Personal Siswa Situasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa baik di rumah
rumus tanpa menekankan pada pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya, padahal apabila siswa dapat memahami konsepnya dengan baik tentu siswa akan
dapat menyelesaikan soal yang beragam bentuknya. Selain itu, berdasarkan studi PISA yang soal-soalnya mengujikan masalah
yang bersifat kontekstual dapat dikatakan bahwa siswa belum mahir dalam menyelesaikan masalah kontekstual. Karena pada kenyataan pembelajaran di
sekolah guru lebih sering menyajikan contoh soal atau memberikan latihan soal yang bersifat to the point dan tanpa konteks yang jelas. Soal-soal yang sering
digunakan siswa adalah soal-soal yang kurang atau bahkan tidak menggunakan konteks. Padahal penting untuk menggunakan masalah kontekstual dalam
pembelajaran matematika, karena masalah yang sudah dikenal siswa dalam kehidupan sehari-hari akan membantu siswa untuk membangun pengertian
terhadap fakta, konsep dan prinsip matematika. Satu hal yang juga perlu diperhatikan dalam pembelajaran matematika
adalah metode atau model pembelajaran yang diterapkan guru di kelas. Jika berdasarkan KTSP materi pelajaran matematika yang harus disampaikan kepada
siswa cukup padat maka kebanyakan guru menggunakan metode ceramah yang dianggap praktis dan efisien. Ketika guru menjelaskan materi di depan kelas,
siswa duduk mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan guru sehingga pembelajaran terpusat kepada guru. Siswa lebih sering diberikan rumus-rumus
dan latihan soal yang penyelesaiannya hanya cukup menggunakan rumus yang diberikan sehingga siswa cenderung menghafal rumus-rumus yang diberikan.
Dengan begitu siswa kurang mendapat kesempatan untuk memahami dan mengembangkan konsep materi itu sendiri.
Model Creative Problem Solving CPS merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk mengatasi lemahnya
pemahaman konsep siswa. Pada dasarnya model CPS merupakan sebuah proses pembelajaran yang menuntun siswa untuk membangun pengetahuannya. Proses
pembelajaran dengan model CPS yang diawali dengan tahap menemukan fakta, menemukan masalah, menemukan gagasan, menemukan solusi dan tahap terakhir
menemukan penerimaan. Dengan aktivitas tersebut siswa akan belajar dan
Faktor penyebab
Solusi
Pengaruh
membentuk pemahamannya sendiri. Dengan masalah matematika yang beragam dan bersifat kontekstual diikuti dengan keterampilan pemecahan masalah dan
kreativitas siswa dalam merencanakan penyelesaian masalah maka siswa dapat memahami konsep secara menyeluruh dan tidak hanya sekedar menghafal rumus-
rumus. Melalui bagan, kerangka berpikir penelitian dapat disajikan sebagai berikut:
Kerangka berpikir Bagan 2.3
Rendahnya pemahaman
konsep matematika
1. Pembelajaran masih
terpusat pada
guru teacher-centered
2. Siswa belum
terbiasa dalam
menyelesaikan persoalan kontekstual.
Model Creative Problem Solving menemukan fakta,
menemukan masalah, menemukan gagasan,
menemukan solusi, menemukan penerimaan
+ Penggunaan masalah
kontekstual
Tahapan model Creative Problem Solving disertai
penggunaan masalah kontekstual dapat membangun
pemahaman konsep matematika siswa, meliputi
aspek translasi, interpretasi dan ekstrapolasi
Tingginya pemahaman
konsep matematika