tersebut kemudian diikuti dengan TI yang dilakukan oleh P dengan fungsi meminta restu yaitu ”Pangestumu lumuntura Bapa.” ’Restumu mengalirlah
Bapak.’. Berdasarkan reaksi yang dilakukan oleh Pandhita Durna dalam hal ini sebagai MT, maka MT telah melakukan TP yaitu menjawab dengan tuturan
”Bratasena, anteping atimu anjalari katekan sedyamu, Bratasena.” ’Bratasena, teguhnya hatimu membuat cita-citamu berhasil, Bratasena.’ sebagai tanda
memberikan restu kepada P.
6. Tindak Tutur Mengingatkan
Data 17
PD : Eneng apa ngger, Permadi?
’Ada apa nak, Permadi?’ P
: Bapa, menika sampun wanci bedhug tengah ari dhawuh paduka menawi wanci tengah bedhug kakang Bratasena mboten timbul, paduka sumedya
sumusul. ’Bapak, sekarang sudah tengah hari, perintah anda apabila sudah tengah
hari kakak Bratasena tidak keluar, anda bersedia menyusul.’
PD : Oiya yah ukarane tembungmu kang mangkono mau tegese bubukake
kangmasmu Bratasena marang Bapa. Ya, taksusule kangmasmu. ’Oiya ya kata-katamu yang seperti itu maksudnya menyerahkan kakakmu
Bratasena kepada Bapak. Iya, saya susul kakakmu.’17
Tuturan tersebut terjadi antara Permadi P dengan Pandhita Durna MT. Tuturan yang dilakukan Permadi tersebut bermakna mengingatkan
Pandhita Durna sesuai dengan perintahnya. Apabila sudah tengah hari Bratasena belum muncul ke permukaan maka Pandhita Durna bersedia menyusulnya ke
dalam samudra. Dalam tuturan tersebut dapat ditemukan adanya TI yang dilakukan oleh Permadi dengan fungsi mengingatkan seperti pada tuturan ”Bapa,
menika sampun wanci bedhug tengah ari dhawuh paduka menawi wanci tengah bedhug kakang Bratasena mboten timbul, paduka sumedya sumusul.” ’Bapak,
sekarang sudah tengah hari, perintah anda apabila sudah tengah hari kakak Bratasena tidak keluar, anda bersedia menyusul.’. Berdasarkan reaksi yang
dilakukan oleh Pandhita Durna dalam hal ini sebagai MT, maka MT telah melakukan TP yaitu menjawab dengan tuturan ”Oiya yah ukarane tembungmu
kang mangkono mau tegese bubukake kangmasmu Bratasena marang Bapa. Ya, taksusule kangmasmu.”
’Oiya ya kata-katamu yang seperti itu maksudnya menyerahkan kakakmu Bratasena kepada Bapak. Iya, saya susul kakakmu.’ yang
kemudian bergegas untuk menyusul Bratasena ke dalam samudra.
7. Tindak Tutur Memaksa
Data 18
A : Bali
’Kembali’ B
: Bacut ’Terlanjur’
A : Bali, kudu bali
’Kembali, harus kembali’18
Tindak tutur tersebut terjadi antara Anoman dengan Bratasena. Tuturan yang dilakukan Anoman tersebut bermakna memaksa Bratasena agar
menghentikan keinginannya untuk mencari ilmu kesempurnaan yang berada di telenging samudra. Dari percakapan tersebut dapat dianalisis bahwa terjadi
adanya TI dengan fungsi memaksa yang dituturkan oleh Anoman yaitu ”Bali, kudu bali” ’Kembali, harus kembali’. Berdasarkan reaksi yang dilakukan oleh
Bratasena dalam hal ini sebagai MT, maka MT telah melakukan TP yaitu menjawab dengan tuturan ”Bacut” ’Terlanjur’ sebagai tanda tidak setuju atas
tuturan P. Kemudian diikuti dengan tindakkan Bratasena yang tetap pergi untuk mencari ilmu kesempurnaan.
8. Tindak Tutur Merayu