Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen

D. Pembahasan

Kelas yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua kelas yaitu kelas VII.5 sebagai kelas kontrol dan VII.6 sebagai kelas eksperimen. Kemudian instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa tes berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban yaitu a,b,c, dan d. untuk setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan untuk jawaban yang salah diberi skor 0. Tes tersebut pada materi perkembangan kehidupan dan kebudayaan pada masa pemerintahan Kolonial Eropa di kelas VII semester dua. Pada saat penelitian, diberikan dua kali tes yaitu pre-test yang diberikan pada awal pertemuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan, dan yang kedua yaitu post-test yang yang diberikan setelah perlakuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan. Hari pertama penelitian dilakukan di kelas eksperimen melakukan kegiatan perkenalan guru dengan siswa kemudian menjelaskan tentang tujuan pembelajaran di kelas VII.6, kemudian dengan mengerjakan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan dengan model pembelajaran. Selanjutnya hari kedua penelitian guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends, setelah guru menjelaskan materi, guru membagi kelompok untuk berdiskusi. Hari ketiga atau hari terakhir dalam penelitian melakukan kegiatan dengan mengerjakan tes akhir yang sudah diberi model pembelajaran yaitu post-test untuk mengetahui kemampuan siswa yang setelah diberi perlakuan. Kendala yang dialami peneliti yaitu siswa yang susah diatur dan cara untuk mengatur siswa, peneliti harus tegas menghadapinya. Dengan cara tegas itulah siswa dapat diatur oleh peneliti dan tidak membuat keributan dalam menjalankan pembelajaran. Setelah melakukan penelitian di sekolah, peneliti membuat uji instrument dan uji hipotesis. Pada saat perlakuan di kelas kontrol dan kelas eksperimen, hasil di kelas eksperimen lebih tinggi. Hal ini dikarenakan kelas eksperimen menjadikan siswa aktif dan kreatif. Siswa didorong tidak hanya belajar mengandalkan ingatan saja. Tetapi juga guru menciptakan suasana produktif dan menyenangkan. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Time Token Arends merupakan model pembelajaran keterampilan sosial khususnya dalam mengemukakan pendapat. Dalam pelaksanannya siswa dituntut untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran dengan mengungkapkan buah pikirannya untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Sedangkan model konvensional di kelas kontrol, siswa hanya mendengarkan guru yang sedang menerangkan materi, sehingga siswa tidak semuanya memperhatikan guru, maka siswa kurang mendapatkan informasi tentang materi yang diajarkan guru. Berdasarkan data hasil penelitian analisis data diatas, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Dari hasil perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana hasil belajar siswa pada kelas eksperimen jauh lebih besar dibandingkan dengan siswa pada kelas kontrol. Hal ini dapat disimpulkan, bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII SMPN 87 Jakarta. Hal ini terbukti pada data yang diambil dari 35 siswa kelas eksperimen, penulis dapat menjelaskan dengan singkat mengenai data yang diperoleh dari siswa sebelum dianalisis. Deskripsi kelas eksperimen memiliki rata-rata pre- test 52,57 sebelum menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends. Setelah diberi 3 kali perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends,