jauh. Komunikasi dengan orang lain yang jaraknya jauh dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Produksi hasil pertanian menjadi berlipat dengan waktu yang lebih cepat karena sudah memakai peralatan dan pemilihan bibit yang lebih unggul. Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Universitas Sumatera Utara Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.

2.2.3 Bahasa

Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan bahasa isyarat, dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni sastra, mempelajari naskah-naskah kuna, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa adalah suatu sistem yang memungkinkan manusia untuk mengungkapkan emosi dan perasaannya ke dalam bentuk lambang yang dapat dipahami dan ditafsirkan oleh orang lain. Fungsi-fungsi bahasa : 1. Fungsi praktis, yaitu untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari. Universitas Sumatera Utara 2. Fungsi artistik, yaitu mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah-indahnya demi pemuasan rasa estetikakebutuhan akan keindahan. 3. Fungsi filosofis, yaitu untuk mempelajari kebudayaan-kebudayaan manusia yang hidup di jaman dahulu kala. 4. sebagai kunci atau sarana untuk mempelajari ilmu-ilmu lain. Bahasa daerah menjadi suatu ciri khas atau pembeda cara komunikasi suatu daerah dengan daerah lainnya. Dengan melihat bahasa yang diucapkan seseorang, kita dapat mengetahui asal daerah orang tersebut. Masing-masing daerah di Indonesia memiliki bahasa daerah yang berbeda-beda. Masyarakat Karo memiliki suatu bahasa yaitu bahasa Karo sebagai bahasa ibu. Bahasa Karo ini dipergunakan setiap hari sebagai alat komunikasi, selain bahasa Indonesia. Tetapi bila ditinjau lebih lanjut, bahasa karo mempunyai tiga dialek utama yang disebabkan perbedaan letak geografisnya. Dialek-dialek tersebut adalah sebagai berikut : 1 Dialek gunung-gunung atau cakap karo gunung-gunung terdapat didaerah kecamatan Munthe, Juhar, Tigabinanga, Kutabuluh, dan Mardingding. 2 Dialek kabanjahe atau cakap kalak julu terdapat dikecamatan kabanjahe, Tigapanah, Simpang Empat, dan Barusjahe. 3 Dialek jahe-jahe atau cakap kalak karo jahe terdapat di kabupaten Deli Serdang yang meliputi kecamatan Pancurbatu, Biru-biru, Sibolangit, Universitas Sumatera Utara Lambekeri, Namorambe, serta dikabupaten Langkat Hulu seperti Salapian, Kuwala, Bahorok, dan lain-lain Tridah Bangun: 65 Sehubungan dengan hal tersebut, dalam konteks kerja mengket rumah ini, perkolong-kolong yang berasal dari desa Seberaya, kec. Tigapanah, didalam menyanyikan katoneng-katoneng tidak terlepas dari dialek bahasanya, yaitu dialek cakap kalak julu. Hal ini dapat dilihat dari setiap kata dalam baris teks yang berakhir dengan huruf e, akan mendapat tambahan dengan huruf i. Contohnya, kata anak berundu e menjadi anak berundu ei, kata meter e menjadi meter ei, kata ndube menjadi ndubei. Meskipun ditemui dialek – dialek dalam musik vokal pada khususnya dan bahasa Karo pada umumnya, tetapi arti dan makna yang ditimbulkan oleh kata atau bahasa yang digunakan tidaklah berbeda. Selain dipergunakan dalam komunikasi sehari – hari, bahasa Karo dipergunakan pula dalam upacara – upacara adat. Pada dasarnya bahasa yang dipergunakan dalam kedua situasi tersebut tidaklah jauh berbeda. Hanya saja bahasa yang dipergunakan sehari – hari lebih bersifat praktis, lugas dan gampang dimengerti. Sedangkan bahasa yang dipergunakan dalam upacara – upacara adat atau pembicaraan pada konteks adat, lebih banyak mengandung kata – kata yang bersifat sastra. Misalnya banyak kata – kata kiasan, perumpamaan dan lain – lain. Salah satu contoh ialah bahasa yang dipergunakan di dalam nyanyian katoneng – katoneng. Universitas Sumatera Utara Di samping bahasa sehari – hari dan yang dipergunakan dalam konteks adat, ditemukan juga hasil – hasil sastra lisan gunakan hanya dalam situasi tertentu dan diketahui oleh segolongan kecil masyarakat. Adapun bentuk sastra lisan pada masyarakat Karo antara lain ialah: 1 Tabas atau mantra, biasanya dipergunakan para guru sibaso dukun wanita dalam upacara pemanggilan roh untuk mengobati orang sakit. Tapi terkadang tabas juga dinyanyikan. 2 Ndungdungen, bentuknya hampir sama dengan pantun. Terdiri dari empat baris sebait, baris pertama dan kedua disebut sampiran, sedang baris ketiga dan keempat disebut isi. 3 Perumpamaan atau ungkapan, biasanya ditandai dimulai dengan kata bagi seperti, persumpamana umpamanya. Biasanya dipakai dalam pembicaraan adat atau dalam kehidupan sehari – hari. 4 Turiturin atau cerita, adalah bentuk prosa mengenai berbagai hal seperti kesedihan, kesaktian, asal usul kampung, hewan, legenda dan lain – lain. Isi ceritanya bersifat nasihat, perbandingan – perbandingan satu dengan lainnya, dan mendidik. Contoh turiturin ini antara lain : Beru Patimar, Pawang Ternalem, Beru Ginting Pase, Sibayak Barusjahe dan lain – lain. 5 Cakap Lumat, merupakan bahasa dengan tutur yang halus. Dipergunakan oleh kaum muda mudi pada masa berpacaran diwaktu malam hari. Sering pula dipergunakan oleh seorang orang tua untuk meminang seorang gadis. Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Sistem Kepercayaan