1.6.1 Teori kebudayaan
Dalam ruang lingkup kebudayaan, manusia akan mengembangkan hidup individual dan sosialnya guna memenuhi martabatnya sebagai manusia. Demikian
Maran 2000: 21-22 mengatakan sebagai ciptaan manusia, kebudayaan adalah dunia khas manusia. Kebudayaanlah yang membedakan manusia dengan hewan.
Selanjutnya para ahli antropologi budaya di Indonesia berpendapat, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhibuddhayah yang berarti ’budi’
atau ’akal’. Menurut Robert H. Lowie, kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat-istiadat, norma-
norma artistik, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan karena kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang didapat
melalui pendidikan formal atau informal Maran, 2000: 26. Selanjutnya, Maran 2000: 28-29 mengatakan kebudayaan merupakan
susunan dari dua komponen besar yakni kebudayaan material dan kebudayaan non- material. Yang dimaksud dengan kebudayaan material adalah kebudayaan yang
menghasilkan segalam macam objek fisik buatan manusia, sedangkan kebudayaan non-material menghasilkan objek tak berwujud seperti kepercayaan kognitif, norma
adat normatif, tanda dan bahasa simbolik. Komponen kognitif merupakan sistem kebudayaan untuk mengembangkan
pengetahuan dan kepercayaan yang terjadi di sekitar manusia. Pengetahuan ialah koleksi ide yang dapat diterjemahkan sebagai suatu teknologi yang dipakai untuk
Universitas Sumatera Utara
mengontrol kehidupan, lingkungan alam dan menyelesaikan masalah sosial. Kepercayaan ialah kumpulan ide-ide yang subjektif seperti kepercayaan akan Tuhan.
Komponen normatif merupakan sistem kebudayaan yang bersifat menilai bagaimana manusia harus bertindak. Termasuk juga batasan-batasan apa dapat
diperbuat dan apa yang tidak dapat diperbuat. Apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap tidak baik. Apa yang dianggap penting dan apa yang dianggap tidak
penting. Sistem kebudayaan yang berisikan peraturan-peraturan mengenai nilai sosial namun tidak universal atau diterima di seluruh wilayah yang memiliki sistem
kebudayaan. Sistem kebudayaan ini bersifat regional, hanya berlaku bagi masyarakat yang menganut sistem kebudayaan yang sama.
Komponen simbolik merupakan sistem kebudayaan yang bersifat simbolis seperti bahasa, isyarat, bunyi nyanyian, dan lain sebagainya. Sistem kebudayaan ini
biasanya digunakan untuk mengajarkan sistem kebudayaan sebelumnya kepada generasi masyarakat penganut kebudayaan tersebut berikutnya.
1.6.2 Teori Upacara