Pengujian proporsi varians independent variable

Tabel 4.9 Kontribusi varians independent variable terhadap dependent variable Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Change df 1 df 2 Sig F Change 1 .004 a .000 -.007 8.91037 .000 .002 1 148 .961 2 .044 b .002 -.012 8.93208 .002 .281 1 147 .597 3 .521 c .272 .257 7.65520 .270 54.129 1 146 .000 4 .573 d .329 .310 7.37718 .057 12.212 1 145 .001 5 .577 e .333 .309 7.38024 .004 .880 1 144 .350 6 .577 f .333 .305 7.40525 .000 .029 1 143 .865 7 .577 g .334 .300 7.42839 .001 .110 1 142 .740 a. Predictors: Constant, Behavioral_beliefs b. Predictors: Constant, Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation c. Predictors: Constant, Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs d. Predictors: Constant, Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs, Motivation_to_comply e. Predictors: Constant, Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs, Motivation_to_comply, Control_beliefs f. Predictors: Constant, Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs, Motivation_to_comply, Control_beliefs, Powerof_factor g. Predictors: Constant, Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs, Motivation_to_comply, Control_beliefs, Powerof_factor, Jenis_kelamin 1. Variabel behavioral beliefs memberikan sumbangan sebesar 0.000 atau 0 terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai F = 0.002, df1 = 1, dan df2 = 148. 2. Variabel outcome evaluation memberikan sumbangan sebesar 0.002 atau 0.2 terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai F = 0.281 dan df1 = 1, dan df2= 147. 3. Variabel normative beliefs memberikan sumbangan sebesar 0.270 atau 27 terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai F = 54.129, df1 = 1, dan df2 = 146. 4. Variabel motivation to comply memberikan sumbangan sebesar 0.057 atau 5.7 terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai F = 12.212, df1 = 1, dan df2 = 145. 5. Variabel control beliefs memberikan sumbangan sebesar 0.004 atau 0.4 terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai F = 0.880, df1 = 1, dan df2 = 144. 6. Variabel power of factor memberikan sumbangan sebesar 0.000 atau 0 terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai F = 0.029 df1 = 1, dan df2 = 143. 7. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0.001 atau 0.1 terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai F = 0.110, df1 = 1, dan df2 = 142. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh independent variable, hanya dua IV yang memberikan sumbangan signifikan terhadap DV yaitu normative beliefs dan motivation to comply. Sementara lima variabel yang lain memberikan sumbangan tidak signifikan. Dari keseluruhan independent variable tersebut dapat dilihat variabel yang paling besar memberikan sumbangan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat R 2 change, semakin besar maka semakin banyak sumbangan yang diberikan terhadap dependent variable. Dari tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan independent variable yang secara signifikan memberikan sumbangan dari yang terkecil sampai terbesar berdasarkan nilai proporsi varians yaitu motivation to comply dengan R 2 change sebesar 0.057 atau 5.7, dan yang terbesar normative beliefs dengan R 2 change sebesar 0.270 atau 27. 78

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab lima ini akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi tentang hasil penelitian serta saran praktis dan saran teoritis untuk penelitian selanjutnya.

5.1. Kesimpulan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intensi membeli yang dijelaskan oleh seluruh independent variable yaitu behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs, power of factor dan jenis kelamin dengan R Square sebesar 0.334 atau 33.4. Berdasarkan hasil uji t dari ke 7 independent variable yang diteliti, terdapat satu variabel yang signifikan yaitu motivation to comply.

5.2. Diskusi

Produk fashion tiruan dewasa ini mudah sekali ditemukan di pusat perbelanjaan atau pun toko di pinggir jalan, bahkan ada juga yang dapat dibeli secara online. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa tidak sedikit konsumen yang menggemari produk fashion tiruan. Jenis produk yang digemari konsumen pun beragam mulai dari baju, celana, sepatu, aksesoris, jam tangan dan sebagainya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli produk fashion tiruan dari sudut pandang psikologis dan demografi sehingga dapat menguak permasalahan pembajakan khususnya produk fashion. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan sikap, norma subjektif, perceived behavioral control dan jenis kelamin secara signifikan berpengaruh terhadap intensi membeli produk fashion tiruan dengan kontribusi R Square sebesar 0.334 atau 33.4. Dilihat dari pengaruh perdimensi, behavioral beliefs memberikan pengaruh sebesar 0 dan secara positif mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan dengan tidak kriteria signifikan. Hal ini berarti tidak ada pengaruh dari behavioral beliefs terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Pada variabel lain menunjukkan bahwa outcome evaluation memberikan pengaruh sebesar 0.2 dan secara positif mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti tidak ada pengaruh dari outcome evaluation terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Hal ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Burak Vian 2007 yang meneliti tentang prediksi pembayaran informal dalam pelayanan kesehatan, dan Ajzen et al 2011 tentang intensi konservasi energi, hasil dari penelitian mereka menunjukkan bahwa konsep TPB dalam memprediksi perilaku tersebut adalah sikap terhadap perilaku attitude toward behavior. Dengan melihat skor kategorisasi sikap pada penelitian ini, terlihat skor yang besar terletak pada kategori sedang, artinya tendensi responden pada penelitian ini belum menunjukkan arah sikap yang rendah atau tinggi dalam berintensi membeli produk fashion tiruan. Sikap konsumen dalam berintensi membeli produk fashion tiruan, dapat dikaitkan dengan minimnya informasi mengenai produk fashion dan menyukai produk fashion asli tetapi tidak sesuai dengan daya finansial yang dimiliki. Variabel normative beliefs memberikan pengaruh sebesar 27 dan secara negatif mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari normative belief terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Davis et al 2002, bahwa normative beliefs berpengaruh secara signifikan dalam mewujudkan suatu perilaku. Dengan kata lain, konsumen dalam membeli produk fashion tiruan tidak dipengaruhi oleh harapan orang lain significant other terhadap dirinya, melainkan faktor lain seperti kebiasaan, harga yang lebih murah dan lain sebagainya. ` Berbeda dengan variabel normative beliefs, variabel motivation to comply memberikan pengaruh sebesar 5.7 dan secara positif mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan dengan kriteria signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi motivation to comply seseorang terhadap intensi membeli produk fashion tiruan maka semakin tinggi pula intensi membeli produk fashion tiruan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Davis et al 2002, bahwa motivation to comply berpengaruh secara signifikan dalam mewujudkan suatu perilaku. Dengan kata lain, konsumen memiliki motivasi yang tinggi ketika membeli produk fashion tiruan karena mengikuti pendapat orang lain significant other seperti anggota keluarga, teman, tokoh idola, atau hanya sekedar mengikuti tren fashion pada waktu tertentu. Pada variabel control beliefs, variabel ini memberikan pengaruh sebesar 0.4 dan secara negatif mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari control beliefs terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Dengan kata lain dalam membeli produk fashion tiruan, konsumen tidak dipengaruhi oleh kesempatan yang ada dan sumber yang tersedia tetapi dipengaruhi oleh faktor lain yang belum mampu dipaparkan dalam penelitian ini. Selanjutnya, variabel power of factor memberikan pengaruh sebesar 0 dan secara positif memberikan pengaruh terhadap intensi membeli produk fashion tiruan dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti power of factor yang dimiliki seseorang terhadap intensi membeli produk fashion tiruan ternyata tidak memberikan pengaruh terhadap intensi seseorang dalam membeli produk fashion tiruan. Dengan kata lain, persepsi individu mengenai sumber dan kesempatan yang ada untuk membeli produk fashion tiruan tidak memberikan pengaruh dalam menampilkan perilaku membeli produk fashion tiruan, artinya intensi seseorang untuk membeli produk fashion tiruan tidak dipengaruhi oleh faktor kesempatan. Dimensi dari variabel perceived behavioral control yaitu control beliefs dan perceived power dalam penelitian ini tidak memberikan sumbangan pengaruh yang signifikan. Hal ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Collins Mullan 2011, bahwa perceived behavioral control menjadi prediktor paling kuat dalam memprediksi intensi seseorang. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa kepercayaan seseorang dalam menampilkan suatu perilaku jika memiliki kecenderungan untuk menampilkan suatu perilaku tertentu seperti membeli produk fashion tiruan tidak memberikan pengaruh secara signifikan.