Tabel 3.5 Blue print skala perceived behavioral control
No Aspek
Indikator Item
Jumlah Contoh Item
Favourable Unfavourable
1 Control
beliefs Pengendalian
keyakinan atas sumber dan
kesempatan. 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10, 11
1 11
Jika saya punya uang berlebih,
saya akan membeli produk
fashion asli
2 Power
of factor
Persepsi atas sumber dan
kesempatan yang mendukung atau
menghambat 1, 2, 3, 4, 6,
7, 9, 10 5, 8, 11
11 Meskipun
mengenakan produk fashion
tiruan, saya tetap bangga
karena berlabel merk terkenal.
Total 18
4 22
3.5. Pengujian validitas konstruk
Dalam sebuah penelitian, penting untuk melakukan uji validitas kostruk. Pengujian validitas konstruk menggunakan Confirmatory Factor Analysis CFA
bertujuan untuk mengetahui apakah setiap item pada variabel valid dalam mengukur apa yang hendak diukur. CFA digunakan dalam proses pengembangan
skala untuk memeriksa struktur laten dari suatu alat tes. Dalam konteks ini, CFA digunakan untuk verifikasi jumlah dimensi yang mendasari instrumen faktor dan
pola hubungan item dengan faktor factor loading. Dalam Confirmatory Factor Analysis CFA, peneliti harus memiliki
gambaran yang spesifik mengenai a jumlah faktor, b variabel yang mencerminkan suatu faktor, dan c faktor yang saling berkorelasi. Tahapan dalam
CFA diawali dengan merumuskan model teoritis hipotesis tentang pengukuran variabel laten, kemudian model tersebut diuji kebenarannya secara statistik
menggunakan data. CFA lebih tepat digunakan pada pengujian teori karena a langsung menguji teori dan b tingkat fit pada model dapat diukur dalam berbagai
cara. Adapun logika dasar dari CFA menurut Umar 2012 : 1. Bahwa terdapat sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang
didefinisikan secara operasional sehingga dapat disusun suatu pertanyaan atau pernyataan untuk mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan
pengukuran terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon jawaban atas item.
2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor atau dengan kata lain bersifat unidimensional.
3. Berdasarkan model unidimensional. Pada butir di atas, dapat disusun untuk himpunan persamaan matematis. Persamaan tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi dengan menggunakan data yang tersedia matriks korelasi antar item yang seharusnya diperoleh, jika korelasi antar item tersebut
unidimensional benar. Matriks korelasi ini dinamakan sigma ∑.
Kemudian, matriks ini akan dibandingkan dengan matriks korelasi yang diperoleh secara empiris dari data disebut matriks S. Jika teori tersebut
benar unidimensional, maka seharusnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara elemen matriks ∑ dengan elemen matriks S. secara
matematis dapat dituliskan: S- ∑ = 0.
4. Pernyataan matematis yang dijadikan hipotesis nihil yang akan dianalisis menggunakan CFA. Dalam hal ini, dilakukan uji signifikansi dengan Chi-
square. Jika Chi-square yang dihasilkan tidak signifikan nilai p0,05, maka