Tujuan Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran Kooperatif

Dengan kata lain mereka selalu dilibatkan secara aktif, model ini digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. 24 Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya dalam bentuk stimulus. Stimulus tersebut dapat berbentuk verbalbahasa, visual, auditif, taktik, dan lain-lain. Ada dua cara yang membantu siswa agar pesan tersebut mudah diterima. Cara pertama perlu adanya pengulangan sehingga membantu siswa dalam memperkuat pemahamannya. Cara kedua adalah siswa menyebutkan kembali pesan yang disampaikan guru kepadanya. Cara pertama dilakukan oleh guru sedangkan cara kedua menjadi tugas siswa melalui pertanyaan yang disampaikan guru kepada siswa. 25 Dalam pelaksanaan pembelajaran Time Token Arends ada beberapa langkah-langkah, sebagai berikut : 1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar. 2 Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi klasikal. 3 Guru memberi tugas pada siswa. 4 Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon pada tiap siswa. 5 Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau memberi komentar. Satu kupon untuk satu kesempatan berbicara. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang 24 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014, Cet. 5, h. 239. 25 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, Cet. 2, h. 214. kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya hingga semua anak berbicara. 6 Guru memberi sejumlah nilai berdasarkan waktu yang digunakan tiap siswa dalam berbicara. 26

a. Kelebihan Model Time Token Arends :

- Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasinya. - Siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali - Siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran - Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi - Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapatnya

b. Kekurangan Model Time Token Arends :

- Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu saja - Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak - Memerlukan banyak waktu untuk persiapkan dan dalam proses pembelajaran, karena semua siswa harus berbicara satu persatu sesuai jumlah kupon yang dimilikinya. - Siswa yang aktif tidak bisa mendominasi dalam kegiatan pembelajaran.

C. Hakikat Pendidikan IPS

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Sumaatmadja, pelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi 26 Huda, op. cit., h. 240. kebutuhan materilnya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya. 27 Sedangkan menurut Djahiri dan Ma’mun IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang- cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. 28 Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sosial yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, psikologi sosial. 29 IPS sebagai ilmu pengetahuan baru mulai diketengahkan dalam Kurikulum Sekolah tahun 1975 SMP-SMA dan tahun SPG. Mata pelajaran ini berperan memfungsionalkan dan merealisasikan ilmu-ilmu sosial yang bersifat teoritik ke dalam dunia kehidupan nyata di masyarakat. 30 Oleh karena substansi materinya, IPS mengintegrasikan dan mengorganisasikannya secara pedagogik dari berbagai ilmu sosial yang diperuntukkan untuk pembelajaran di tingkat persekolahan, sehingga 27 Rudy Gunawan, Pendidikan IPS : Filosofi, Konsep, dan Aplikasi, Bandung: Alfabeta, 2013, Cet. 2, h. 106. 28 Ibid. 29 Trianto,Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, cet.2, h. 171. 30 Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masyitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung: UPI PRESS, 2006, h. 3.