Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tabel di atas menunjukkan perbedaan gagasan dari masing-masing kelompok. Siswa memberikan gagasan yang berbeda mengenai penyelesaian masalah untuk menentukan biaya pembuatan taplak meja. Pada tahapan ini siswa dibawa untuk mengetahui konsep apa yang harus digunakan untuk menyelesaikan masalah. Tahap keempat yaitu menemukan solusi. Ide dan gagasan yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya diterapkan untuk memecahkan masalah yang disajikan pada ilustrasi. Pada tahapan ini diharapkan siswa dapat menemukan solusi terbaik dalam penyelesain permasalahan. Gambar 4.2 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS-1 Tahap Menemukan Solusi Tahap kelima yaitu menemukan penerimaan. Pada tahap ini siswa diminta melakukan pengecekan terhadap solusi-solusi yang telah dilakukan, kemudian kembali memberikan sebuah kesimpulan. Gambar 4.3 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS-1 Tahap Menemukan Penerimaan Setelah seluruh tahapan pada LKS telah selesai, salah satu siswa perwakilan dari kelompoknya mempresentasikan jawaban mereka. Hal ini bertujuan untuk meluruskan apabila terdapat jawaban yang tidak sesuai. Gambar 4.4 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompoknya Pada kel as kontrol, pembelajarannya menggunakan model konvensional dalam hal ini sekolah tempat penelitian menggunakan metode ekspositori. Sama seperti kelas eksperimen, sebelum memulai pembelajaran guru membuka pelajaran dengan kegiatan pendahuluan. Guru menjelaskan materi di depan kelas kemudian memberikan contoh-contoh soal yang dikerjakan siswa dengan bantuan guru. melakukan tanya jawab, memberikan latihan soal yang sama dengan kelas eksperimen. Gambar 4.5 Siswa Mengerjakan Latihan Soal Setelah penjelasan materi dan contoh-contoh soal, guru menyajikan soal latihan untuk siswa. Latihan soal yang dikerjakan kelas kontrol sama dengan soal- soal yang diberikan di kelas eksperimen. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihan soal. Setelah latihan soal selesai, beberapa siswa menuliskan jawabannya di papan tulis untuk di bahas bersama dengan guru guna meluruskan jawaban dan pemahaman yang salah.

2. Hasil Tes Pemahaman Konsep Matematika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Selain aktivitas belajar di kelas, hasil tes akhir juga mempengaruhi hasil penelitian. Tes akhir pemahaman konsep segiempat siswa dilakukan pada akhir pembelajaran. Soal tes diberikan pada 31 siswa kelas eksperimen dan 32 siswa kelas kontrol. Pada awal pembelajaran jumlah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sebanyak 36 siswa. Tepat saat tes akhir dilaksanakan, terjadi penambahan jumlah kelas di sekolah tempat di adakan penelitian sehingga jumlah siswa kelas eksperimen berkurang 5 siswa yang mulanya berjumlah 36 siswa menjadi 31 siswa dan kelas kontrol berkurang 4 siswa yang mulanya berjumlah 36 siswa menjadi 32 siswa. Tetapi hal ini tidak mengganggu jalannya penelitian hingga tes akhir dilaksanakan. Dalam penelitian ini terdapat tiga indikator pemahaman konsep yang diukur peneliti, yaitu:

a. Translasi

Indikator translasi diwakili oleh soal post test nomor 1, 2a, dan 2b. Di bawah ini akan disajikan soal dan perbandingan jawaban siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada soal nomor 1. Sebuah lembaga antariksa sedang mengamati pergerakan benda asing yang berada di atmosfer bumi. Pada awal pengamatan, benda tersebut berada di titik 4,3. Kemudian secara berturut-turut benda tersebut bergerak ke titik 8,10; 4,13; 0,10 dan kembali ke titik awal pengamatan. Gambarlah sketsa pergerakan benda tersebut Bangun apa yang terbentuk dari pergerakan benda tersebut? Soal tersebut menginformasikan empat titik koordinat dan siswa diminta melukiskan keempat titik tersebut dan menentukan bangun apa yang yang terbentuk. Untuk menjawabnya siswa harus mampu menterjemahkan titik-titik koordinat tersebut ke bidang kartesius dan mengidentifikasi bangun datar apa yang terbentuk dari titik-titik koordinat yang dihubungkan satu sama lain berdasarkan konsep sifat bangun datar. Gambar 4.6 Contoh Jawaban Posttest Siswa Eksperimen pada Indikator Translasi Gambar 4.7 Contoh Jawaban Posttest Siswa Kontrol pada Indikator Translasi Kedua gambar di atas merupakan contoh jawaban posttest siswa dari kedua kelas yang tepat. Dari Gambar 4.6 terlihat bahwa siswa mampu menggambarkan keempat titik koordinat dan menyimbolkan masing-masing titik-titik tersebut dengan abjad dan meghubungkannya menjadi sebuah bangun layang-layang. Gambar 4.7, siswa juga mampu menggambarkan keempat titik koordinat dan menghbungkannya menjadi sebuah bangun layang-layang. Tetapi tidak seperti jawaban siswa kelas eksperimen, jawaban siswa kelas kontrol tidak dilengkapi keterangan gambar dimasing-masing titik koordinat. Dari kedua gambar di atas dapat disimpulkan kemampuan translasi siswa kelas eksperimen sedikit lebih baik dibandingkan siswa kontrol tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini sesuai dengan hasil uji perbedaan dua rata-rata dan perhitungan skor tes pemahaman konsep dikedua kelas yang menunjukkan skor rata-rata kelas eksperimen yaitu 3,14 sedangkan skor rata-rata kelas kontrol yaitu 2,84.

b. Interpretasi

Indikator interpretasi diwakili oleh soal post test nomor 3 dan 4. Di bawah ini akan disajikan perbandingan jawaban siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada soal nomor 4. Pak Sofyan memiliki sebuah kebun pisang berbentuk persegi yang kelilingnya 92 m. Pak Rahmat memiliki kebun singkong yang berbentuk persegi panjang yang salah satu sisinya berukuran 26 m. Jika keliling kebun Pak Sofyan dan Pak Rahmat sama, kebun siapakah yang lebih luas? Soal di atas adalah persoalan menetukan luas kebun yang diketahui keliling dan salah satu sisinya saja. untuk dapat menjawabnya siswa harus memahami konsep keliling persegi dan persegi panjang serta luas persegi dan persegi panjang untuk dapat menentukan luas kebun tersebut. Gambar 4.8 Contoh Jawaban Posttest Siswa Eksperimen pada Indikator Interpretasi Gambar 4.9 Contoh Jawaban Posttest Siswa Kontrol pada Indikator Interpretasi Kedua gambar di atas merupakan contoh jawaban posttest siswa dari kedua kelas yang tepat. Dari Gambar 4.9, siswa menjawab dengan jawaban yang sistematis, dengan terlebih duahulu mencari panjang sisi kebun persegi dari keliling yang ada baru mencari luas kebun persegi. Sama halnya dengan cara mencari luas kebun yang berbentuk persegi panjang, terlebih dahulu siswa mencari panjang kebun dari keliling. Jawabannya disusun dengan sistematis dan sesuai algoritma. Sedangkan Gambar 4.10, siswa kelas kontrol sama tepatnya dalam menentukan kedua luas kebun. Tidak seperti jawaban siswa kelas

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap kemampuan penalaran adaptif matematis siswa eksperimen di salah satu SMP Negeri di Depok

9 47 208

Pengaruh penggunaan model pembelajaran creative problem solving: CPS termodifikasi terhadap hasil belajar siswa pada konsep hukum newton tentang gravitasi

3 36 0

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) BERBANTUAN CD INTERAKTIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMA KELAS X

4 30 338

Pengaruh Model Collaborative Problem Solving terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa

22 57 161

Pengaruh Model Pembela jaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kemampuan Penalaran Analogi Matematik Siswa

1 27 309

PENGARUH CREATIVE PROBLEM SOLVING DAN KEMAMPUAN Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Pemahaman Konsep Ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 7 Surakarta Ta

0 3 11

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN DENGAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS).

0 2 25

MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FLUIDA STATIS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA.

0 1 39

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII melalui penerapan model pembelajaran creative problem solving (CPS) berbasis kontekstual

1 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA E. Deskripsi Teori 7. Model Pembelajaran Creative Problem Solving a. Pengertian Model Pembelajaran Creative Problem Solving - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CPS (CREATIVE PROBLEM SOLVING) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI MENGHIT

0 0 38