Pengaruh Program Bimbingan Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XII IPS di MAN 2 Bogor

(1)

KELAS XII IPS DI MAN 2 BOGOR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

NURHIKMALASARI

NIM. 1112015000055

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

ABSTRAK

Nurhikmalasari. 1112015000055. Pengaruh Program Bimbingan Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XII IPS di MAN 2 Bogor. SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.2016.

Penelitian yang berjudul Pengaruh Program Bimbingan Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa kelas XII IPS di MAN 2 Bogor ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi, serta memberikan manfaat berupa kemudahan kepada siswa dalam belajar serta bahan kajian untuk evaluasi program bagi sekolah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dengan bentuk pilihan ganda. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara program bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XII di MAN 2 Bogor. Hasil ini ditunjukan pada nilai Sig sebesar 0,032 pada koefisien regresi lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 (0,032 < 0,05) dengan pengujian hipotesis juga dapat ditunjukan bahwa thitung > ttabel atau ditafsirkan dengan nilai 2,175 > 1,987. Maka dalam penelitian Ha = diterima dan Ho = ditolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara program bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XII IPS di MAN 2 Bogor. Dengan demikian peningkatan hasil belajar ekonomi siswa dipengaruhi oleh program bimbingan belajar.


(7)

ii

result of economics lesson study of social sciences student twelfth grade in Islamic Senior High School 2 Bogor. SKRIPSI. Educational Department of Social Sciences. Tarbiyah Faculty and Teaching. State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.

The aim of study to determine the influence of tutoring program on learning outcomes of IPS Economy class XII students in Islamic Senior High School 2 Bogor.

This research is using correlational method and quantitative approach. For taking samples is done by simple random sampling technique. The research instrument used is a questionnaire in multiple choice. Meanwhile, data analysis technique used is a simple linear regression.

The results show that there is significant influence between tutoring program on learning outcomes in Economy class XII students of MAN 2 Bogor. These results are shown in the Sig amounted to 0,032 and on the regression coefficient that is smaller than the probability value 0.05 (0.032 <0.05). By hypothesis testing can also be shown that t count> t table or interpreted by a value of 2.175> 1.987. Thus, the value of Ha received and Ho rejected. This phenomenon shows that there is a significant influence between tutoring program to the learning outcomes of IPS Economy of class XII students in MAN 2 Bogor. As the result, the learning outcome of students was affected by the Economy tutoring program.


(8)

iii

KATA PENGANTAR





 Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji syukur, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat-Nyalah skripsi yang berjudul “Pengaruh Program Bimbingan Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi Kelas XII IPS di MAN 2 Bogor dapat diselesaikan, walaupun banyak kendala dalam penyelesaiannya. Selanjutanya shalawat serta salam semoga terlimpah curah kepada junjungan alam, baginda Nabi Muhammad SAW. Nabi akhirul zaman yang telah membawa umat dari jalan kegelapan menuju jalan ridha Allah. Tak lupa juga salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada keluarganya, para sahabat dan tabi’in serta seluruh umatya hingga akhir zaman. Aamiin.

Penulis menyadari sesungguhnya dalam penyelesaian skripsi ini tentu masih banyak kelemahan kemampuan penulis dalam berfikir serta fasilitias yang dimiliki oleh penulis, oleh karena itu tentu dari berbagai aspek dalam skripsi ini masih banyak kekurangannyan. Sungguhpun demikian, penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, yang dalam prosesnya tidak sedikit cobaan, ujian serta hambatan yang dihadapi, namun Alhamdulillah atas berbagai bantuan, bimbingan serta saran dari semua pihak memberikan kemudahan bagi penulis hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Bapak Syaripulloh, M.Si., selaku Sekretasris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang selama ini membantu


(9)

iv

3. Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA., selaku dosen Pembimbing

Akademik, yang telah memberikan nasihat-nasihat pada tiap semester yang telah dilalui oleh penulis.

4. Dosen pembimbing skripsi, Dr. H. Nurochim, MM., dan Neng Sri Nuraeni, M.Pd., terimakasih atas bimbingan, arahan dan waktu nya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen, Staf dan Karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengetahuan, pemahaman serta pelayanan selama penulis melaksanakan studi.

6. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kemudahan serta layanan baik selama studi maupun dalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Guru, Staf dan Karyawan MAN 2 Bogor. Terutama Bapak Hawasi, M.Pd., selaku Kepala Sekolah, Ibu Sri Ningsih Nurhayati, S.E., dan Ibu Lela Solihah, S.E., selaku guru mata pelajaran ekonomi, tidak lupa juga kepada siswa-siswi kelas XII IPS MAN 2 Bogor yang telah bersedia menjadi responden.

8. Ayahanda tercinta Nyamat dan Ibunda tersayang Mamih, yang telah menyayangi Ananda dengan penuh kasih sayang, memberikan dorongan dan semangat yang disertai dengan pengorbanan, serta mendo’akan Ananda untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Tak lupa pula Kakak ku, Abudzar Al-Ghifari, S.Pd.I., terimakasih telah menjadi kakak terhebat dan telah menyayangi penulis dengan sepenuh hati.

10.Keluarga Besar Bapak Mutar (almarhum) yang aku sayangi dan banggakan, yang telah menjadi inspirasi dan motivasi bagi penulis.


(10)

v

11.Sahabat terbaik, Cut Aja Muliasari, Ismah, Herawati Suherli, Nenda Muslihah, Dede Tiara Rachamawaty, Fildzah Octaviani, Nurwidi Oktaria, Hani Pertiwi, Agustina Permatasari, dan Iis Mawati yang sudah mau berbagi ilmu, ada di saat susah maupun senang dan selalu menyemangati satu dan yang lain sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 12.Teman seperjuangan angkatan 2012 khusunya Konsentrasi Ekonomi yang

telah berjuang selama kuliah. Kalian menjadi tempat berbagai cerita sedih dan senang dan kalian sudah menjadi keluarga bagi penulis.

13.Sahabat PPKT SMPI Al-Muhlishin yaitu Nur Aini, Sri Utami, Farhan Fauzi Basalamah dan Yayang Mahendra Djamin, yang telah berjuang selama semester akhir serta memberikan motivasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Siti Latifah, Erni Muliawati, Silvia Junita dan Regina Septi Utami Sahabat terbaik selama SMA, serta sahabat sepermainan Vivi terimakasih kalian selalu menjadi motivator bagi penulis.

15.Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhirnya, penulis berharap atas semua amal baik yang telah diberikan semua pihak kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini semoga memberikan tambahan pahala serta mendapat rahmat dan Ridho-Nya Allah SWT.Aamiin. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bemanfaat bagi semua pihak. Aamiin yaa Robbal ‘alaamiin.

Jakarta, 25 September 2016


(11)

vi

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGATAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 13

A. Deskripsi Teoritik ... 13

1. Hasil Belajar ... 13

a. Pengertian Belajar ... 13

b. Ciri-ciri Belajar ... 14


(12)

vii

d. Jenis-jenis Belajar ... 16

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 18

f. Indikator Hasil Belajar ... 21

2. Program Bimbingan Belajar ... 23

a. Pengertian Bimbingan Belajar ... 23

b. Prinsip-prinsip Bimbingan Belajar ... 25

c. Masalah Kesulitan dalam Belajar ... 27

d. Teknik-Teknik Bimbingan Belajar ... 28

e. Upaya Guru Membantu Mengatasi Masalah Kesulitan Belajar ... 29

3. Mata Pelajaran Ekonomi ... 32

a. Pengertian Mata Pelajaran Ekonomi ... 33

b. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Ekonomi ... 33

c. Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi ... 34

B. Penelitian yang Relevan ... 34

C. Kerangka Berpikir ... 37

D. Pengajuan Hipotesis ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

B. Metodologi Penelitian ... 41

C. Populasi dan Sampel ... 41

D. Operasional Variabel Penelitian ... 42

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 44

F. Teknik Analisis Data ... 48


(13)

viii

1. Gambaran Umum MAN 2 Bogor ... 52

a. Sejarah Singkat Madrasah ... 52

b. Visi, Misi dan Tujuan ... 52

2. Karakteristik Responden ... 54

a. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

b. Data Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas ... 56

c. Data Penelitian ... 57

d. Tabulasi Angket Program Bimbingan Belajar ... 61

B. Pengujian Persyaratan Ananlisis dan Pengujian Hipotesis ... 74

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 74

2. Uji Asumsi Klasik ... 76

a. Uji Normalitas ... 76

b. Uji Heteroskedositas ... 77

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)... 78

3. Uji Linearitas ... 78

4. Uji Hipotesis ... 79

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

D. Keterbatasan Penelitian ... 84

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Implikasi ... 85

C. Saran... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(14)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Hasil Belajar ... 21

Tabel 2.2 Penelitian yang Relevan... 35

Tabel 3.1 Waktu Penyelesaian Skripsi ... 40

Tabel 3.2 Matrix Variabel Instrumen Program Bimbingan Belajar ... 46

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Program Bimbingan Belajar ... 47

Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas ... 56

Tabel 4.3 Data Responden dengan Nilai Angket Prgram Bimbingan Belajar dan Hasil Belajar Ekonomi ... 57

Tabel 4.4 Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Ekonomi dan Program Bimbingan Belajar ... 61

Tabel 4.5 Program Bimbingan Belajar Membantu Siswa dalam Belajar ... 61

Tabel 4.6 Guru Ekonomi Melaksanakan Tugas Bimbingan Belajar ... 62

Tabel 4.7 Guru Ekonomi Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar ... 62

Tabel 4.8 Guru Memberikan Cara Belajar yang Baik untuk Penguasaan Materi 63 Tabel 4.9 Guru Membantu Persiapan Ujian ... 63

Tabel 4.10 Guru Memberi Latihan Soal di Luar Jam Bimbingan Belajar ... 64

Tabel 4.11 Guru Memberikan Penilaian Setelah Soal dikerjakan ... 64

Tabel 4.12 Bimbingan Belajar dilakukan dengan Penggunaan Modul ... 65

Tabel 4.13 Penggunaan Modul Memudahkan Siswa dalam Mengerjakan Soal . 65 Tabel 4.14 Soal Latihan diberikan pada Materi yang Kurang dikuasai Siswa ... 66

Tabel 4.15 Teman Membantu Anda dalam Belajar ... 66


(15)

x

Tabel 4.18 Bimbingan Belajar Membantu Anda Memahami Pelajaran dengan

Baik ... 68

Tabel 4.19 Bimbingan Belajar Membantu Anda dalam Mengerjakan Ujian dengan Baik ... 68

Tabel 4.20 Bimbingan Belajar Memudahkan Anda dalam UNBK ... 69

Tabel 4.21 Bimbingan Belajar Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas ... 69

Tabel 4.22 Mengikuti Bimbingan Belajar Membantu Anda Mencapai KKM Belajar ... 70

Tabel 4.23 Kegiatan Pengayaan dalam Bimbingan Belajar ... 70

Tabel 4.24 Kegiatan Remedial Mendorong Anda Rajin Belajar ... 71

Tabel 4.25 Guru Memberikan Bahan Tertulis dalam Bimbingan Belajar ... 71

Tabel 4.26 Mengikuti Bimbingan Belajar Menjadikan Materi Ekonomi yang Sulit Mudah Anda Kerjakan ... 72

Tabel 4.27 Bimbingan Belajar Membuat Anda Memahami dan Menganalisa Soal dengan Baik ... 72

Tabel 4.28 Mengikuti Bimbingan Belajar Membantu Anda Mencapai SKL dengan Baik ... 73

Tabel 4.29 Mengikuti Bimbingan Belajar Membantu Anda mengikuti Tes ke Perguruan Tinggi ... 73

Tabel 4.30 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Program Bimbingan Belajar ... 74

Tabel 4.31 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 78

Tabel 4.32 Hasil Uji Linearitas ... 78


(16)

xi

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 38

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

Gambar 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas ... 56

Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Ekonomi ... 76


(17)

xii

Lampiran 1 Angket Program Bimbingan Belajar ... 90

Lampiran 2 Profil MAN 2 Bogor ... 94

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 104

Lampiran 5 Hasil Analisis Data ... 106

Lampiran 6 Biodata Penulis ... 110


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu wadah keberhasilan suatu bangsa menjadi bangsa yang maju dan terhormat dengan menjadikan anak-anak bangsa menjadi anak yang unggul dan kompeten, baik di negara sendiri maupun di negara lain bahkan unggul dan mampu bersaing dengan negara lain dengan berbagai wujud prestasi yang akan diukirnya. Pendidikan hendaknya dilaksanakan dengan baik guna mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri anak dengan berbagai dukungan baik dari pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan maupun sekolah sebagai pelaksana kegiatan belajar-mengajar.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”1

Mengenai pengertian pendidikan, seorang praktisi pendidikan yaitu Tardif yang dikutip dalam Psikologi pendidikan oleh Muhibbin Syah mengatakan bahwa “Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.” 2

1

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang, Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I.

2


(19)

Selanjutnya Mc.Leod yang dimuat dalam Muhibbin Syah mengartikan bahwa “Pendidikan berasal dari kata educate (mendidik) artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise to) dan mengembangkan (to evolve, to develop), dalam arti yang lebih sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.”3

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) “Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pendidikan.”4

Dapat diambil kesimpulan, bahwa pendidikan adalah proses yang dilakukan untuk merubah apa yang dimiliki oleh siswa yaitu mulai dari pengetahuannya, perilakunya serta keterampilan yang dilakukan oleh siswa dengan melakukan proses pendewasaan melalui kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru atau pendidik dengan menggunakan berbagai metode yang diberikan, sehingga segala perilakunya, pengetahuannya dapat digunakan sesuai kebutuhan.

Pendidikan sering dikaitkan dengan proses belajar. Belajar menurut Gestalt adalah suatu fenomena kognitif, dimana organisme mulai melihat solusi setelah memikirkan problem. Pembelajar akan memikirkan semua unsur yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dan menempatkannya bersama (secara kognitif) dalam satu cara dan kemudian cara-cara lainnya sampai problem terpecahkan.5

Keseluruhan sistem pendidikan menjelaskan bahwa tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam pendidikan, karena memberikan arah pada proses kegiatan pendidikan yang dilaksanakan. Peserta didik yang mencapai target tujuan-tujuan tersebut dianggap sebagai siswa yang berhasil. Sedangkan, siswa yang tidak mampu mencapai

3 Ibid. 4

Ibid. 5

Hergenhann dan Matthew H.Olson, Theories Of Learning (Teori Belajar) Edisi 7, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet.2, h. 291.


(20)

3

tujuan tersebut dapat dikatakan siswa yang mengalami kesulitan belajar. seorang siswa dikatakan telah berhasil dalam belajar apabila telah menguasai standar minimal ketuntasan yang telah ditentukan yang disebut dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).6

Penilaian yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik, merupakan bentuk potret dari hasil belajar yang dilakukan dari kegiatan belajar mengajar. Untuk dapat membantu peserta didik meningkatkan hasil belajar sesuai yang diharapkan oleh sekolah, guru, orang tua ataupun siswa itu sendiri, perlu adanya peran guru sebagai pembimbing, guru harus dapat memberikan bimbingan kepada peserta didik nya, baik bimbingan yang sifatnya akademis atau pengetahuan maupun bimbingan dalam perubahan akhlak atau tingkah laku pada diri siswa.

Indikator hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran. Peserta didik diberi kesempatan menggunakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang sudah mereka kembangkan selama pembelajaran dan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sudah ditentukan.7

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar setiap peserta didik diantaranya ada faktor yang berhubungan langsung dengan peserta didik atau ada dalam diri peserta didik (internal) serta faktor yang berasal dari luar (eksternal). Menurut Dalyono, faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik bisa berupa kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan emosi serta cara belajar yang dimiliki oleh peserta didik. Sedangkan faktor yang berasal dalam diri peserta didik dapat berupa keluarga, sekolah, masyarakat serta lingkungan sekitar.8

6

Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), h. 37.

7

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 3, h. 27.

8


(21)

“Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi berbagai faktor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika faktor-faktor tersebut dipenuhi, maka melalui pembelajaran, peserta didik dapat belajar dengan baik.”9

Kegiatan yang dilakukan ketika proses belajar mengajar adalah salah satu kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan, maka untuk itu terdapat faktor-faktor yang menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik, yang kita tidak bisa dilihat dengan satu kacamata saja yaitu peserta didik, tetapi dalam hal ini guru pun berperan dalam hal meningkatkan hasil belajar peserta didik menjadi lebih baik, sehinggga tingkat keberhasilan belajar peserta didik dapat dicapai dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas, telah dijelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta salah satunya dipengaruhi oleh faktor internal, dimana sekolah dalam hal ini menjadi salah satu faktor yang menentukan proses dan hasil belajar yang dimiliki oleh peserta didik.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang melaksanakan tugas untuk memberikan pengajaran dan membantu masalah belajar yang dihadapi oleh peserta didik. Maka, setiap proses pembelajaran yang terjadi di sekolah, terlibat di dalamnya unsur peserta didik atau siswa, guru, materi pelajaran serta media pembelajaran. Dengan diadakannya penilaian hasil belajar mengajar, akan dapat dilihat tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran, serta efektifitas strategi pemebelajaran yang digunakan.10

9

Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2015), Cet, 13, h. 39.

10

Fadhillah Suralaga, dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lemlit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), Cet. 1, h. 113.


(22)

5

Semua indikator hasil belajar yang baik dapat dicapai apabila semua faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut dapat diatasi dan dilakukan dengan baik serta kehati-hatian. Hasil belajar peserta didik yang berbeda merupakan salah satu pengaruh yang diberikan dari faktor tesebut seperti gaya belajar yang berbeda dari setiap peserta didik.

Berdasarkan observasi yang dilakukan dapat dilihat bahwa data hasil belajar siswa kelas XII IPS di MAN 2 Bogor didapati beberapa peserta didik dengan hasil belajar kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah, maka baik guru ataupun sekolah dituntut agar dapat memberikan perubahan pada arah yang lebih baik, sehingga kegiatan belajar mengajar di sekolah yang dilakukan oleh guru dapat dikatakan berhasil dengan melihat perubahan yang ada pada tingkat keberhasilan belajar yang dicapai oleh peserta didik

Terkait dengan teori belajar yang telah dikemukakan oleh Gestalt, bahwasanya belajar merupakan proses kognitif untuk memecahkan masalah melalui berbagai cara, khususnya cara belajar dari peserta didik, sehingga jika cara yang digunakan benar dan sesuai, maka peserta didik akan mendapatkan hasil belajar dalam bidang kognitifnya sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan oleh sekolah.

Faktor intelegensi merupakan salah satu faktor yang umumnya sering menjadi pengaruh tingkat keberhasilan belajar dari setiap peserta didik, dan faktor ini juga yang membedakan tingkat keberhasilan belajar yang berbeda pada setiap peserta didik, namun dalam hal ini intelegensi tidak saja berbicara pada soal kualitas otak yang dimiliki oleh peserta didik, tetapi bisa juga mengarah pada kemampuan psikofisik untuk mereaksi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan cara yang tepat. Jadi, tingkat kecerdesan atau intelegensi (IQ) tidak dapat diragukan lagi, bahwa ini menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa itu sendiri.


(23)

Pergantian kurikulum dari KTSP ke 2013 juga mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapai oleh peserta didik. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan bahwa pada pelaksanaan ujian nasional dengan aturan kurikulum 2013 terdapat beberapa masalah, salah satunya soal-soal yang ada di ujian kan pada siswa kelas XII, memiliki tingkat kesulitan yang tinggi sehingga peserta didik diharapkan mempunyai tingkat analisis yang tinggi terhadap soal tersebut. Hal inilah yang menjadikan guru dan pihak sekolah memberikan bimbingan dengan sering memberikan latihan soal-soal kepada peserta didiknya.

Selain itu, teknis dalam pelaksanaan ujian nasional pun juga menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh semua sivitas yang ada di lingkungan sekolah. Pelaksanaan ujian nasional yang awalnya dengan paper test dan setelah diterapkannya kurikulum 2013 maka ujian nasional dilaksanakan berstandar komputer, diakui oleh guru bahwa pelaksanan ujian ini sedikit rumit. Jika hal ini tidak dapat diatasi, maka dampaknya akan berpengaruh pada hasil belajar yang akan diperoleh oleh peserta didik.

Mengenai informasi atau penjelasan mengenai materi pelajaran yang diberikan kepada peserta didik, khususnya pelajaran yang memiliki kompetensi dasar yang cukup banyak, seringkali keterbatasan waktu yang dimiliki menjadi penghambat tersampainya materi pelajaran kepada siswa secara utuh tersebut.

Keterbatasan waktu yang dimiliki dalam kegiatan belajar mengajar, bisa diatasi dengan pengadaan program bimbingan belajar bagi peserta didik. Namun, program bimbingan belajar yang tidak sesuai dengan rencana dan aturan dari pihak sekolah juga akan menimbulkan masalah dalam kegiatan belajar peserta didik.

Selanjutnya, menurut Nana Syaodih dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989 pendidikan dilaksanakan dalam bentuk


(24)

7

bimbingan, pengajaran dan latihan. Perkataan bimbingan mempunyai dua makna, secara umum artinya sama dengan mendidik, atau menanamkan nilai-nilai, membina moral, mengarahkan siswa supaya menjadi lebih baik. Bimbingan juga mempunyai arti khusus, yaitu sebagai suatu upaya program membantu mengoptimalkan perkembangan siswa.11

Sebagai seorang pendidik, peran guru tidak hanya sekedar pengajar peserta didik, melainkan guru juga berperan sebagai pembimbing. Menurut Mulyasa, sebagai pembimbing guru juga harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.12

Artinya, dalam hal ini tugas guru yaitu dituntut untuk dapat merencanakan tujuan pembelajaran dan dapat mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai peserta didik, guru juga harus melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini agar peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses berlangsungnya pembelajaran, kemudian guru juga harus dapat memaknai kegiatan belajar yang telah dilakukan, sehingga siswa pun dapat merasakan dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Dan yang paling penting guru harus melaksanakan penilaian.

Berkaitan dengan mata pelajaran ekonomi, yang merupakan bagian dari ilmu ekonomi, dimana menurut PA.Samoelson dikutip oleh Nur Laily, bahwa ilmu ekonomi merupakan studi bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang, dengan menggunakan sumber daya yang terbatas, tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa serta

11

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 5, h. 233.

12


(25)

mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi sekarang dan di masa mendatang, kepada berbagai orang dan golongan masyarakat.13

Selain itu ruang lingkup ilmu ekonomi pun dibagi menjadi dua bagian, yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Ilmu ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari mengenai perilaku individu dalam rangka memenuhi kebutuhannya secara khusus, dengan aspek analisa diantaranya analisa biaya dan manfaat, teori permintaan dan penawaran, elastisitas, model-model pasar, industri, teori harga, teori produksi dan lai-lain. Sedangkan ilmu ekonomi makro ilmu yang mempelajari perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya yang menyeluruh (agregat) dengan aspek analisa diantara nya pendapatan nasional, kesempatan kerja, inflasi, investasi, neraca pembayaran dan lain-lain.

Melihat kompleksnya masalah serta banyak nya materi yang ada dalam mata pelajaran ekonomi, maka guru pun dituntut untuk melaksanakan kegiatan belajar dengan efektif dan seefisen mungkin untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan yang ada dalam ilmu ekonomi tersebut, baik yang sifatnya makro maupun mikro dengan memanfaatkan waktu seefisen mungkin. Karena dalam kegiatan pembelajaran di sekolah khususnya jenjang SMA ilmu tersebut baik makro ataupun mikro sudah mulai diajarkan kepada siswa sehingga dalam kehidupan nyata di masyarakat nanti siswa dapat mengamalkan dan menerapkannya mengenai hal yang ia dapatkan di sekolah tersebut.

Agar tersampai nya materi secara utuh, dengan keterbatasan waktu yang dimiliki, maka perlu adanya penambahan waktu belajar dengan cara membuat atau melaksanakan program bimbingan belajar di sekolah, guna untuk membantu guru dan peserta didik demi terciptanya suasana belajar yang diinginkan terhadap hasil belajar yang diinginkan pula.

13


(26)

9

Mengenai bimbingan belajar Bernard & Fullmer yang dikutip oleh Aip Badrujaman mendefinisikan “Bimbingan sebagai segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi setiap individu”. 14

Kutipan yang sama oleh Aip Badrujaman menjelaskan Gysbers & Henderson yang mengemukakan bahwa potensi yang dikembangkan dalam kurikulum “bimbingan merupakan seperangkat kompetensi berupa tugas perkembangan siswa”.15

Jadi, bimbingan merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan untuk membantu suksesnya kurikulum yang ada di sekolah dan suatu kegiatan yang mengarah pada perkembangan potensi serta kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik dengan berpedoman pada kurikulum yang ada.

Berbagai pertimbangan yang ada, maka untuk itu sekolah berinisiatif untuk membuat suatu program bimbingan belajar agar bisa meningkatkan hasil belajar peserta didiknya, dengan harapan melalui program bimbingan belajar yang dilakasanakan di lingkungan sekolah ini, yang dilakukan dengan cara penguatan dari tiap materi serta pemberian dan pengulangan akan latihan-latihan soal yang diberikan kepada peserta didik, peserta didik di sekolah tersebut mendapatkan hasil belajar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh semua pihak yang berada dalam lingkungan sekolah tersebut.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam program bimbingan tersebut diharapkan dapat membantu peserta didik dalam menghadapi masalah belajarnya dan memberikan pengalaman untuk menyelesaikan nya dengan pemberian latihan-latihan soal serta penguatan materi, sehingga ketika dihadapkan pada test yang berisi soal-soal yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi, mereka sudah mengetahui serta berpengalaman dalam

14

Aip Badrujaman, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling, (Jakarta: PT.Indeks, 2014), Cet.4, h. 26-27.

15 Ibid.,


(27)

menyelesaikan soal-soal tersebut dengan cara-cara yang telah diberikan dalam bimbingan belajar yang diberikan.

Apabila hal seperti ini tidak dilakukan dengan perhitungan yang matang, maka apa yang akan terjadi pada tingkat keberhasilan peserta didik, apalagi khususnya pada peserta didik yang memang memerlukan hasil belajar yang baik, guna diperuntukan untuk dapat mengikuti tes ujian masuk ke perguruan tinggi, mereka akan mengalami kesulitan dalam hal tersebut.

Berdasarkan masalah-masalah diatas maka penulis berasumsi bahwa program bimbingan belajar memang harus ada dan dilakukan oleh setiap sekolah, untuk dapat membantu siswa nya mendapatkan tingkat keberhasilan belajar yang diinginkan, serta mengatasi masalah belajarnya dan agar siswa mampu meningkatkan hasil belajar nya, maka atas dasar inilah penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Program Bimbingan Belajar terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XII IPS MAN 2 Bogor.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar peserta didik yang kurang dari KKM. 2. Intelegensi yang dimiliki peserta didik berbeda-beda. 3. Pergantian kurikulum pendidikan.

4. Teknis pelaksanaan ujian nasional yang cukup rumit. 5. Kurangnya waktu belajar yang diberikan.

6. Pelaksanaan bimbingan yang tidak sesuai dengan program yang ada.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian lebih terfokus penulis membatasinya pada pelaksanaan program bimbingan yang


(28)

11

tidak sesuai dengan program yang ada dan hasil belajar peserta didik kurang yang kurang dari KKM.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang sudah disebutkan, penelitian ini memiliki rumusan masalah yaitu “Seberapa Besar Pengaruh Program Bimbingan Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Ekonomi Siswa kelas XII IPS MAN 2 Bogor?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XII IPS MAN 2 Bogor.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat diadakannya penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat diadakan penelitian ini adalah sebagai kajian bagi para aktivis di dunia pendidikan untuk dapat membuat program terencana dan sesuai sehingga dapat membangkitkan dan meningkatkan potensi kecerdasan siswa dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dan sebagai bahan untuk perbandingan penelitian penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: a. Bagi Guru di Kelas

Sebagai kajian bagi para guru di kelas untuk memberikan dan menyampaikan materi pembelajaran secara utuh dan dapat memaksimalkan alokasi waktu dengan baik agar terciptanya keberhasilan belajar siswa yang diinginkan.


(29)

b. Bagi Siswa

Memberikan kemudahan dan penguatan kepada siswa mengenai materi pelajaran yang diberikan, serta memberikan kemudahan cara berlatih soal sehingga mereka dapat mengingatnya ke dalam long term memory dari apa yang telah mereka lakukan dalam pengalaman belajarnya.

c. Bagi Sekolah

Sebagai bahan evaluasi mengenai program bimbingan yang dilaksanakan, serta memberikan kemudahan bagi sekolah dalam menganalisis hal-hal yang dianggap lemah dan kuat dalam pelaksanaan program bimbingan tersebut.


(30)

13

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh lembaga formal di bawah pengawasan penuh pemerintah dalam bidang pendidikan yang merupakan salah satu bidang penting dalam suatu negara guna untuk mencetak dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Menurut Sumadi Suryarata dalam bukunya Psikologi Pendidikan menyatakan bahwa “belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavior changes, aktual maupun potensial), bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, dan perubahan itu terjadi karena usaha.”1

Pengertian belajar lainnya yang dikemukakan oleh Cronbach yang dikutip oleh Saiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa “belajar adalah suatu aktivitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”. 2

Selanjutnya Saiful Bahri menjelaskan kembali pengertian belajar oleh Howard L Kingskey yang mengatakan “belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.”3

Pengertian lainnya oleh Slameto, masih dalam kutipannya mengungkapkan menurutnya “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

1

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006), h. 232. 2

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h. 13. 3


(31)

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”4

Pemahaman dari beberapa pengertian belajar di atas dapat diasumsikan bahwa belajar merupakan suatu proses serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sadar melalui kegiatan yang sifatnya praktek atau teori, dan melalui kegiatan belajar terdapat usaha yang dilakukan oleh tiap individu guna menghasilkan suatu perubahan, atau membentuk suatu perubahan yang baru sebagai hasil dari pengalaman serta interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Perubahan yang terjadi pada proses belajar dari tiap individu adalah perubahan yang mengarah pada berubahnya tingkat kemampuan peserta didik. Misalnya ia menyadari bahwa dengan belajar kemampuan kognitif nya bertambah. Selain itu perubahan yang dihasilkan dari proses belajar yang dilakukan adalah untuk merubah pola tingkah laku peserta didik itu sendiri.

Konstruk yang dapat penulis gambarkan dari pengertian belajar di atas adalah bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang secara sadar dilakukan oleh tiap individu dimana dalam aktivitas tersebut terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan guna memberikan perubahan dalam hal arti perubahan mengenai kemampuan yang dimiliki peserta didik baik pengetahuannya, perkembangan tingkah laku serta perubahan yang terjadi pada psikomotorik nya.

b. Ciri-Ciri Belajar

Ciri-ciri belajar dapat diketahui dari hakikat belajar yaitu perubahan tingkah laku. Maka ciri-ciri belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah adalah sebagai berikut:

4 Ibid.,


(32)

15

1) Perubahan yang terjadi secara sadar: perubahan ini berarti bahwa individu yang belajar menyadari terjadinya perubahan yang terjadi dalam dirinya.

2) Perubahan belajar yang bersifat fungsional: perubahan yang terjadi dan berlangsung secara terus menerus.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif: belajar tertuju pada perubahan yang lebih baik dari sebelumnya, dan perubahan yang terjadi karena usaha.

4) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah: perubahan tingkah laku dicapai karena adanya tujuan yang akan dicapai.5

Perubahan-perubahan yang terjadi pada tiap individu dari peserta didik merupakan sebuah ciri dari kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Dapat dikatakan bahwa ciri dari belajar adalah terbentuknya perubahan-perubahan baru dalam diri peserta didik, baik perubahan yang terjadi pada psikologi nya maupun fisiknya.

c. Hasil Belajar

Penguasaan hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari kemampuan-kemampuan serta potensi yang dimilikinya, menurut Nana Syaodih Sukmadinata, hasil belajar adalah:

“Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.”6 Potensi yang dimiliki dan harus dikuasai oleh peserta didik dapat dilihat dari tujuan pendidikan yang berkaitan dengan perilaku peserta didik, yaitu penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

5

Ibid., h. 15. 6


(33)

Hasil belajar merupakan hasil yang didapat dari evaluasi yang dilakukan dan diberikan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Menurut Tardif yang dikutip oleh Muhibbin Syah, bahwa evaluasi adalah assessment yang berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.7 Maka kriteria dari hasil belajar merupakan sebuah alat pengukur bagi peserta didik dalam menentukan tingkat keberhasilan dalam belajarnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil dari serangkaian evaluasi yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik yang kriterianya sudah ditetapkan mengenai kompetensi-kompetensi yang dimiliki peserta didik seperti pengetahuan, selama berlangsungnya proses belajar mengajar.

d. Jenis-Jenis Hasil Belajar

Pada prinsipnya, hasil belajar yang ideal ialah meliputi seluruh aspek psikologis yang selalu berubah pada tiap pengalaman dan proses belajar yang dialami oleh siswa.8 Perubahan tersebut dapat dilihat pada hasil belajar yang dimiliki oleh peserta didik yang merupakan salah satu ukuran dari keberhasilan peserta didik dalam proses belajarnya.

Sistem pendidikan nasional mempunyai beberapa tujuan diantaranya, tujuan umum, tujuan khusus dan tujuan yang berikaitan dengan tingkah laku.9 Semua tujuan ini harus ada pada pelaksanaan di setiap sekolah sebagai acuan untuk mengukur hasil pendidikan yang diterima oleh siswa. Berkaitan dengan tujuan yang berkaitan dengan tingkah laku, yang sering dikenal dengan kognitif, afektif dan

7

Syah, op. cit., h. 139. 8

Ibid., h. 148. 9

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) Ed.Revisi, Cet. 9, h. 115.


(34)

17

psikomotorik. Menurut Benyamin S.Bloom, hasil belajar dapat dikelompokan menjadi tiga domain, yaitu:

a. Ranah Kognitif

Domain kognitif memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation). 10

b. Ranah Afektif

Ranah afektif meliputi kemampuan pada hal menerima rangsangan (reesiving), merespon rangsangan (responding), penilaian (valuing), organisasi nilai (organization), mewujudkan nilai (characterization by value or value complex).11

c. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik merupan ranah yang sangat berkaitan dengan keterampilan. Dalam kegiatan ini, kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran merupakan suatu yang konkret (nyata) karena perbuatan yang dilakukan tersebut merupakan kegiatan belajar yang saling terintergrasi antara pengetahuan serta sikap.12

Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menentukan hasil balajar siswa dan mengukur selama proses pembelajaran berlangsung yang biasa disebut dengan tes pengukur keberhasilan. Maka untuk mengukur dan mengevaluasi keberhasilan belajar yang dicapai oleh peserta didik, berikut akan dijelaskan tes hasil belajar berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya.

10

Arifin, op. cit., h. 21. 11

Arikunto, op. cit., h. 138-139. 12

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 23.


(35)

1. Tes Formatif

Penilaian pada tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program atau pokok bahasan tertentu. Sebagai contoh adalah ulangan harian dimana pemberian informasi diberikan demi perbaikan dan penyampaian dalam menentukan nilai.13

2. Tes Sumatif

Penilaian hasil belajar pada tes ini biasanya dilaksanakan setelah pemberian sekelompok program atau atau sebuah program yang lebih besar. Sebagai contoh penilaian dari tes ini dapat disamakan dengan ulangan umum, dan hasil belajar yang didapat oleh peserta didik bisa digunakan untuk kenaikan kelas dan menentukan rangking.14

3. Tes Subsumatif

Penilaian hasil belajar pada tes subsumatif merupakan penilaian yang didapat dari hasil belajar yang ada pada tes sumatif dan formatif. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat dan taraf keberhasilan belajar siswa pada suatu periode tertentu. Biasanya hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajarr dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.

Tes-tes yang telah disebutkan di atas merupakan salah satu cara untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilakukan oleh peserta didik dan sebagai acuan pemahaman dan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik.

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang didapat oleh peserta didik merupakan cerminan dari kegiatan yang dilakukan selama proses belajar-mengajar

13

Arikuto, Op.Cit., Cet. 9, h. 36 14


(36)

19

berlangsung. Secara garis beasar, hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang berada di dalam individu yang sedang belajar, diantaranya berupa kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan emosi serta cara belajar yang dimiliki oleh peserta didik.15 Dalam hal ini hasil belajar peserta didik lebih banyak ditentukan oleh pribadinya sendiri, artinya lebih merujuk kepada diri yang ada pada peserta didik itu sendiri pada proses kegiatan belajar-mengajar.

Selain faktor internal di atas, terdapat juga faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Faktor eksternal ini sering dikenal dengan faktor yang berada di luar individu yang sedang belajar. Berikut akan dijelaskan faktor eksternal secara mendalam yang berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.

1) Keluarga

Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar, mulai dari penghasilan yang dimiliki oleh orang tua, serta keadaan rumah itu sendiri pun turut mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar.16

Lingkungan sosial dalam keluarga seperti sifat orang tua, ketegangan yang ada di keluarga pun sangat mempengaruhi, karena itu keluarga harus memberikan suasana belajar yang tenteram dan keluarga harus berperan sebagai fasilitator bagi anaknya agar tercapainya hasil belajar yang baik untuk anaknya.

2) Sekolah

Lingkungan hidup yang kedua bagi peserta didik selain keluarganya adalah sekolah atau lingkungan yang dijadikan oleh mereka sebagai tempat untuk menuntut ilmu.

15

Dalyono, op. cit., h. 55-57. 16


(37)

Sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah tempat untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi kehidupannya.17 Kualitas guru, mulai dari cara mengajar turut mempengaruhi keberhasilan peserta didik, selain itu kesesuaian kurikulum yang diterapkan pada sekolah yang bersangkutan, tata tertib sekolah, program-program yang ada di sekolah, semuanya yang berada pada lingkungan sekolah ini merupakan faktor kedua terpenting yang harus diperhatikan dalam menciptakan hasil dari pendidikan yang berkualitas.

3) Masyarakat

Kondisi seperti masyarakat dapat dikatakan sebagai lingkungan nonsosial yang ikut berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Keadaan masyarakat, khususnya tempat tinggal akan mempengaruhi giat belajar pada anak jika lingkungan tempat ia tinggal terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, begitu pun sebaliknya.18

Kondisi setiap masyarakat serta tempat dimana ia tinggal pasti berbeda, maka dalam hal ini harus ada peran serta pengawasan dari orang tua terhadap anak nya di lingkungan masyarakat tersebut.

4) Lingkungan sekitar

Lingkungan sekitar yang bisa mempengaruhi hasil belajar anak bisa berupa keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.19

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik sudah disebutkan di atas, tetapi untuk lebih jelasnya pada penelitian ini peneliti merujuk pada faktor eksternal atau yang berasal dari kondisi lingkungan belajar peserta didik. Faktor eksternal seperti sekolah

17

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 4, h. 228.

18

Dalyono, op. cit., h. 60. 19


(38)

21

merupakan salah satu faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, karena di sekolah semua unsur yang terlibat seperti kualitas guru mulai dari cara mengajarnya, kesesuain kurikulum, sarana prasarana sekolah, jumlah murid per kelas, dan lain-lain nya turut mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik.

Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan peserta didik pada hasil belajarnya dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam ataupun dari luar kondisi peserta didik, yang mempengaruhi pada berlangsungnya proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri.

f. Indikator Hasil Belajar

Pengungkapan hasil belajar peserta didik meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dari tiap ranah tersebut memiliki indikator atau pencapaian yang berbeda-beda dan penggunaan alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar dari tiap ranah juga berbeda, dan harus disesuaikan dengan jenis dan indikatornya.

Indikator hasil belajar sendiri merupakan uraian kemampuan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran. Peserta didik diberi kesempatan untuk menggunakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang sudah mereka kembangkan selama pembelajaran dan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sudah ditentukan.20 Berikut ini akan disajikan tabel mengenai indikator pencapaian hasil belajar peserta didik untuk memudahkan dan mengetahui hasil yang didapatkan oleh peserta didik.

20


(39)

Tabel 2.1

Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Hasil Belajar

Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi

A.Ranah Kognitif 1. Pengamatan

1. Dapat menunjukan 2. Dapat membandingkan 3. Dapat menghubungkan

1. Tes lisan 2. Tes tertulis 3. observasi 2. Ingatan 3. Pemahaman 4. Analisis 5. Aplikasi 6. Sistesis

1. Dapat menyebutkan

2. Dapat menunjukan kembali.

1.Dapat menjelaskan 2.Dapat mendefinisikan

dengan lisan sendiri

1. Dapat menguraikan 2. Dapat mengklasifikasi

1. Dapat memberikan contoh 2. Dapat menggunakan secara

cepat

1.Dapat menghubungkan 2.Dapat menyimpulkan 3.menggeneralisasikan

1. Tes lisan 2. Tes tertulis 3. Observasi

1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas 3. Observasi

1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas

1.Tes tertulis 2.Pemberian tugas 3.Observasi

1.Tes tertulis 2.Pemberian tugas

B.Ranah Afektif

1. Penerimaan

2. Sambutan

3. Apresiasi

1.Menunjukan sikap menerima 2.Menunjukan sikap menolak

1.Kesediaan berpartisipasi 2.Kesediaan memanfaatkan

1. Menganggap penting dan bermanfaat

2. Menganggap indah dan

1.Tes tertulis 2.Tes skala sikap 3.Observasi

1.Tes skala sikap 2.Pemberian tugas 3.Observasi

1.Tes skala penilaian

2.Pemberian tugas 3.Observasi


(40)

23

4. Internalisasi

5. Karakterisasi

harmonis 3. Mengagumi

1.Mengakui dan meyakini 2.Mengingkari

1. Melembagakan atau meniadakan

2. Menjelmakan dalam pribadi dan prilaku sehari-hari

1.Tes skala sikap 2.Pemberian tugas

1.Pemberian tugas ekpresip dan proyektif 2.Observasi C.Ranah/Psikomotor 1. Ketrampilan bergerak dan bertindak 2. Kecakapan ekspresi verbal dan non-verbal 1. Kecakapan mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya

1. Kefasihan melafalkan

2. Kecakapan membuat mimik dan gerakan jasmani

1.Observasi 2.Tes tindakan

1.Tes lisan 2.Observasi 3.Tes tindakan

2. Program Bimbingan Belajar a. Pengertian Bimbingan Belajar

Bimbingan berasal dari bahasa inggris dengan terjemahan “guidance”. Secara harfiah istilah “guidance” berasal dari akar kata “guide” yang memiliki beberapa arti: mengarahkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to manage), dan menyetir (to steer).21

Menurut Donal G. Mortensen dan Alan M. Schumuller yang dikutip oleh Sutirna mengatakan bahwa:

“Bimbingan merupakan bagian total dari program sekolah yang memberikan kesempatan membantu setiap peserta didik untuk dapat

21

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2014), Cet. 8, h. 25.


(41)

mengembangkan kemampuan dan kapasitas yang maksimal secara demokratis”.22

Pengertian bimbingan yang dikemukakan di atas berarti bahwa bimbingan merupakan suatu proses yang diperuntukan untuk semua peserta didik yang ada di sekolah tersebut dengan tujuan membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan dirinya.

Menurut Rochman Natawidjadja, bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang mempunyai sifat berkesinambungan, agar peserta didik mampu memahami dirinya sesuai dengan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakatnya, sehingga Ia dapat memperoleh kebahagiaan serta kemudahan dan memberikan sumbangan yang berarti bagi hidupnya dengan perkembangan nya yang sudah optimal.23

Bimbingan artinya suatu proses yang dilaksanakan mempunyai sifat yang direncanakan untuk membantu peserta didiknya dalam memahami setiap keadaan yang ada pada lingkungan sekolahnya atau lingkungan belajarnya, agar memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam mencapai sesuatu yang berarti dalam hidupnya.

Menurut Djumhur dan Moh.Surya, bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang dilaksanakan secara terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan mengenai dirinya dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan baik keluarga, sekolah ataupun masyarakat.24

22

Sutirna, Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Andi, 2013, .Ed.I. h. 6. 23

Ibid. 24


(42)

25

Menurut peraturan menteri kebudayaan dan pendidikan, pengertian Bimbingan diartikan sebagai bagian integral dari pendidikan adalah upaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka tercapainya perkembangan yang utuh dan optimal.25

Beberapa pengertian bimbingan di atas menunjukan bahwa bimbingan merupakan suatu proses kegiatan yang masih bagian dari pendidikan dengan memiliki tujuan untuk membantu dan mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya secara optimal serta memberikan pemahaman terhadap apa yang dimiliki oleh dirinya yang pelaksanaan nya dilakukan secara berkesinambungan.

b. Prinsip-Prinsip Bimbingan Belajar

Prinsip merupakan bagian dari sebuah pedoman dalam melaksanakan suatu kegiatan. Pelaksanaan bimbingan harus disertai dengan prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan, guna tercapainya hasil yang optimal dan tercapainya tujuan dari pelaksanaan kegiatan yang dilakukan serta direncanakan.

Prinsip-prinsip bimbingan pada hakikatnya terbagi ke dalam empat bagian. (1) prinsip yang bersifat umum, (2) prinsip khusus yang berhubungan dengan siswa, (3) prinsip khusus yang berhubungan dengan pembimbing, dan (4) prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasasi dan adminisrasi.26

Berikut prinsip-prinsip bimbingan belajar ketika dilaksanakan pada suatu unit lembaga pendidikan, adalah sebagai berikut:

25

Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Bab IV ayat 1.

26

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2007), Cet. I, h. 69-70.


(43)

1) Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa.27 Bimbingan belajar diberikan kepada siswa, baik siswa yang pandai atau kurang pandai, ketika bimbingan ini merupakan bagian dari program sekolah, semua siswa harus mendapatkan kegiatan tersebut.

2) Bimbingan belajar merupakan usaha bersama.28 Artinya dalam hal ini bimbingan tidak hanya dilakukan oleh beberapa guru saja, tetapi bimbingan harus dilakukan oleh semua guru. Selain itu bimbingan juga guru harus bekerja sama dengan staf sekolah.

3) Bimbingan menekankan berkembangnya potensi siswa secara maksimum.29 Bimbingan harus dilaksanakan untuk perkembangan potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.

4) Harus diadakan penilaian atau evaluasi secara berkesinambungan.30 Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil-hasil yang diperoleh dari kegiatan bimbingan tersebut.

5) Pembimbing di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan, pengalaman dan kemampuan.31

Sebelum merencanakan suatu program bimbingan belajar, hal yang perlu diketahui dan diperhatikan bagi setiap akitvis di dunia pendidikan adalah bahwa program bimbingan belajar yang akan dilaksanakan harus terlebih dahulu direncanakan dengan sebaik mungkin, mulai dari pemberian teknik bimbingan belajar yang pas bagi semua peserta didik, adanya komunikasi yang terintegrasi dengan baik antara guru dengan staf sekolah, sebagai seorang guru sebelum memberikan bimbingan kepada anak didiknya hendaknya pula memperhatikan faktor-faktor yang menjadi kesulitan belajar pada diri siswa.

27

Syaodih Sukmadinata, Cet.5. op. cit., h. 242. 28

Sutirna, Ibid., h. 25. 29

Yusuf, op. cit., h.19. 30

Tohirin, op. cit., h. 71. 31


(44)

27

Beberapa prinsip sudah disebutkan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan suatu program bimbingan belajar harus tertuju pada peserta didik yang dimbimbingnya, dimana bimbingan belajar yang diprogramkan atau direncanakan ini merupakan suatu usaha untuk membantu peserta didik dalam mengatasi masalah dalam belajarnya, kemudian pemberian bantuan tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didiknya. Dalam kegiatan bimbingan belajar pun selain memberikan bantuan kepada peserta didiknya yang berupa penguatan materi agar hasil peserta didik meningkat, maka perlu ada peran dari semua stakeholder sekolah untuk membentuk sebuah team yang memliki kontsruk pemikiran yang sama dan tertuju pada masa depan.

c. Masalah Kesulitan dalam Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan inti dalam proses pendidikan. Kegiatan belajar tidak selamanya berjalan dengan baik, sebab dalam kegiatan belajar dapat timbul masalah baik yang berasal dari peserta didik maupun pendidik itu sendiri. Masalah yang biasanya dihadapi pendidik dalam kegiatan belajar bisa berupa pemilihan metode alat dan sumber belajar ketika berada di dalam kelas.

Masalah belajar (kesulitan belajar) yang biasa dihadapi oleh siswa biasanya berupa pengaturan waktu belajar, cara belajar, penggunaan buku pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok, dan lain sebagainya.32

Terkait dengan argumen di atas, bahwa masalah belajar yang dihadapi setiap peserta didik bermacam-macam jenisnya, karena peserta didik pun memiliki karakter yang berbeda-beda, maka masalah belajar yang biasa dihadapi oleh peserta didik pun berbeda-beda.

32


(45)

Siswa dikatakan memiliki kesulitan belajar jika menunjukan kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Siswa dikatakan gagal dalam belajarnya jika siswa yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan minimal dalam pelajaran tertentu.33 Artinya siswa dikatakan berhasil dalam belajarnya jika siswa tersebut mencapai tingkat minimum dari pelajaran yang diajarkan.

Selain itu, jika siswa yang besangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuannya).34 Pernyataan ini mempunyai arti bahwa siswa tersebut diramalkan dapat mencapai suatu prestasi tetapi pada konkretnya di lapangan siswa tersebut tidak sesuai dengan kemampuannya.

Siswa dikatakan gagal jika yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat pada tingkat pelajaran berikutnya.35 Artinya, bahwa masalah belajar atau kesulitan belajar ini lebih merujuk pada penguasaan materi, artinya siswa belum matang terhadap suatu materi dasar yang akan dijadikan materi pengantar untuk materi selanjutnya.

Jelaslah, bahwa dalam kegiatan belajar banyak masalah serta kesulitan yang timbul dan dirasakan oleh peserta didik. Maka, disinilah pentingnya peran sekolah yang memiliki tanggung jawab yang besar dalam membantu peserta didiknya agar dapat berhasil dalam belajarnya.

d. Teknik-Teknik Bimbingan Belajar

Teknik-teknik yang digunakan dalam memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik di antaranya ada dua, yaitu teknik

33

Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 10. h. 308.

34 Ibid. 35


(46)

29

bimbingan yang bersifat individual dan kelompok. Kedua teknik ini memiliki cara yang berbeda dalam mendalami dan memberikan bantuan kepada peserta didiknya.

Teknik yang diberikan pada bimbingan yang bersifat individual biasnya berupa ceramah, nasihat, penyampaian bahan-bahan tertulis dan sebagainya,36 yang biasanya dikenal juga dengan teknik bimbingan yang bersifat informatif. Sedangkan teknik bimbingan yang bersifat kelompok biasanya berupa diskusi, belajar kelompok,37Artinya teknik bimbingan kelompok ini lebih membantu individu dalam membina hubungan dan meyesuaikan diri dengan orang lain, dan teknik ini bisa dikenal dengan teknik bimbingan yang bersifat adjustif.

Sekolah yang memiliki tugas membantu peserta didiknya dengan melaksanakan program bimbingan belajar, hendaknya memiliki langkah, seperti diagnosis, prognosis dan treatment. Pada langkan prognosis ini sekolah harus dapat memperkirakan bantuan apa yang dapat digunakan dalam membantu siswa dalam mengatasi kesulitannya, memperkirakan sejauh mana bantuan ini dapat diberikan, dan oleh siapa diberikannya.38

Setalah prognosis dilakukan, maka langkah yang selanjutnya dilakukan adalah memberikan treatment atau pelaksanaan bantuan sesuai dengan prioritas pada langkah sebelumnya. Pelaksanaan bimbingan dapat dilaksanakan dengan teknik-teknik yang sudah dipaparkan di atas, dengan menyesuaikan dengan kondisi dan kesulitan belajar yang dihadapi oleh peserta didik,

e. Upaya Guru Membantu Mengatasi Masalah Kesulitan Belajar

Peran seorang guru tidak hanya sebagai seorang pendidik, pengajar dan orang yang memberikan materi pelajaran di kelas saja, tetapi

36

Syaodih Sukmadinata, op. cit., Cet. 5, h. 243. 37

Ibid. 38


(47)

guru juga harus berperan sebagai seorang pembimbing, penasihat, model dan teladan, baik di dalam ataupun di luar kelas. Khusususnya dalam membantu serta mengatasi masalah kesulitan belajar yang dihadapi siswa nya di kelas, maka guru haru berperan sebagai pembimbing yang baik dan profesional.

Bimbingan belajar bertujuan membantu peserta didik untuk menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar, memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat, memiliki keterampilan belajar yang efektif, memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya, dan memiliki kesiapan menghadapi ujian.39

Sebagai seorang pembimbing guru harus merumusakan tujuan secara jelas dalam kegiatan belajar, selain itu merencanakan segala perjalanan atau proses belajar, serta memberikan penilaian dalam perjalanan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.40

Proses belajar artinya sama dengan perjalanan pada saat kegiatan belajar mengajar dilakukan, maka dalam hal ini guru sebagai seorang pembimbing yang harus mengetahui proses belajar peserta didiknya terutama mengetahui masalah belajar yang dihadapi oleh peserta didik selama proses belajar itu berlangsung, agar tujuan dalam kegiatan belajar mengajar dapat tercapai dengan tepat.

Penanganan masalah kesulitan belajar yang dihadapi oleh peserta didik, dapat dilakukan dengan pengajaran remedial yang merupakan salah satu tahapan kegiatan utama yang dilakukan pada layanan bimbingan

39

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

40


(48)

31

belajar. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok, tergantung pada jenis kesulitan yang dihadapi oleh siswa.

Berikut upaya yang perlu dilakukan untuk membantu peserta didik mengatasi masalah kesulitan belajarnya, sebagai berikut:

1) Pengajaran Remedial

Pengajaran remedial merupakan rangkaian kegiatan yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan belajar.41 Pengajaran ini biasanya disesuaikan dengan jenis kesulitan belajar yang dihadapai oleh peserta didik. Pengajaran remedial bisa dilakukan dalam bentuk:

a) Pengulangan pelajaran (terutama pada aspek yang belum dikuasai siswa).

b) Penambahan pelajaran. c) Latihan-latihan soal, serta

d) Memberikan penekanan pada aspek-aspek tertentu disesuiakan dengan jenis dan tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa.42 2) Kegiatan Pengayaan

Bantuan bimbingan belajar lainnya adalah pengayaan. Pengayaan diberikan pada siswa yang mempunyai kelemahan yang ringan bahkan secara akademik mungkin sangat kuat.43 Dalam sistem pengajaran modul atau pengajaran yang berprogram pengayaan disediakan dalam suatu modul atau program tersendiri, yang merupakan perluasan atau pengayaan dari modul atau program utama.44

41

Tohirin, op. cit., h. 294. 42

Ibid., h. 295. 43

Syamsudin Makmun, op. cit., h. 360. 44


(49)

3) Sistem Pengajaran Modul

Pengajaran modul ini dilakukan dimana unit demi unit atau modul demi modul bisa dapat diteruskan dengan modul berikutnya setelah mendapat umpan balik, dari pekerjaan pada setiap modul.45 4) Pengukuran Prestasi Belajar kembali

Hasil pengukuran diadakan setelah diselesaikannya pengajaran perbaikan (remedial teaching) dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai perubahan yang terjadi.46

Upaya-upaya di atas merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan oleh guru dalam menangani masalah kesulitan belajar peserta didiknya, dengan terlebih dahulu mendiagnosis jenis masalah dan kesulitan yang dihadapi, kemudian memilih alternatif upaya penyelesaiannya dengan cara memberikan pengajaran perbaikan dengan beberapa bentuk yang ada di dalamnya, pengayaan, belajar dengan modul dan memberikan hasil dari berbagai kegiatan yang dilakukan, dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai keberhasilan belajar dari peserta didiknya.

3. Mata Pelajaran Ekonomi

Ekonomi atau Economic dalam dalam literatur ekonomi disebutkan berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “Oikos” atau “Oiku” dan “Nomos” yang berarti aturan rumah tangga, dan secara umum mengandung pengertian “usaha manusia”.47 Dengan kata lain pengertian ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal yang berkaitan atau berhubungan dengan perikehidupan dalam rumah tangga. Rumah tangga

45

Syamsuddin Makmun, op. cit., h. 323. 46

Ibid., h. 354. 47

Nur Laily dan Budiono Pristyadi, Teori Ekonomi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Cet.1, h. 1.


(50)

33

ini tidak hanya sekedar pada satu keluarga, melainkan juga rumah tangga yang lebih luas yaitu rumah tangga bangsa, Negara dan Dunia.

a. Pengertian Mata Pelajaran Ekonomi

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana tiap rumah tangga atau masyarakat mengelola sumber daya yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan mereka.48 Menurut Suherman Rosyidi yang dikutip oleh Nur Laily “Ilmu ekonomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berdaya upaya untuk memberikan pengetahuan dan pengertian tentang gejala-gejala masyarakat yang timbul karena perbuatan manusia dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran.”49

Secara umum ilmu ekonomi dapat dikatakan sebagai ilmu yang di dalamnya ada usaha untuk mengelola sumber daya dengan baik agar terciptanya kesejahteraan masyarakat dengan cara memberikan pengetahuan yang luas terhadap semua gejala alam serta sosial yang ada di masyarakat.

b. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Ekonomi

Ilmu ekonomi adalah ilmu sosial, karena obyek penelitiannya adalah perilaku manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Ilmu ekonomi terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Ilmu ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari perilaku individu manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Sedangkan ilmu ekonomi makro mempelajari perilaku masyarakat (negara/bangsa) dalam memenuhi kebutuhannya yang menyeluruh (agregat).50

48

Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Ed.Revisi, Cet.8, h. 2.

49

Laily, op.cit., h. 2. 50


(51)

Pelajaran atau pengetahuan yang ada dalam ilmu ekonomi ada yang sifatnya makro dan mikro, artinya masalah yang ada dalam ilmu ekonomi pun berbeda, jika dilihat dari segi luasnya kajian tentang ilmu ekonomi itu sendiri.

c. Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi

Tujuan daripada mempelajari ilmu ekonomi tidak terlepas pada analisis-analisis yang ada dalam ilmu ekonomi itu sendiri. Analisis ilmu ekonomi terapan biasanya menelaa tentang kebijaksaanaan yang perlu dilakukan dalam masalah-masalah ekonomi.51 Maka tujuan dari ilmu ekonomi adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi.

b. Mengetahui hubungan antara teori dengan praktik yang ada di lapangan.

c. Mengetahui masalah ekonomi yang timbul akibat adanya kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam kegiatan perkonomian di Indonesia.

B. Penelitian yang Relevan

1. Cici Cici Indriyani (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh Bimbingan dan Konseling terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Babus Salam Cimone-Tangerang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan bimbingan konseling terhadap motivasi belajar siswa. Teknik sampling yang digunakan penelitian ini yaitu random sampling. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional dan teknik analisis data product moment. Adapun hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan taraf signifikansi sebesar 5% diperoleh harga rhitung = 0,639 lebih besar dengan harga yang

51


(52)

35

ada rtabel = 0,361 maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang Tahun 2010/2011.52

2. Rosalina (2014) dengan judul penelitian “Pola Komunikasi Guru dan Murid pada Lembaga Bimbingan Belajar Bintang Pelajar”. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pola komunikasi guru dan murid pada lembaga bimbingan belajar bintang pelajar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analisis kualitatif. Adapun hasil penelitian yang diperoleh bahwa pola komunikasi yang dilakukan adalah pola guru-murid, murid-guru, murid-murid, guru menjadi pusat perhatian yang utama dan murid dapat langsung bertanya jika mengalami kendala, dan guru selalu siap menolong para muridnya.53 3. Siti Novi Pebriyanti (2014) dengan judul “Hubungan Intensitas

Bimbingan Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa di MI Nur As-Sholih Lengkong Wetan Serpong” yang bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas bimbingan orang tua dengan hasil belajar siswa di MI As-Sholih Lengkong Wetan Serpong. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian in adalah metode survey dengan teknik analisis data product moment. Dari hasil pembahasan yang dilakukan angka korelasi menunjukan 0.70-0.90 yang berarti ada hubungan antara intensitas bimbingan orang tua dengan hasil belajar siswa di MI As-Sholih pada kelas IV, V dan VI.54

52

Cici Indriyanti, “Pengaruh Bimbingan dan Konseling terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Babus Salam Cimone-Tangerang”, skripsi pada FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: 2011.

53

Rosalina, “Pola Komunikasi Guru dan Murid pada Lembaga Bimbingan Belajar Bintang Pelajar”, skripsi pada FDK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: 2009.

54

Siti Novi Pebriyanti, “Hubungan Intensitas Bimbingan Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa di MI Nur As-Sholih Lengkang Wetan Serpong”, skripsi pada FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: 2014.


(53)

Tabel 2.2

Penelitian yang Relevan

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil penelitian

1. Cici Indriyani, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (2011) Pengaruh Bimbingan dan Konseling terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Babus Salam Cimone-Tangerang Variabel X: Bimbingan dan Konseling Variabel Y: Motivasi Belajar

Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa terdapat pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimore Tangerang.

2. Rosalina, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (2014)

Pola Komunikasi Guru dan Murid pada Lembaga Bimbingan Belajar Bintang Pelajar

Pola komunikasi yang dilakukan oleh guru dan murid adalah pola guru-murid, murid-guru, murid-murid. Guru tidak menjadi pusat perhatian yang utama

dan murid memberikan

masukan, meminta materi yang belum mereka pahami, murid dapat langsung


(54)

37

mengalami Kendal dan guru siap menolong para muridnya.

3. Siti Novi

Pebriyanti, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2014) Hubungan Intensitas Bimbingan Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa di MI Nur As-Sholih Lengkong Wetan Serpong. Variabel X: Intensitas Bimbingan Orang Tua

Variabel Y: Hasil Belajar Siswa

Ada hubungan antara intensitas bimbingan orang tua dengan hasil belajar siswa di MI As-Sholih Lengkong Wetan Serpong pada kelas IV, V dan VI.

C. Kerangka Berpikir

Hasil belajar peserta didik belajar dapat diartikan sebagai hasil dari serangkaian evaluasi yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik yang kriterianya sudah ditetapkan mengenai kompetensi-kompetensi yang dimiliki peserta didik seperti pengetahuan, selama berlangsungnya proses belajar mengajar yang pada umumnya tidak terlepas pada pengaruh yang diberikan dari lingkungannya baik yang ada di dalam maupun diluar belajarnya. Maka dalam hal ini hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu dari faktor eksternal tersebut adalah sekolah, yang di dalamnya terdapat kegiatan proses belajar mengajar, jika dalam proses belajar mengajar dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka masalah kesulitan belajar pun akan di alami siswa. Maka diadakanlah bimbingan sebagai salah satu upaya kegiatan untuk memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan kompetensi dan kemampuannya untuk lebih optimal.


(55)

Kaitannya mengenai upaya yang harus dilakukan guru mengetasi masalah belajar siswa ada beberapa hal yang dilakukan seperti melakukan sistem pengajaran remedial, kegiatan pengayaan dan pembelajaran dengan sistem modul. Dimana, dalam kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Berikut disajikan gambaran mengenai kerangka berpikir dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

Sumber: Modifikasi Penulis dari Berbagai Sumber

HASIL BELAJAR

Faktor Internal Faktor Eksternal

Sekolah

Proses Belajar Mengajar

Bimbingan Belajar

Masalah Kesulitan Belajar

Cici : 2011

Sity : 2014

Upaya Mengatasi Masalah Kesulitan Belajar


(56)

39

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program bimbingan belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XII IPS di MAN 2 Bogor, maka penulis dalam hal ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Ha: Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara program bimbingan belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa.

Ho: Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara bimbingan belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa.


(57)

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dalam penelitian ini adalah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor, dan yang menjadi objek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII IPS di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor.

Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan. Dengan pembagian waktu dalam penyusunan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Waktu Penyelesaian Skripsi

No Nama Kegiatan

Tahun 2016 Bulan

Feb Mar Apr Mei Jun Jul Sep Okt Nov

1. Pengesahan Judul Skripsi dan Dospem

2. Revisi Proposal Skripsi Bab1-3 ke Dospem

3. Uji Validitas Instrumen

4.

Pengumpulan Data dan

Pengolahan Data 5. Penyusunan

Skripsi Bab1-5 6. Sidang

Munaqasah 7. Revisi Skripsi

8. Wisuda 102 UIN Jakarta


(58)

41

B. Metodologi Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1 Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis korelasional dengan pendekatan Kuantitatif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana.

Analisis regresi linear sederhana adalah analisis yang didasarkan pada hubungan satu variabel dependen dengan satu variabel independen.2 penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas dengan satu variabel terikat yaitu itu Program Bimbingan Belajar (variabel bebas) dan Hasil Belajar (variabel terikat) siswa pada mata pelajaran ekonomi. Tujuan penggunaan metode ini untuk mencari bukti berlandaskan data yang ada, mencari jawaban dari pertanyaan apakah ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tak bebasnya.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh elemen/anggota dari suatu wilayah untuk menjadi sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan dari objek penelitian.3 Populasi yang dijadikan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas XII IPS yang berjumlah 111 siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampel yaitu Simple Random Sampling, dimana teknik pengambilan sampel ini teknik yang memiliki sifat

1

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 2.

2

Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta: Gava Media, 2013), Cet.1, h. 40.

3

Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah Edisi 1, (Jakarta: Kencana, 2012), Cet.1, h. 147.

4

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2014), Cet. 14, h. 174.


(59)

populasi yang homogen dan memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Besarnya sampel dalam penelitian ini peneliti menggunakan perhitungan sampel yang dikembangkan oleh Slovin5. Dengan rumus sebagai berikut:

Di mana: 6

n = Jumlah elemen/anggota sampel N = Jumlah elemen/anggota populasi

e = Error level (tingkat kesalahan) = 5% atau 0,05

Atas dasar rumus yang dipaparkan di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

n = 88

Sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 88 siswa.

D. Operasional Variabel Penelitian

Variabel adalah adalah suatu konsep yang mempunyai variasi nilai, ataupun mempunyai lebih dari satu nilai, keadaan, kategori atau kondisi.7 Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.8

5

Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 119.

6

Noor, op.cit., h. 158. 7

Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009), Cet.1, h. 75.

8


(60)

43

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yakni variabel independent dan variabel dependent. Variabel independent (bebas) adalah variabel yang memberi pengaruh kepada variabel dependent (terikat). Sedangkan variabel dependent adalah variabel yang mendapat pengaruh dan menjadi akibat dari adanya variabel bebas.

Karenanya, dalam penelitian yang menjadi indikator dari variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X): Program Bimbingan Belajar

Bimbingan merupakan suatu proses kegiatan yang masih bagian dari pendidikan dengan memiliki tujuan untuk membantu dan mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya secara optimal serta memberikan pemahaman terhadap apa yang dimiliki oleh dirinya yang pelaksanaan nya dilakukan secara berkesinambungan. Maka dalam masalah belajar yang dihadapi peserta didik upaya yang dilakukan bisa dengan kegiatan pengayaan dan remedial yang bisa dilakukan dengan memberikan tugas-tugas kepada siswa dengan terencana, kemudian bisa dilakukan dengan memberikan sistem pengajaran modul kepada siswa, serta cara mengembangkan keterampilan belajar siswa dengan memberikan latihan-latihan soal agar siswa memahami materi pelajaran dan bisa mengaplikasikannya pada kurikulum yang sekolah gunakan.

2. Variabel Terikat (Y): Hasil Belajar

Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil dari serangkaian evaluasi yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik yang kriterianya sudah ditetapkan mengenai kompetensi-kompetensi yang dimiliki peserta didik seperti pengetahuan, selama berlangsungnya proses belajar mengajar.


(61)

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Mencari data dan mengumpukannya haruslah didukung dengan teknik pengumpulan data, maka dalam hal ini peneliti perlu memperhatikannya, sehingga informasi yang didapat benar-benar valid dan reliabel.

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah untuk diolah.9

Instrumen yang baik adalah instrumen yang terlebih dahulu diujikan validitasnya sehingga dapat dipercaya, dengan kata lain instrumen yang valid dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharunya di ukur.

Uji Validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk (Construct Validity) dan validitas isi (Content Validity). Uji instrumen dengan Construct Validity digunakan setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur berdasarkan teori tertentu.10 Sedangkan Content Validity digunakan untuk mengganti item soal yang tidak valid, dengan kata lain berdasarkan konsep dari variabel yang hendak di ukur.

Berikut rumus yang digunakan untuk menguji validitas dengan menggunakan korelasi product moment.

9

Suharsimi Arikunto, op. cit., Cet. 14, h. 203. 10


(62)

45

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi n = Banyaknya subyek

x = Jumlah nilai setiap butir soal

∑ y = Jumlah nilai total

∑ xy = Jumlah hasil perkalian tiap-tiap skor asli dari x dan y Uji Reliabilitas instrumen yaitu cara untuk mengetahui bahwa suatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Uji realiabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas internal, artinya reliabilitas ini diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen yang valid.

Hasil uji reliabilitas dapat dicari dengan rumus K-R.21 (Kuder Richardson) berikut ini:

Keterangan:

r 11 = Reliabilitas instrument

k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan m = skor rata-rata

Vt = varians total, untu varians dapat dicari dengan

Selanjutnya, untuk penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research).

1. Library Research (penelitian kepustakaan) pengumpulan data dalam teknik ini dengan mengumpulkan sumber data baik yang berkaitan dengan teori, sumber literatur, dan pendapat para ahli yang masih mempunyai hubungan dengan permasalahan yang penulis teliti.


(63)

2. Field Research (penelitian lapangan) metode ini penulis gunakan karena teknik pengumpulan data dari penelitian ini salah satunya datanya didapatkan dari lapangan, maka untuk memperoleh data lapangan ini penulis menggunakan instrumen pengumpulan data sebagai berikut:

a. Angket (Kuesioner)

Kuesioner adalah daftar berupa pertanyaan atau pernyataan yang telah tersusun secara sistematis, yang diberikan kepada responden untuk diisi.

Tabel 3.2

Matrix Variabel Instrumen Program Bimbingan Belajar

NO VARIABEL KONSEP DEFINISI

OPERASIONAL

DIMENSI VARIABEL

1. Bimbingan Belajar

Bimbingan

merupakan suatu proses kegiatan yang masih bagian dari pendidikan dengan memiliki

tujuan untuk

membantu dan mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya secara optimal serta memberikan pemahaman

terhadap apa yang dimiliki oleh dirinya yang pelaksanaan nya dilakukan secara berkesinambungan . Bimbingan adalah bantuan dalam

belajar yang

diberikan kepada siswa untuk memecahkan

masalah belajarnya yang dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kewajiban untuk membimbing, agar tercapainya kemampuan dalam diri siswa khusunya kemampuan kognitif, dan bantuan yang diberikan untuk mencapai penyesuaian dengan sekolah. 1. Bantuan belajar 2. Kemampuan Kognitif 3. Sekolah


(64)

47

Tabel 3.3

Kisi-kisi Angket Program Bimbingan Belajar

Variabel Dimensi Indikator No.Butir Jumlah

Soal Program Bimbingan Belajar 1. Bantuan Belajar

1. Program Bimbingan Belajar

2. Teknik Bimbingan Belajar

3. Layanan Masalah Kesulitan Belajar 4. Pemberian Latihan

dengan Soal-soal 5. Belajar dengan

Modul 6. Pengajaran Remedial dan Kegiatan Pengayaan 1,2, 11,12,21, 3,4, 6,7, 8,9, 10,13,19,20, 2 3 2 2 2 4 2. Kemampuan Kognitif

1. Pemahaman Materi Pelajaran 2. Mengaplikasikan Pengetahuan pada Soal 14,22,23, 5,15,16,25, 3 4

3. Sekolah 1. Penerapan dalam

kurikulum sekolah 17,18,24 3


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh program bimbingan belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS siswa di SMP Islamiyah Ciputat

0 5 103

PENGARUH DISIPLIN DAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XII IPS MAN KISARAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

1 4 24

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Kelas XI IPS

0 3 13

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS Pengaruh Kreativitas Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Girimarto Tah

0 1 19

PENGARUH TEMPAT BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DI MAN 2 MODEL MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 1 11

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII SMA MUHAMMADIYAH 3 MASARAN – SRAGEN TAHUN

0 0 14

Pengaruh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar, lingkungan belajar siswa dan fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi : studi kasus siswa kelas XII IPS SM

0 6 168

PENGARUH MINAT BELAJAR, PERHATIAN ORANG TUA DAN BIMBINGAN BELAJAR DI LUAR SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XII DI SMA NEGERI 2 BANTUL.

0 0 175

PENGARUH SIKAP DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR DI KELAS XI IPS MAN

0 0 14

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL USBN MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XII IPS MAN KUBU RAYA

0 0 11