Tindak Tutur Menginterogasi Bentuk Tindak Tutur Direktif dalam Pertunjukkan Wayang Dewaruci oleh Dalang Ki Manteb Soedharsono

Frasa ”mangga mawon” ’silakan saja’ merupakan penanda lingual TT mempersilakan. Faktor yang mempengaruhi TT mempersilakan adalah faktor penutur. Dalam hal ini penutur merasa penasaran mengenai keadaan Bratasena.

21. Tindak Tutur Menginterogasi

Menginterogasi adalah tindak pertuturan yang dilakukan penutur dengan tujuan agar mitra tutur mengungkapkan apa yang telah terjadi atau apa yang dirasakannya. Untuk memahami jenis tindak tutur ini, dapat diperhatikan pada contoh tuturan berikut. Konteks tuturan : Pandhita Durna menginterograsi Bratasena mengenai usahanya dalam mencari kayu gung susuhing angin ’kayu besar sarang nafsu’. Bentuk tuturan : PD : Oh lole-lole putraku ngger Bratasena, piye-piye kabare? Mara matura gus ’Oh lole-lole anakku nak Bratasena, bagaimana kabarnya? Kemari bicaralah gus’ B : Waaah pengestumu bapa, wis ketemu kayu gung susuhing angin tandhane aku ketemu dewa bapa Bayu lan kaki Indra kepara aku diparingi sesupe arane Sesotya Mustika Manik Candrama. ’Waaah berkat restumu bapak, sudah menemukan kayu besar sarang nafsu tandanya saya bertemu Dewa bapak Bayu dan Kakek Indra, malahan saya diberi cincin Sesotya Mustika Manik Candrama.’ 37 Tindak tutur tersebut terjadi antara Pandhita Durna dengan Bratasena. P dan MT berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan status sosial dan jarak sosial, Pandhita Durna berkedudukan lebih tinggi karena Pandhita Durna adalah guru dan usianya lebih tua dari Bratasena. Pandhita Durna merasa penasaran bagaimana usaha Bratasena dalam mencari kayu gung susuhing angin ’kayu besar sarang nafsu’. Klausa ”piye-piye kabare” ’bagaimana kabanya’ merupakan penanda lingual TT menginterogasi. Klausa tersebut bermakna menginterogasi MT. Faktor tujuan pertuturan menjadi faktor penentu terjadinya TT menginterogasi. Konteks tuturan : Dewaruci mengintrogasi mengapa Bratasena berada di dalam samudra. Bentuk tuturan : DR : Bratasena sira manjing telenging samudra ana wigati apa? ’Bratasena kamu berada di dalam samudra ada perlu apa?’ B : Waaah upaya tirta pawitra. ’Waaah mencari tirta pawitra.’ 38 Tuturan tersebut dilakukan oleh Dewaruci dengan Bratasena. P dan MT berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan status sosial dan jarak sosial, Dewaruci berkedudukan lebih tinggi karena Dewaruci adalah dewa dan usianya lebih tua dari Bratasena. Dewaruci menginterogasi Bratasena, mengapa dia sampai menyelam ke dalam samudra, ada keperluan apa. MT tanggap dengan interogasi dari P, maka dari itu MT menjawab dengan tuturan ”upaya tirta pawitra.” ’mencari tirta pawitra’. Klausa ”ana wigati apa” ’ada perlu apa’ merupakan penanda lingual TT menginterogasi. Faktor tujuan pertuturan menjadi faktor penentu terjadinya TT menginterogasi.

22. Tindak Tutur Melarang