B. Pembahasan
Dalam pembahasan
berisi tentang
penjelasan langkah-langkah
pengembangan tes hasil belajar dan kualitas tes hasil belajar.
1. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
a. Potensi dan Masalah
Penelitian selalu berangkat dari adanya potensi dan masalah. Potensi dan masalah dalam penelitian ini berdasarkan hasil analisis
kebutuhan dengan melakukan wawancara terhadap guru SD. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V SD Kanisius
Condongcatur. Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pembuatan soal tes hasil belajar,
peneliti memperoleh keterangan bahwa guru mempunyai pengalaman dalam membuat soal tes hasil belajar. Soal tes hasil belajar yang di
buat guru belum mencakup semua taraf kognitif Taksonomi Bloom yang telah direvisi. Anderson 2010: 6 menjabarkan enam ranah
kognitif Taksonomi Bloom yang telah direvisi yang terdiri dari mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta. Soal tes yang dibuat guru sampai pada tahap ke dua pada dimensi kognitif Taksonomi Bloom yaitu memahami. Jadi soal
tes yang dibuat oleh guru belum membuat siswa untuk berpikir tingkat tinggi dan soal yang dibuat guru tidak bisa digunakan untuk melihat
sampai sejauh mana tingkat kemampuan siswa. Pada saat membuat soal tes guru tidak membuat kisi-kisi soal terlebih dahulu. Hal tersebut
belum sesuai dengan prosedur pengembangan tes hasil belajar, dimana seperti yang telah dijelaskan di bab II langkah awal pengembangan
soal tes menurut Mardapi 2008: 88 yaitu menyusun spesifikasi tes yang terdiri dari kegiatan menentukan tujuan tes, menyusun kisi-kisi
tes, dan menentukan panjang tes. Selain itu, guru terkadang tidak membuat soal tes sendiri tetapi mengambil soal-soal dari Lembar
Kerja Siswa LKS dan buku paket yang dimiliki guru. Guru kesulitan membuat soal tes yang memiliki kualitas baik karena keterbatasan
waktu. Ketika membuat soal tes hasil belajar guru tidak pernah melakukan uji validitas dan reliabilitas serta menganalisis daya
pembeda, tingkat kesukaran, dan analisis pengecoh. Hal tersebut belum sesuai dengan prosedur pembuatan tes. Mardapi 2008: 88
mengatakan bahwa menganalisis butir soal seperti menguji validitas dan reliabilitas harus dilakukan karena untuk mengetahui efektivitas
butir soal sebelum digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Berdasarkan
hasil analisis
kebutuhan tersebut
peneliti menyimpulkan bahwa guru membutuhkan contoh tes hasil belajar
matematika yang berkualitas baik yang sudah teruji validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan analisis pengecoh.
Potensi dalam penelitian ini yaitu mengembangkan tes hasil belajar matematika pada kompetensi dasar 1.2 menggunakan faktor prima
untuk menentukan KPK dan FPB untuk siswa kelas V SD.
b. Pengumpulan Data