3. Metode Belah Dua atau
Split-half Method
Metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali. Metode ini dilakukan dengan cara membelah item atau butir
soal. Ada dua cara membelah butir soal, yaitu: a
Membelah atas item-item genap dan item-tem ganjil yang selanjutnya disebut belahan ganjil genap.
b Membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu separo
jumlah pada nomor-nomor awal dan separo pada nomor-nomor akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-akhir.
c. Karakteristik Butir Soal
1. Daya Pembeda
Kusaeri 2014: 107 mengungkapkan bahwa daya pembeda adalah kemampuan sebuah soal membedakan siswa yang pandai
dan kurang. Widoyoko 2014: 136 menambahkan bahwa daya pembeda adalah indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan
butir soal membedakan antara peserta tes yang pandai kelompok atas dengan peserta tes yang kurang pandai kelompok bawah
diantara peserta tes. Sedangkan menurut Rusdiana 2015: 167 daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal dapat
membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang tidak atau kurang atau belum
menguasai materi yang ditanyakan. Berdasarkan ketiga pendapat di atas dapat disumpulkan bahwa daya beda adalah kemampuan
suatu butir soal membedakan siswa yang pandai kelompok atas dan kurang kelompok bawah.
2. Tingkat Kesukaran
Widoyoko 2014: 132 mengatakan bahwa tingkat kesukaran soal adalah proporsi peserta tes menjawab dengan benar terhadap
suatu butir soal. Suwarto 2013: 106 menyatakan bahwa tingkat kesukaran adalah peluang untuk menjawab benar pada butir tes
dan pada tingkat kemampuan tertentu. Kusaeri 2014:106 menambahkan tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab
benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Sulistyorini 2009: 173
menambahkan bahwa tingkat kesukaran soal harus seimbang yaitu adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara
proporsional. Proporsi tingkat kesukaran soal harus dibuat seimbang, yakni jumlah soal sama untuk ketiga kategori tersebut
dan proporsi jumlah soal untuk ketiga kategori tersebut berdasarkan kurva normal. Perbandingan antara soal mudah-
sedang-sukar bisa dibuat 3-4-3. Artinya, 30 soal kategori mudah, 40 soal kategori sedang, dan 30 soal kategori sukar.
Perbandingan lainnya menurut Widoyoko 2014: 136 yaitu 25 soal kategori mudah, 50 soal kategori sedang, dan 25 soal
kategori sukar.
Dari pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab benar pada suatu
butir soal pada tingkat kemampuan tertentu.
3. Pengecoh