Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

translasinya untuk menyelesaikan persoalan matematika. Sedangkan nilai rata-rata siswa pada indikator ekstrapolasi adalah skor rata-rata yang paling rendah dibandingkan dua indikator lainnya. Nilai rata-rata siswa pada indikator ekstrapolasi yaitu 49,25. Hal ini menunjukkan bahwa hampir sebagian siswa kelas eksperimen masih kurang cakap dalam menggunakan kemampuan ekstrapolasinya dibandingkan kemampuan siswa terhadap dua indikator lainnya. Serupa dengan kelas eksperimen, pada kelas kontrol, nilai rata-rata siswa pada indikator translasi adalah nilai rata-rata yang paling tinggi di atas indikator intepretasi dan ekstrapolasi. Nilai rata-rata siswa pada indikator translasi yaitu 71,00 yang artinya sebagian besar siswa kelas kontrol sudah cakap dalam menggunakan kemampuan translasinya untuk menyelesaikan persoalan matematika. Sedangkan nilai rata-rata siswa pada indikator ekstrapolasi adalah nilai rata-rata yang paling rendah. Nilai rata-rata siswa pada indikator ekstrapolasi yaitu 24,25. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas kontrol masih kurang cakap dalam menggunakan kemampuan ekstrapolasinya dibandingkan kemampuan siswa terhadap dua indikator lainnya. Secara lebih jelas perbedaan nilai rata-rata siswa berdasarkan indikator pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam diagram berikut ini: Grafik 4.2 Nilai Rata-Rata Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Pemahaman Konsep 78.5 67.25 49.25 71 52.75 24.25 20 40 60 80 100 Translasi Interpretasi Ekstrapolasi eksperimen kontrol Diagram di atas menunjukkan pencapaian skor rata-rata pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dilihat dari indikator pemahaman konsep menurut Bloom. Pada indikator translasi, kelas eksperimen memiliki skor rata-rata lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan selisih 0,89. Begitu pula dengan indikator interpretasi, skor rata-rata kelas eksperimen 1,11 lebih tinggi daripada kelas kontrol. Untuk indikator ekstrapolasi, skor rata- rata kelas eksperimen 1 lebih tinggi daripada kelas kontrol. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata pemahaman konsep kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, baik indikator translasi, interpretasi maupun ekstrapolasi.

B. Analisis Data

Sebelum menguji kesamaan rata-rata kedua kelas tersebut dengan menggunakan analisis Independent Samples T Test, diperlukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu.

1. Uji Normalitas Tes Pemahaman Konsep Matematika Siswa

Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Kolmogorov- Smirnov dengan menggunakan perangkat PSPP. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dari kedua kelas berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan α yang telah ditetapkan. Hipotesis yang akan diujikan yaitu:  H = data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal  H 1 = data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Hasil perhitungan uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Tes Pemahaman Konsep Matematika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Eksperimen Kontrol N 31 32 Normal Parameters Mean 69.89 59.90 Std. Deviation 20.18 16.22 Most Exterme Differences Absolute .11 .11 Positive .07 .11 Negative -.11 -.11 Kolmogorof-Smirnof Z .63 .60 Asymp. Sig. 2-tailed .82 .86 Hasil uji normalitas pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan penerimaan H artinya data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal ini didapat dengan membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan α yang telah ditetapkan. Nilai signifikansi tes pemahaman konsep matematika siswa pada kedua kelas tersebut eksperimen = 0,82 dan kontrol = 0,86 lebih besar daripada harga α = 0,05 sehingga disimpulkan bahwa data skor pemahaman konsep matematika kedua kelas berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Tes Pemahaman Konsep Matematika Siswa

Uji homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji One Way ANOVA dengan menggunakan perangkat PSPP. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian kedua kelompok data sama homogen atau tidak. Sama seperti uji normalitas, untuk mengetahui data homogen atau tidak dapat dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan α yang telah ditetapkan. Hipotesis yag akan diujikan yaitu:  H = varian nilai pemahaman konsep matematika kedua kelas sama atau homogen;  H 1 = varian nilai pemahaman konsep matematika kedua kelas berbeda atau tidak homogen . Hasil perhitungan uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Tes Pemahaman Konsep Matematika Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Levene Statistics df1 df2 Significancy Nilai .81 1 61 .37 Hasil uji homogenitas menggunakan perangkat lunak PSPP pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan penerimaan H artinya varian nilai pemahaman konsep matematika kedua kelas sama atau homogen. Hal ini didapat dengan membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan α yang telah ditetapkan. Nilai signifikansi yang tertera pada hasil pengujian homogenitas tersebut signifikansi = 0,37 lebih besar daripada harga α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data skor pemahaman konsep matematika kedua kelas homogen.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian normalitas dan homogenitas telah menunjukkan bahwa data hasil tes pemahaman konsep matematika pada kedua kelas berdistribusi normal dan varians kedua kelas juga sama atau homogen, oleh karena itu pengujian kesamaan dua rata-rata dapat dilakukan dengan menggunakan analisis Independent Samples T Test. Hipotesis yang akan diujikan yaitu:  H = rata-rata pemahaman konsep matematika kelas eksperimen sama dengan rata-rata pemahaman konsep matematika kelas kontrol;  H 1 = rata-rata pemahaman konsep matematika kelas eksperimen tidak sama dengan rata-rata pemahaman konsep matematika kelas kontrol. Data hasil perhitungan dengan perangkat lunak PSPP disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Tes Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol t-test for Equality of Means t Df 95 Confidence Interval of The Sig. 2- Mean Std. Error Difference tailed Difference Difference Lower Upper 2.17 61 .03 10.00 4.62 .76 19.24 Hasil uji perbedaan rata-rata tes pemahaman konsep kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan penolakan H , artinya terdapat perbedaan secara signifikan antara pemahaman konsep matematika siswa pada kelas eksperimen dan kontrol pada taraf kepercayaan 95. Hal ini dapat diidentifikasi dari nilai signifikansi perhitungan signifikansi = 0,03 yang bernilai kurang dari nilai α = 0,05.

4. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pemahaman Konsep Matematika Berdasarkan Indikator

Berdasarkan deskripsi data hasil tes pemahaman konsep metematika per indikator translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi diperoleh hasil bahwa skor rata- rata indikator translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Selanjutnya untuk mengetahui apakah kemampuan translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi kelas eksperimen secara signifikan lebih tinggi daripada kemampuan translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi kelas kontrol maka dilakukanlah uji perbedaan dua rata-rata pemahaman konsep matematika siswa berdasarkan indikator antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang telah dilakukan dengan menggunakan PSPP dan SPSS lampiran 25 dan telah dirangkum pada tabel berikut ini :

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap kemampuan penalaran adaptif matematis siswa eksperimen di salah satu SMP Negeri di Depok

9 47 208

Pengaruh penggunaan model pembelajaran creative problem solving: CPS termodifikasi terhadap hasil belajar siswa pada konsep hukum newton tentang gravitasi

3 36 0

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) BERBANTUAN CD INTERAKTIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMA KELAS X

4 30 338

Pengaruh Model Collaborative Problem Solving terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa

22 57 161

Pengaruh Model Pembela jaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kemampuan Penalaran Analogi Matematik Siswa

1 27 309

PENGARUH CREATIVE PROBLEM SOLVING DAN KEMAMPUAN Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Pemahaman Konsep Ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 7 Surakarta Ta

0 3 11

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN DENGAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS).

0 2 25

MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FLUIDA STATIS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA.

0 1 39

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII melalui penerapan model pembelajaran creative problem solving (CPS) berbasis kontekstual

1 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA E. Deskripsi Teori 7. Model Pembelajaran Creative Problem Solving a. Pengertian Model Pembelajaran Creative Problem Solving - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CPS (CREATIVE PROBLEM SOLVING) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI MENGHIT

0 0 38