BAB IV KAJIAN SEMIOTIK
4.1 Teori Semiotik
Teori semiotika modern yang lahir dari empat tokoh semiotika akan penulis sederhanakan pola-pola atau pokok pikirannya sehingga lebih mempermudah
memahami dan menggunakannya sebagai sebuah pisau bedah.
a Charles Sanders Peirce yang kemudian lebih populer dengan sebutan Peirce, menggunakan segitiga makna yang terdiri dari: tanda sign, object, dan
interpretant. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk merepresentasikan
kepada hal lain di luar tanda itu sendiri. Sehingga kemudian tanda menjadi Representamen R, Object O dan Interpretant I. Tanda menurut Peirce terdiri
dari simbol, ikon, dan indeks, acuan tanda ini disebut objek konteks sosial.
b Ferdinand de Saussure memberi istilah untuk menyusun suatu tanda yakni, penanda signifier dan petanda signified. Penanda Signifier adalah wujud
fisik yang dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur atau seni rupa. Dalam konteks penelitian ini adalah jambur loosd, pakaian, asesori, warna, uis yang
dipakai perkolong-kolong dalam konteks kerja mengket rumah. Sedangkan petanda Signified adalah makna yang terungkap melalui konsep, fungsi atau nilai-nilai yang
terkandung di dalam karya arsitektur atau rupa benda tersebut. Eksistensi semiotik
Universitas Sumatera Utara
Saussure adalah relasi antara Penanda dan Petanda berdasarkan konvensi, yang biasa disebut dengan Signifikasi.
c Roland Barthes mengembangkan semiotik menjadi 2 tingkatan tanda, yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Denotasi adalah tanda yang menjelaskan
hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna eksplisit, langsung, dan pasti. Konotasi adalah tanda yang menjelaskan hubungan penanda dan
petanda yang di menghasilkan makna yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak pasti.
d Halliday mengembangkan semiotik di bidang bahasa. Ia membaqgi dua semiotik bahasa, yaitu semiotik denotatif, yang mengkaji tanda-tanda bahasa dalam
makna sesungguhnya. Kemudian yang kedua adalah semiotik konotatif yang mengkaji bahasa di luar makna sesungguhnya.
Keempat teori semiotik ini penulis gunakan dalam mengkaji dan memahami makna yang terdapat dalam teks katoneng-katoneng tegun Sukut maupun hal-hal
yang berhubungan dengan konteks kerja mengket rumah pada saat itu.
4.2 Kajian Teks Katoneng-katoneng