Tuturan itu terjadi antara Pandhita Durna P dengan Sengkuni MT. Tuturan yang dilakukan Pandhita Durna tersebut bermakna mempersilakan
Sengkuni segera berangkat untuk mencari Bratasena. Dalam tuturan tersebut dapat ditemukan adanya TI dengan fungsi mempersilakan yang dilakukan Pandhita
Durna seperti pada tuturan ”Mangga mawon, mangga Dhi Sengkuni, ning samad sinamadan kebak ing pengati-ati.” ’Silakan saja, silakan Dik Sengkuni, tetapi
tetap waspada dan berhati-hati.’. Berdasarkan reaksi yang dilakukan oleh Sengkuni dalam hal ini sebagai MT, maka MT telah melakukan TP yaitu dengan
bergegas berangkat mencari Bratasena.
21. Tindak Tutur Menginterogasi Data 37
PD : Oh lole-lole putraku ngger Bratasena, piye-piye kabare? Mara matura
gus ’Oh lole-lole anakku nak Bratasena, bagaimana kabarnya? Kemari
bicaralah gus’ B
: Waaah pengestumu Bapa, wis ketemu kayu gung susuhing angin tandhane aku ketemu dewa bapa Bayu lan kaki Indra kepara aku
diparingi sesupe arane Sesotya Mustika Manik Candrama. ’Waaah berkat restumu bapak, sudah menemukan kayu gung susuhing
angin tandanya saya bertemu Dewa bapak Bayu dan Kakek Indra, malahan saya diberi cincin Sesotya Mustika Manik Candrama.’ 37
Tuturan tersebut terjadi antara Pandhita Durna P dengan Bratasena MT. Tuturan yang dilakukan Pandhita Durna tersebut bermakna menginterogasi
Bratasena karena diliputi rasa penasaran bagaimana hasil pencarian kayu gung susuhing angin ’kayu besar sarang nafsu’ yang dilakukan oleh Bratasena. Dalam
tuturan tersebut dapat ditemukan adanya TI dengan fungsi menginterogasi yang dilakukan oleh Pandhita Durna seperti pada tuturan ”Oh lole-lole putraku ngger
Bratasena, piye-piye kabare? Mara matura gus” ’Oh lole-lole anakku nak Bratasena, bagaimana kabarnya? Kemari bicaralah gus’. Berdasarkan reaksi yang
dilakukan oleh Bratasena dalam hal ini sebagai MT, maka MT telah melakukan TP yaitu menjawab dengan tuturan ”Waaah pengestumu bapa, wis ketemu kayu
gung susuhing angin tandane aku ketemu dewa bapa Bayu lan kaki Indra kepara aku diparingi sesupe arane Sesotya Mustika Manik Candrama.” ’Waaah berkat
restumu bapak, sudah menemukan kayu gung susuhing angin tandanya saya bertemu Dewa bapak Bayu dan Kakek Indra, malahan saya diberi cincin Sesotya
Mustika Manik Candrama.’ yang antusias terhadap tuturan Pandhita Durna.
Data 38
DR : Bratasena sira manjing telenging samudra ana wigati apa?
’Bratasena kamu berada di dalam samudra ada perlu apa?’ B
: Waaah upaya tirta pawitra. ’Waaah mencari tirta pawitra.’ 38
Tindak tutur tersebut terjadi antara Dewaruci P dengan Bratasena MT. Tuturan yang dilakukan Dewaruci tersebut bermakna menginterogasi Bratasena
mengenai maksud kedatangannya di dasar samudra. Dalam tuturan tersebut dapat ditemukan adanya TI dengan fungsi menginterogasi
yang dilakukan oleh Dewaruci seperti pada tuturan ”Bratasena sira manjing telenging samudra ana
wigati apa?” ’Bratasena kamu berada di dalam samudra ada perlu apa?’. Berdasarkan reaksi yang dilakukan oleh Bratasena dalam hal ini sebagai MT,
maka MT telah melakukan TP yaitu menjawab dengan tuturan ”Waaah upaya tirta pawitra.” ’Waaah mencari tirta pawitra.’ yang antusias terhadap tuturan P.
22. Tindak Tutur Melarang Data 39