Diksi Majas Aspek Bahasa

4.4.1 Diksi

Kalau dipandang sepintas lalu, maka kata – kata yang dipergunakan dalam katoneng – katoneng pada umumnya sama dengan kata – kata yang dipergunakan dalam kehidupan sehari – hari. Secara alamiah kata – kata yang dipergunakan dalam katoneng – katoneng dan dalam kehidupan sehari – hari mewakili makna yang sama; hanya bedanya katoneng – katoneng dilagukan dinyanyikan, sedang bahasa sehari – hari dilafalkandiucapkan. Tetapi perlu diketahui tidak seluruhnya bergantung pada makna denotatif, tetapi lebih cenderung pada makna konotatif. Makna konotasi inilah yang justru lebih banyak memberi efek makna pada penikmatnya. Kalau kata – kata Tarigan mergana, Milala mergana, Pande namura, wari sisalang sai, babah sora dilah yang terapat dalam teks katoneng – katoneng tegun sukut diganti dengan sinonim – sinonimnya menjadi merga Tarigan, merga Milala, tukang erbahan rumah, wari si muli, dan perkolong – kolong; yang sama makna denotasinya tetapi berbeda makna konotasinya, maka akan hilanglah keidahan katoneng – katoneng tersebut, bahkan efeknya dapat berubah wawancara dengan Nempel Tarigan. Demikian juga pada kalimat...masin kepe ranan ni belaskendu, kata masin pada kalimat tersebut secara denotatif mengandung arti asin, namun arti yang tersirat atau secara konotatif mengandung makna masih diakui, dihargai atau memiliki pengaruh. Sehingga kalimat tersebut memiliki arti “ternyata kata – kata yang engkau ucapkan masih berpengaruh dalam diri kami”. Universitas Sumatera Utara Sehingga dapat disimpulkan betapa pentingnya pilihan kata diksi bagi teks katoneng- katoneng. Sebab itu diksi yang dipergunakan biasanya mempunyai makna dan misi tertentu, baik mengenai ruang, waktu, falsafah maupun amanat.

4.4.2 Majas

Selain pentingnya diksi, sering pula perkolong – kolong memanfaatkan majas figurative language, yang merupakan bahasa kias atau gaya bahasa. Penggunaan majas di dalam teks katoneng – katoneng merupakan hal yang sangat penting ; seperti metafora, simbolisme. Sebab kadang kala untuk mengungkapkan idegagasan atau memperjelas sesuatu, tidak cukup hanya dengan kata-kata saja. Beberapa kalimat yang mengandung gaya bahasa metafora antara lain : ... emaka tatap kami kerina anak berunduei ilebe – lebendu ampang – ampang anginndu meterei... Terjemahannya : ... wahai kalimbubu lihatlah kami semua anak berumu dihadapanmu yang menjadi perisaimu menahan angin topan Pada kalimat tersebut anak beru dimetamorforasikan sebagai ampang – ampang angin meterei penahan angin yang kencang topan. Jika kita lihat bagaimana peranan dan tanggung jawab anak beru di dalam kehidupan adalah sebagai perwujudan untuk mengungkapkan kedudukannya. Contoh kalimat yang lain : ... amin enggo pe metua batang daging Ngasup nge ia nerangi ukurndu sigelap denga... Universitas Sumatera Utara Terjemahannya : ... walupun tubuhnya sudah tua namun ia masih sanggup menerangi pikiranmua yang masih gelap susah Contoh berikutnya : ... nandangi kami manuk mbulanndu... Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988, pengertian metafora adalah pemakaian kata atau kelompok kata yang bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Terjemahannya : ... terhadap kami yang engkau sayangi anak beru ... Pada kalimat tersebut kata manuk mbulan secara harafiah mengandung arti ayam putih. Tetapi dalam konteks kalimat tersebut kata manuk mbulan berarti orang yang sangat di sayangi dalam hal ini anak beru. Contoh berikutnya : ... Sitepu mergana sitimah sada penuangen gelang sada tarikan ... Dalam kalimat ini merga sitepu sebagai sitimah sada penuangen gelang tariken yang secara harafiah mengandung arti, timah satu tuangan dan gelang yang satu ikatan. Makna konotasi dari kalimat tersebut adalah marga Sitepu yang satu rumpun, satu rangkai, yang selalu bersatu, rukun dan damai. Contoh kalimat yang mengandung gaya bahasa simbolisme : ... dage alimbubu kami enterem Universitas Sumatera Utara dibata idah kami la pilih kami ... Terjemahannya : ... wahai kalimbubu kami semua Tanpa kecuali, Tuhan kami yang tampak Pada kalimat tersebut dibata idah adalah merupakan simbol dari kalimbubu, sesuai dengan kedudukan dan fungsinya di dalam adat istiadat. Contoh berikutnya : ... ilebuh kami anak beru kami sebab enge aleng – aleng kami ... Terjemahannya : ... kami memanggil anak beru kami sebab dialah perantara kami ... Pada kalimat tersebut anak beru disimbolkan sebagai aleng – aleng. Secara harafiah kata aleng – aleng berarti alat – alat dapur. Di dalam pesta – pesta adat, aleng – aleng inilah yang mempunyai peranan di dalam mendukung pengadaan serta pembagian makanan. Dan yang berperan di dalam melaksanakan tugas ini adalah anak beru.

4.5 Struktur Teks Nyanyian Katoneng – katoneng