Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
penulis memperoleh rata-rata post-test 93. Sehingga penulis memperoleh rata- rata skor gain 0,83. Nilai terendah pada pre-test kelas kontrol adalah 30 dan
nilai tertinggi adalah 75. Data menunjukkan bahwa pada post-test kelas eksperimen nilai terendah adalah 55 dan nilai tertinggi adalah 100. Dapat
disimpulkan bahwa nilai terendah dan tertinggi pada post-test kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai pre-test.
Sementara itu, dari deskripsi nilai kelas kontrol yang penulis peroleh, nilai rata-rata pre-test adalah 39,72. Pada kelas ini, penulis tidak
menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends pada pembelajaran IPS. Setelah memberikan 3 kali perlakuan tanpa menggunakan
model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends, penulis memperoleh rata-rata post-test 51,52 Penulis memperoleh rata-rata skor gain
adalah 0,17. Hal ini berarti skor gain kelas eksperimen lebih tinggi daripada skor gain kelas kontrol. Nilai pre-test terendah 25 dan nilai tertinggi adalah
70. Data menunjukkan pada post-test nilai terendah adalah 20 dan nilai tertinggi adalah 90. Dapat disimpulkan bahwa nilai terendah dan nilai
tertinggi pada post-test kelas kontrol juga lebih tinggi daripada nilai pre-test. Sebelum menguji hipotesis, penulis juga menganalisis normalitas dan
homogenitas data. Tujuan dari analisis normalitas ini adalah untuk mengetahui apakah data yang diperoleh di penelitian ini berdistribusi normal
atau tidak. Hasil normalitas bisa dilihat dengan membandingkan nilai signifikansi yaitu 0.05. Sementara itu, tujuan dari analisis homogenitas adalah
untuk mengetahui apakah data atau sampel di kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen atau heterogen.
Setelah itu dilakukan uji Normalitas data pretest pada kelas eksperimen. Hasil uji normalitas data pretest kelas eksperimen berada pada
distribusi tidak normal dengan Sig 0,05 0,035 0,05 dengan N jumlah responden 35 siswa dan taraf
signifikansi α = 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H
ditolak dan sampel berdistribusi tidak normal.
Untuk uji normalitas data posttest pada kelas eksperimen berada pada distribusi tidak normal dengan Sig 0,05 0,000 0,05 dengan N jumlah
responden 35 siswa dan taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa H ditolak dan sampel berdistribusi tidak normal.
Selanjutnya dilakukan uji normalitas data pretest pada kelas kontrol. Hasil uji normalitas data pretest kelas kontrol berada pada distribusi tidak
normal dengan Sig 0,05 0,003 0,05 dengan N jumlah responden 36 siswa dan taraf signifikansi
α = 0,05. Hal ini menunjukan bahwa H ditolak
dan sampel berdistribusi tidak normal. Selanjutnya dilakukan uji normalitas data posttest pada kelas kontrol.
Hasil uji normalitas data posttest kelas kontrol berada pada distribusi normal dengan Sig 0,05 0,386 0,05 dengan N jumlah responden 36 siswa dan
taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H
diterima dan sampel berdistribusi normal.
Selanjutnya dilakukan uji normalitas data selanjutnya adalah pengujian homogenitas data. Dari hasil perhitungan pretes kelas eksperimen dan kelas
kontrol Sig 0,05 0,011 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi
α = 0,05 5 H ditolak yang berarti variansi populasi kedua
variabel tidak homogen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak homogen.
Sedangkan pada perhitungan posttest kelas eksperimen dan kontrol Sig 0,05 0,303 0,05. Hal ini menujukkan bahwa
α = 0,05 5 H diterima
yang berarti variansi populasi kedua variabel homogen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi homogen.