Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Semua indikator hasil belajar yang baik dapat dicapai apabila semua faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut dapat diatasi dan dilakukan
dengan baik serta kehati-hatian. Hasil belajar peserta didik yang berbeda merupakan salah satu pengaruh yang diberikan dari faktor tesebut seperti
gaya belajar yang berbeda dari setiap peserta didik. Berdasarkan observasi yang dilakukan dapat dilihat bahwa data hasil
belajar siswa kelas XII IPS di MAN 2 Bogor didapati beberapa peserta didik dengan hasil belajar kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang
telah ditentukan oleh sekolah, maka baik guru ataupun sekolah dituntut agar dapat memberikan perubahan pada arah yang lebih baik, sehingga kegiatan
belajar mengajar di sekolah yang dilakukan oleh guru dapat dikatakan berhasil dengan melihat perubahan yang ada pada tingkat keberhasilan belajar
yang dicapai oleh peserta didik Terkait dengan teori belajar yang telah dikemukakan oleh Gestalt,
bahwasanya belajar merupakan proses kognitif untuk memecahkan masalah melalui berbagai cara, khususnya cara belajar dari peserta didik, sehingga jika
cara yang digunakan benar dan sesuai, maka peserta didik akan mendapatkan hasil belajar dalam bidang kognitifnya sesuai dengan kriteria yang sudah
ditentukan oleh sekolah. Faktor intelegensi merupakan salah satu faktor yang umumnya sering
menjadi pengaruh tingkat keberhasilan belajar dari setiap peserta didik, dan faktor ini juga yang membedakan tingkat keberhasilan belajar yang berbeda
pada setiap peserta didik, namun dalam hal ini intelegensi tidak saja berbicara pada soal kualitas otak yang dimiliki oleh peserta didik, tetapi bisa juga
mengarah pada kemampuan psikofisik untuk mereaksi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan cara yang tepat. Jadi, tingkat kecerdesan
atau intelegensi IQ tidak dapat diragukan lagi, bahwa ini menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa itu sendiri.
Pergantian kurikulum dari KTSP ke 2013 juga mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapai oleh peserta didik. Berdasarkan observasi yang
telah dilakukan bahwa pada pelaksanaan ujian nasional dengan aturan kurikulum 2013 terdapat beberapa masalah, salah satunya soal-soal yang ada
di ujian kan pada siswa kelas XII, memiliki tingkat kesulitan yang tinggi sehingga peserta didik diharapkan mempunyai tingkat analisis yang tinggi
terhadap soal tersebut. Hal inilah yang menjadikan guru dan pihak sekolah memberikan bimbingan dengan sering memberikan latihan soal-soal kepada
peserta didiknya. Selain itu, teknis dalam pelaksanaan ujian nasional pun juga menjadi
salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh semua sivitas yang ada di lingkungan sekolah. Pelaksanaan ujian nasional yang awalnya dengan paper
test dan setelah diterapkannya kurikulum 2013 maka ujian nasional dilaksanakan berstandar komputer, diakui oleh guru bahwa pelaksanan ujian
ini sedikit rumit. Jika hal ini tidak dapat diatasi, maka dampaknya akan berpengaruh pada hasil belajar yang akan diperoleh oleh peserta didik.
Mengenai informasi atau penjelasan mengenai materi pelajaran yang diberikan kepada peserta didik, khususnya pelajaran yang memiliki
kompetensi dasar yang cukup banyak, seringkali keterbatasan waktu yang dimiliki menjadi penghambat tersampainya materi pelajaran kepada siswa
secara utuh tersebut. Keterbatasan waktu yang dimiliki dalam kegiatan belajar mengajar,
bisa diatasi dengan pengadaan program bimbingan belajar bagi peserta didik. Namun, program bimbingan belajar yang tidak sesuai dengan rencana dan
aturan dari pihak sekolah juga akan menimbulkan masalah dalam kegiatan belajar peserta didik.
Selanjutnya, menurut Nana Syaodih dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989 pendidikan dilaksanakan dalam bentuk
bimbingan, pengajaran dan latihan. Perkataan bimbingan mempunyai dua makna, secara umum artinya sama dengan mendidik, atau menanamkan nilai-
nilai, membina moral, mengarahkan siswa supaya menjadi lebih baik. Bimbingan juga mempunyai arti khusus, yaitu sebagai suatu upaya program
membantu mengoptimalkan perkembangan siswa.
11
Sebagai seorang pendidik, peran guru tidak hanya sekedar pengajar peserta didik, melainkan guru juga berperan sebagai pembimbing. Menurut
Mulyasa, sebagai pembimbing guru juga harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh,
menggunakan petunjuk perjalanan serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
12
Artinya, dalam hal ini tugas guru yaitu dituntut untuk dapat merencanakan tujuan pembelajaran dan dapat mengidentifikasi kompetensi
yang hendak dicapai peserta didik, guru juga harus melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini agar peserta didik menjadi lebih aktif
dalam proses berlangsungnya pembelajaran, kemudian guru juga harus dapat memaknai kegiatan belajar yang telah dilakukan, sehingga siswa pun dapat
merasakan dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Dan yang paling penting guru harus melaksanakan penilaian.
Berkaitan dengan mata pelajaran ekonomi, yang merupakan bagian
dari ilmu ekonomi, dimana menurut PA.Samoelson dikutip oleh Nur Laily, bahwa ilmu ekonomi merupakan studi bagaimana orang-orang dan
masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang, dengan menggunakan sumber daya yang terbatas, tetapi dapat digunakan dalam
berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa serta
11
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, Cet. 5, h. 233.
12
Mulyasa, op. cit., h. 41.
mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi sekarang dan di masa mendatang, kepada berbagai orang dan golongan masyarakat.
13
Selain itu ruang lingkup ilmu ekonomi pun dibagi menjadi dua
bagian, yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Ilmu ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari mengenai perilaku individu dalam
rangka memenuhi kebutuhannya secara khusus, dengan aspek analisa diantaranya analisa biaya dan manfaat, teori permintaan dan penawaran,
elastisitas, model-model pasar, industri, teori harga, teori produksi dan lai- lain. Sedangkan ilmu ekonomi makro ilmu yang mempelajari perilaku
masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya yang menyeluruh agregat dengan aspek analisa diantara nya pendapatan nasional, kesempatan kerja,
inflasi, investasi, neraca pembayaran dan lain-lain. Melihat kompleksnya masalah serta banyak nya materi yang ada
dalam mata pelajaran ekonomi, maka guru pun dituntut untuk melaksanakan kegiatan belajar dengan efektif dan seefisen mungkin untuk memberikan
pengetahuan-pengetahuan yang ada dalam ilmu ekonomi tersebut, baik yang sifatnya makro maupun mikro dengan memanfaatkan waktu seefisen
mungkin. Karena dalam kegiatan pembelajaran di sekolah khususnya jenjang SMA ilmu tersebut baik makro ataupun mikro sudah mulai diajarkan kepada
siswa sehingga dalam kehidupan nyata di masyarakat nanti siswa dapat mengamalkan dan menerapkannya mengenai hal yang ia dapatkan di sekolah
tersebut. Agar tersampai nya materi secara utuh, dengan keterbatasan waktu
yang dimiliki, maka perlu adanya penambahan waktu belajar dengan cara membuat atau melaksanakan program bimbingan belajar di sekolah, guna
untuk membantu guru dan peserta didik demi terciptanya suasana belajar yang diinginkan terhadap hasil belajar yang diinginkan pula.
13
Nur Laily dan Budiyono, Teori Ekonomi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013, hal. 2.
Mengenai bimbingan belajar Bernard Fullmer yang dikutip oleh Aip Badrujaman mendefinisikan “Bimbingan sebagai segala kegiatan yang
bertujuan meningkatkan realisasi setiap individu”.
14
Kutipan yang sama oleh Aip Badrujaman menjelaskan Gysbers Henderson yang mengemukakan bahwa potensi yang dikembangkan dalam
kurikulum “bimbingan merupakan seperangkat kompetensi berupa tugas perkembangan siswa”.
15
Jadi, bimbingan merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan untuk membantu suksesnya kurikulum yang ada di sekolah dan suatu
kegiatan yang mengarah pada perkembangan potensi serta kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik dengan berpedoman pada kurikulum yang ada.
Berbagai pertimbangan yang ada, maka untuk itu sekolah berinisiatif untuk membuat suatu program bimbingan belajar agar bisa meningkatkan
hasil belajar peserta didiknya, dengan harapan melalui program bimbingan belajar yang dilakasanakan di lingkungan sekolah ini, yang dilakukan dengan
cara penguatan dari tiap materi serta pemberian dan pengulangan akan latihan-latihan soal yang diberikan kepada peserta didik, peserta didik di
sekolah tersebut mendapatkan hasil belajar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh semua pihak yang berada dalam lingkungan sekolah tersebut.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam program bimbingan tersebut diharapkan dapat membantu peserta didik dalam menghadapi masalah
belajarnya dan memberikan pengalaman untuk menyelesaikan nya dengan pemberian latihan-latihan soal serta penguatan materi, sehingga ketika
dihadapkan pada test yang berisi soal-soal yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi, mereka sudah mengetahui serta berpengalaman dalam
14
Aip Badrujaman, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling, Jakarta: PT.Indeks, 2014, Cet.4, h. 26-27.
15
Ibid.,
menyelesaikan soal-soal tersebut dengan cara-cara yang telah diberikan dalam bimbingan belajar yang diberikan.
Apabila hal seperti ini tidak dilakukan dengan perhitungan yang matang, maka apa yang akan terjadi pada tingkat keberhasilan peserta didik,
apalagi khususnya pada peserta didik yang memang memerlukan hasil belajar yang baik, guna diperuntukan untuk dapat mengikuti tes ujian masuk
ke perguruan tinggi, mereka akan mengalami kesulitan dalam hal tersebut. Berdasarkan masalah-masalah diatas maka penulis berasumsi bahwa
program bimbingan belajar memang harus ada dan dilakukan oleh setiap sekolah, untuk dapat membantu siswa nya mendapatkan tingkat keberhasilan
belajar yang diinginkan, serta mengatasi masalah belajarnya dan agar siswa mampu meningkatkan hasil belajar nya, maka atas dasar inilah penulis ingin
mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Program Bimbingan Belajar terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas
XII IPS MAN 2 Bogor.” B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar peserta didik yang kurang dari KKM. 2. Intelegensi yang dimiliki peserta didik berbeda-beda.
3. Pergantian kurikulum pendidikan. 4. Teknis pelaksanaan ujian nasional yang cukup rumit.
5. Kurangnya waktu belajar yang diberikan. 6. Pelaksanaan bimbingan yang tidak sesuai dengan program yang ada.