Tindak tutur tersebut terjadi antara Semar dan Gareng. P dengan MT sama-sama berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan jarak sosial, Semar
berkedudukan lebih tinggi karena Semar usianya lebih tua daripada Gareng. Semar bertanya kepada anak-anaknya siapa yang mengetahui lagu Pocung selain
lagu yang baru saja dinyanyikannya. Kemudian tiba-tiba Gareng muncul dan menyela pertanyaan ayahnya tersebut, karena dia mengetahui syairnya, dan
kemudian dia menyanyikannya. Frasa ”kula ngertos” ’saya tahu’ merupakan penanda lingual TT menyelainterupsi. Sedangkan faktor yang melatarbelakangi
terjadinya TT menyelainterupsi adalah isi pertuturan.
17. Tindak Tutur Menegur
Menegur adalah memberitahukan sesuatu kepada orang lain, bahwa tindakannya atau ucapannya salah. Jadi tindak tutur menegur adalah tindak
pertuturan yang disampaikan penutur kepada mitra tutur, bahwa apa yang dilakukan atau diucapkan mitra tutur tersebut adalah salah. Untuk memahami
jenis tindak tutur ini dapat diamati pada contoh berikut.
Konteks tuturan :
Kunthi mencoba menegur Bratasena agar tidak terlalu larut dalam pencarian ilmunya. Apalagi ilmu tersebut berasal dari Durna, yang bukan rahasia
lagi bahwa Durna bukan guru kebatinan melainkan guru perang.
Bentuk tuturan :
K : Anakku ngger, anakku bocah bagus Bratasena aja banget-banget
anggonmu kesengsem ngelmu lan manehe Durna iku dudu guru ngelmu, nanging gurune wong perang Bratasena.
’Anakku nak, anakku yang tampan Bratasena jangan terlalu terlena oleh ilmu, apalagi Durna itu bukan guru ilmu, tetapi gurunya orang perang.’
B : Babu Kunthi, yen ora kleru sing paring piwulang laku bekti karo guru
rak ya babu Kunthi. Ya gene kenapa saiki kowe mambengi? ’Ibu Kunthi, kalau tidak salah yang mengajarkan patuh pada guru kan
juga ibu Kunthi. Mengapa sekarang kamu menghalangi?’ 32 Tuturan tersebut terjadi antara Kunthi dan Bratasena. Sebagai seorang ibu
pasti menginginkan yang terbaik bagi anaknya, tidak akan rela melihat anaknya celaka. Kunthi menegur Bratasena agar tidak terlalu larut dalam ilmunya, apalagi
Durna itu bukan guru ilmu melainkan gurunya orang perang. Teguran tersebut dimaksudkan untuk mengingatkan MT bahwa dia sedang terlena dengan ajaran
gurunya. Kalimat ”Anakku ngger, anakku bocah bagus Bratasena aja banget-
banget anggonmu kesengsem ngelmu lan manehe Durna iku dudu guru ngelmu, nanging gurune wong perang Bratasena.” ’Anakku nak, anakku yang tampan
Bratasena jangan terlalu terlena oleh ilmu, apalagi Durna itu bukan guru ilmu, tetapi gurunya orang perang.’ merupakan penanda lingual TT menegur. Faktor
tujuan pertuturan melatarbelakangi terjadinya TT menegur. Seorang ibu seperti Kunthi tidak ingin melihat anaknya sengsara, sebelum terlanjur maka Kunthi
menegur Bratasena.
18. Tindak Tutur Memarahi