Tindak Tutur Merayu Tindak Tutur Menantang

tuturan P. Kemudian diikuti dengan tindakkan Bratasena yang tetap pergi untuk mencari ilmu kesempurnaan.

8. Tindak Tutur Merayu

Data 19 PD : Bratasena, anakku wong bagus, eneng apa Bratasena kok beda temen lawan padatan? Bratasena yenta pancen kowe ki nduweni gegayuhan, gegayuhan apa? Mara prasajakna ’Bratasena, anakku yang tampan, ada apa Bratasena kok berbeda sekali dengan keseharianmu? Bratasena kalau memang kamu itu punya cita-cita, cita-cita apa? Ke sini ungkapkanlah’ B : Bapa guru, apa kira-kira aku bakal bisa kasembadan yenta darbe gegayuhan? ’Bapak guru, apa kira-kira saya akan mampu meraih cita-cita?’ 19 Tuturan itu terjadi antara Pandhita Durna P dengan Bratasena MT. Pandhita Durna penasaran melihat wajah Bratasena yang resah dan tampak berbeda dengan biasanya. Dengan sedikit merayu Pandhita Durna mencoba menanyai Bratasena, dengan maksud ingin mengetahui hal apa yang menjadikannya seperti itu. Dalam tuturan tersebut dapat ditemukan adanya TI yang dilakukan oleh Pandhita Durna dengan fungsi merayu yaitu ”Bratasena yenta pancen kowe ki nduweni gegayuhan, gegayuhan apa? Mara prasajakna” ’Bratasena kalau memang kamu itu punya cita-cita, cita-cita apa? Ke sini ungkapkanlah’. Berdasarkan reaksi yang dilakukan oleh Bratasena dalam hal ini sebagai MT, maka MT telah melakukan TP yaitu menjawab dengan tuturan ”Bapa guru, apa kira-kira aku bakal bisa kasembadan yenta darbe gegayuhan?” ’Bapak guru, apa kira-kira saya akan mampu meraih cita-cita?’ yang antusias terhadap tuturan P.

9. Tindak Tutur Menantang

Data 20 Kt : Keparat, Anoman ki? ’Keparat, kamu ya Anoman?’ A : Iya, arep ngapa Kartamarma? ’Iya, mau apa Kartamarama?’ 20 Tuturan tersebut terjadi antara Kartamarma P dengan Anoman MT. Tuturan yang dilakukan Kartamarma tersebut bermakna menantang Anoman, karena situasi tegang maka terjadilah adu mulut yang kemudian berlanjut dengan adu fisik. Dari percakapan tersebut dapat dianalisis bahwa terjadi adanya TI dengan fungsi menantang yang dituturkan oleh Kartamarma yaitu ”Keparat, Anoman ki?” ’Keparat, kamu ya Anoman?’. Berdasarkan reaksi yang dilakukan oleh Anoman dalam hal ini sebagai MT, maka MT telah melakukan TP yaitu menjawab dengan tuturan ”Iya, arep ngapa Kartamarma?” ’Iya, mau apa Kartamarama?’ sebagai tanda membenarkan atas tuturan P.

10. Tindak Tutur Menyarankan Data 21