Perlengkapan Upacara Upacara Kerja Mengket Rumah

Sesuai dengan tradisi masyarakat karo, bila suatu rumah telah selesai dibangun maka sebelum dihuni atau ditempati biasanya dilakukan suatu upacara yang di sebut kerja pesta 2 . Upacara tersebut dinamakan kerja mengket rumah

3.2.1 Perlengkapan Upacara

Perlengkapan yang di pakai dalam kerja mengket rumah tersebut adalah ensembel gendang lima sendalanen , daliken tungku yang terbuat dari batu bata atau batu yang besar untuk tempat memasak di dapur. Benda-benda yang berkaitan dengan pelaksanaan upacara ialah seperti bulung-bulung simelias gelar, yaitu kumpulan daun-daun yang di anggap mempunyai makna khusus yang baik. Adapun kumpulan daun-daun itu terdiri dari ; bulung jabi-jabi daun beringin, bulung besi-besi, bulung sangke sempilet, bulung arimas, bulung kalinjuhang, bulung ambattuah, bulung padang teguh dan bulung 2 . Kerja menurut wawancara dengan Nguda Sitepu, adalah satu peristiwa penting bagi masyarakat Karo, dimana makna yang terkandung didalamnya adalah rasa bersyukur kepada yang maha kuasa dimana doa-doa, petuah dan nasehat akan dilaksanakan didalam kerja tersebut.. Peserta kerja adalah sangkep nggeluh dan kerabat lainnya. Kerja ada yang suka cita maupun ada yang duka cita. Universitas Sumatera Utara simbera bayak. Kumpulan daun-daun ini di letakkan di keempat sudut dapur rumah bersamaan dengan pemasangan daliken yang juga di pasang di dapur. Menurut informan Nempel Tarigan, bulung-bulung simelias gelar merupakan simbol yang bermakna agar keluarga yang akan menempati rumah tersebut, selalu mendapat rejeki yang baik, sehat, sejahtera dan bahagia dalam menjalani kehidupan. Selain itu, benda yang lain adalah besi mersik. Secara harafiah besi mersik mengandung arti besi yang kuat. Besi ini berupa pisau, arit maupun mata cangkul yang bekas tidak baru. Besi ini nantinya akan di tanam di bawah daliken. Hal ini diyakini dapat membuat keluarga yang akan menempati rumah tersebut tidak gampang tergoda oleh hal-hal yang bersifat lalim, tapi diharapkan dapat berperilaku baik dan jujur. Hal itu dilambangkan dengan sifat besi, yang di bakar tidak hangus dan di rendam tidak hancur. Benda yang lain adalah lambe-lambe, yaitu pucuk pelepah daun nira yang masih kuncup, yang mana lidinya dibuang dari daunnya agar helai-helai daun nira yang masih muda berjejer lekat pada pelepahnya. Bentuk yang demikian disebut juga dengan sar-sar lambe berjuntai. Lambe-lambe di letakkan di diseluruh sisi atap rumah bagian luar dan di gerbang rumah maupun di jalan menuju rumah tersebut. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan wawancara dari informan Nempel Tarigan, lambe-lambe yang masih kuncup mengandung arti kerukunan musyawarah dan persatuan dari sangkep nggeluh, sedangkan sar-sar lambe adalah simbol yang bermakna larangan bagi orang-orang yang ingin mengacaukan kerukunan dan persatuan dari sangkep nggeluh dalam kerja mangket rumah tersebut. Sedangkan warna kuning pada lambe mengandung arti kerukunan dan persatuan. Uis arinteneng yaitu salah satu jenis kain tenun tradisional karo yang berwrna hitam legam. Uis arinteneng disangkutkan di dinding ruang depan ruang depan arumah ruang tamu.Posisi serta warna hitam pada uis arinteneng juga merupakan simbol yang bermakna ketabahan dan ketenangan. Ose yaitu seperangkat pakaian adat tradisional karo beserta assesorisnya. Biasanya ose ini di kenakan oleh sukut beserta sembuyaknya. Adapun jenis-jenis uis kain adat dan asesoris dapat di lihat pada tabel. Universitas Sumatera Utara Tabel. 3.6 Ose laki-laki No Jenis Uis Fungsi 1 2 3 4 5 Beka buluh Uis arinteneng Jongkit Uis nipes Ragi jenggi Bulang-bulang tutup kepala Gonje sarung Selempang Kadang-kadang penutup bahu Benting pengikat pinggang Tabel. Ose Perempuan No Jenis uis Fungsi 1 2 3 4 Kelam-kelam Uis rambu-rambu emas Uis arinteneng Uis nipes Tutung tutup kepala Junjungen lapis atas tudung Abit sarung Langge-langge selendang Universitas Sumatera Utara Tabel. Asesoris No Jenis Fungsi 1 2 3 4 5 Sertali Bura Gelang sarong Cincin tapak gajah Padong Hiasan tutup kepala Kalung Gelang Cincin Anting-anting

3.2.2 Persiapan Upacara