fashion tiruan di dunia Hung, dalam Ahmad, 2013. Produsen lain dari produk fashion tiruan ini pun berasal dari berbagai negara seperti Rusia, Argentina, Chili,
Mesir, India, Israel, Lebanon, Thailand, Turki, Ukraina, Venezuela, Brazil, Paraguay dan Meksiko Chaundry and Zimmerman, dalam Ahmad, 2012.
Sedangkan menurut OECD Organization for Economic Co-operation Development produk fashion tiruan adalah produk fashion yang dibuat dengan
meniru produk fashion aslinya guna mempengaruhi konsumen bahwa produk tersebut sama seperti aslinya OECD, 1998. Bentuk dari produk tersebut
memiliki kualitas yang rendah dan dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan produk fashion aslinya. Dalam industri fashion, pemalsuan
dari produk dengan merek kenamaan dunia merupakan salah satu produk yang sering dipalsukan seperti Louis Vuitton, Chanel, Gucci, Burberry, Fendi, Christian
Dior, Prada, Versace, Hermes, dan Christian Louboutin http:top-10-list.org, diakses pada tanggal 12 Desember 2012, dalam Ervina, 2013. Menariknya, tidak
seperti industri di sektor yang lain, pembeli produk fashion tiruan mengetahui bahwa yang dibelinya merupakan produk fashion tiruan. Jadi, pengertian produk
fashion tiruan dalam penelitian ini adalah produk fashion yang dibuat dengan meniru semirip mungkin dengan produk fashion aslinya.
2.7. Kerangka Berpikir
Pembajakan atau pemalsuan produk dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berbagai produk mulai dari barang elektronik, perangkat software, buku,
sparepart kendaraan dan khususnya produk fashion sudah menjadi objek yang dipalsukan atau dibuat tiruannya. Padahal, setiap produk yang dipalsukan
memiliki trademark yang merupakan identitas produk tersebut dan dapat memberikan sanksi bagi oknum yang membajak produk dengan trademark
tertentu sesuai hukum yang berlaku Yoo Lee, 2005. Pada kenyataannya, produk fashion seperti baju, celana, sepatu, tas, jam
tangan, dan aksesoris tidak hanya dijual dengan merek asli tetapi ada juga yang menjual dengan merek tiruan. Kerugian pun kini semakin meningkat setiap tahun
yang dirasakan oleh produsen atau penjual produk fashion asli dikarenakan pembajakan
produk fashion
ini. Seperti
yang dilansir
dalam www.thejakartapost.com dalam Ervina, 2013 bahwa kerugian pada tahun 2002
sebesar Rp. 2 trilyun dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 43.2 trilyun. Kerugian yang dialami pemilik merek dagang atau penjual produk fashion
asli tidak hanya dipengaruhi oleh maraknya pembajakan produk fashion, tetapi juga dipengaruhi oleh tingginya permintaan konsumen. Konsumen kini tidak
canggung lagi untuk membeli produk fashion tiruan, peminatnya pun semakin lama semakin banyak dan tidak mengenal batas usia. Bahkan, hampir di setiap
pusat perbelanjaan atau mal kini dengan mudah dijumpai toko yang menjual produk fashion tiruan Putri, 2010.
Perilaku membeli diawali dengan intensi. Seseorang yang memiliki intensi untuk menampilkan perilaku tertentu, maka akan lahir perilaku tersebut. Dalam
hal ini munculnya intensi membeli produk fashion tiruan diawali dengan sikap. Sikap yang meliputi behavioral beliefs dan outcome evaluation, dapat
menentukan perilaku seseorang untuk berperilaku Ajzen, 2005.