C. Tindak Tutur dan Tindak Tutur Direktif
1. Tindak Tutur
Tindak tutur Speech Act atau penuturan adalah pengujaran kalimat untuk mengatakan agar suatu maksud dari pembicara diketahui pendengar, atau
seluruh komponen linguistis dan nonlinguistis yang meliputi suatu perbuatan bahasa yang utuh, yang menyangkut partisipan, bentuk penyampaian amanat,
topik, dan konteks amanat itu Harimurti Kridalaksana, 2001:171. Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa tindak tutur merupakan suatu tindakan berbahasa
yang menekankan pada fungsi bahasa dan pemakaiannya dalam komunikasi. Sebuah tuturan tidak hanya dipahami juga makna kata-kata yang dikehendaki oleh
penuturnya. Tindak tutur merupakan rangkaian dari percakapan yang terjadi dalam
peristiwa tutur. Dalam tindak tutur sangat diperhitungkan suatu tuturan itu dapat mengekspresikan sikap penutur sehingga mitra tutur mampu menangkap pesan
yang tersirat di dalamnya. Secara garis besar Austin merumuskan tiga macam tindak tutur yaitu:
1 Lokusi locutionary, yaitu tindakan mengatakan sesuatu dan makna sesuatu yang dikatakan dalam arti ”berkata” atau tindak tutur dalam
bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Searle 1969 menyebut tindak tutur lokusi ini dengan istilah tindak bahasa preposisi
prepositional act karena tindak tutur ini hanya berkaitan dengan makna. 2 Ilokusi ilocutionary yaitu apa yang dilakukan dalam tindak mengatakan
sesuatu. Tindak tutur ilokusi biasanya diidentifikasikan dengan kalimat performatif yang eksplisit. Tindak tutur ilokusi dapat ditemukan dalam
tuturan yang berkenaan dengan pemberian izin, mengucapkan terima kasih, menyuruh, menawarkan, dan menjanjikan. Makna tindak tutur
ilokusi berkaitan dengan nilai, yang dibawakan oleh preposisinya. 3 Perlokusi perlocutionary yaitu pengaruh yang dihasilkan dengan
mengatakan apa yang dikatakan. Dapat dikatakan juga bahwa tindak tutur perlokusi merupakan tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan
orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku nonlinguistik dari orang lain itu. Ada beberapa verba yang dapat menandai tindak tutur perlokusi
antara lain yaitu: membujuk, menipu, mendorong, membuat jengkel, menakut-nakuti, menyenangkan, melegakan, mempermalukan, menarik
perhatian dan sebagainya Abdul Chaer, Leonie Agustina, 2004:53. Suatu tindak tutur melibatkan para pemakai komunikator dan
komunikan dan pemakaian bahasa. Dalam hubungan tersebut terkandung nilai- nilai sosial budaya tertentu. Artinya dari tuturan seseorang dapat ditentukan atau
setidaknya dapat diperkirakan atau ditafsirkan identitas orangnya dan status kelompok sosialnya, perilaku dan pandangan hidupnya; tipe, arah, isi, dan
makna tuturannya, dan sebagainya. Secara garis besarnya dapat diketahui bahwa, nilai-nilai yang terdapat dibalik tutur bahasa dapat diketahui dengan
mengkajinya sebagai sistem dalam suatu kebudayaan menurut pemakainya.
2. Tindak Tutur Direktif