berkomunikasi, karena sekarang sedang berhadapan dengan Dewa, maka dia menggunakan ragam bahasa krama.
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya TT memohon adalah faktor tujuan pertuturan. Selain itu faktor status sosial juga erat kaitannya dalam
memperkuat terjadinya TT tersebut. P yang hanya seorang manusia sudah selayaknya menaruh hormat kepada Dewanya. Intonasi yang menurun juga
melatarbelakangi terjadinya TT tersebut.
12. Tindak Tutur Memperingatkan
Memperingatkan adalah memberitahukan sesuatu kepada orang lain agar orang lain tersebut tidak jadi melakukan sesuatu, karena sesuatu tersebut akan
berakibat tidak baik. Jadi tindak tutur memperingatkan adalah tindak dengan pertuturan yang dilakukan penutur, untuk memberitahu bahwa apa yang akan
dilakukan mitra tutur tersebut tidak baik. Untuk lebih jelasnya dapat diamati pada contoh berikut.
Konteks tuturan :
Bratasena sangat senang apabila diperbolehkan tinggal selamanya di dalam guwa garba ’perut’ Dewaruci, tetapi Dewaruci memperingatkan Bratasena
bahwa sekarang belum saatnya.
Bentuk tuturan :
B : Waaaah, bingah manah kula menawi tetela mekaten dipunparengna kula
mapan wonten ing ngriki selaminipun. ’Waaaah, bahagia hati saya apabila saya diizinkan berada di sini
selamanya.’
DR : Aja ngger, iku durung wancine.
’Jangan nak, itu belum saatnya.’ 24
Tindak tutur tersebut dilakukan oleh Bratasena P dan Dewaruci MT. Keduanya berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan status sosial dan jarak sosial,
Dewaruci berkedudukan lebih tinggi karena Dewaruci adalah dewa dan usianya lebih tua daripada Bratasena. P memberitahukan keinginannya untuk tetap tinggal
di dalam guwa garba ’perut’ Dewaruci. MT menanggapinya dengan melarang. Tuturan MT tidak dimaksudkan untuk memberitahu tetapi lebih dimaksudkan
untuk memperingatkan P agar mempertimbangkan keinginannya, karena memang belum saatnya P tinggal di tempat tersebut.
Kalimat ”Aja ngger, iku durung wancine.” ’Jangan nak, itu belum saatnya.’ merupakan penanda lingual TT memperingatkan. Faktor yang
mempengaruhi terjadinya TT memperingatkan adalah faktor tujuan pertuturan. MT berniat untuk memperingatkan kepada P, bahwa belum saatnya tinggal di
tempat tersebut. Apabila sudah saatnya nanti P pasti akan mendapatkan tempat yang diinginkannya itu.
13. Tindak Tutur Menganjurkan
Menganjurkan adalah meminta orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai dengan niat baik penutur. Jadi tindak tutur menganjurkan adalah tindak pertuturan
yang disampaikan penutur kepada mitra tutur agar mitra tutur melakukan sesuatu sesuai dengan maksud baik penutur. Untuk memahami jenis tindak tutur ini dapat
diperhatikan contoh berikut.
Konteks tuturan :
Madrim sebenarnya berat hati menjalankan apa yang menjadi suratan takdirnya, yaitu harus masuk ke dalam kawah Candradimuka. Namun Pandhu
menganjurkan agar jangan mengeluh, karena nasib seperti apapun harus tetap dijalani.
Bentuk tuturan :
M : Sinuwun, boten nyana menawi nyabrang nglampahi ingkang nggegirisi
sinuwun. ’Sinuwun, tidak menyangka kita melewati hal-hal yang mengerikan
seperti ini sinuwun.’ Pnd
: Wis, wis yayi Madrim, aja nggresula. Lelakon ngono adile yen mung dilakoni.
’Sudah, sudah dik Madrim, jangan mengeluh. Nasib seperti ini adilnya kalau hanya dilakukan.’25
Tuturan yang terjadi antara Madrim dan Pandhu tersebut dilakukan dalam suasana tegang. P berjenis kelamin wanita sedangkan MT berjenis kelamin laki-
laki. Madrim mengeluh atas nasib yang menimpa mereka, dan berat hati untuk menjalaninya. Namun dengan sifat ksatria, Pandhu berbesar hati menerima
keadaan ini dan menganjurkan kepada istrinya Madrim agar jangan mengeluh, tetap tabah dan menjalankannya dengan ikhlas.
Frasa ”aja nggresula” ’jangan mengeluh’ merupakan penanda lingual TT menganjurkan yang pertama. Kemudian diperkuat dengan kalimat berikutnya
”Lelakon ngono adile yen mung dilakoni.” ’Nasib seperti ini adilnya kalau hanya dilakukan.’sekaligus sebagai penentu TT menganjurkan yang kedua. Faktor
suasana merupakan faktor yang mempengaruhi mitra tutur melakukan TT menganjurkan. Dalam keadaan yang tidak ada pilihan lain, lebih baik kondisi
seperti ini dijalani dengan ikhlas. Daripada terus menyiksa batin dengan meratapi nasib dan terus mengeluh.
14. Tindak Tutur Mengharap