Seperti yang diuraikan diatas, persepsi mengenai kondisi yang mendukung mencerminkan persepsi mengenai ketersediaannya sumber dan kesempatan yang
diperlukan untuk memunculkan tingkah laku. Sumber ini antara lain ketersediaan uang, waktu dan sumber lainnya. Sedangkan control beliefs berhubungan dengan
beliefs individu terhadap kemampuannya untuk memunculkan suatu tingkah laku.
2.4.3. Pengaruh perceived behavioral control PBC terhadap intensi
Ajzen 2012 menjelaskan bahwa perceived behavioral control PBC adalah sejauh mana seseorang percaya dalam memunculkan suatu perilaku jika memiliki
kecenderungan untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Dalam penelitian Cronan dan Al-Rafee 2008 tentang intensi untuk membajak software dan media digital,
diketahui bahwa PBC menjadi variabel yang paling berpengaruh kedua setelah past piracy behavior. Subjek yang memiliki kemampuan dan sumberdaya untuk
membajak media digital mempunyai intensi yang tinggi untuk membajak media digital.
2.4.4. Pengukuran perceived behavioral control PBC
Pengukuran perceived behavioral control PBC dalam penelitian ini mengadaptasi alat ukur yang dikembangkan oleh Cheng, Fu, dan Tu 2011 dalam
jurnal penelitian yang berjudul Examining Customer Purchase Intention for Counterfeit Product Based on a Modified Theory of Planned Behavior. Alat ukur
yang digunakan terdiri dari tiga item dan memiliki internal consistency sebesar 0.89. Peneliti mengadaptasi alat ukur ini dikarenakan sesuai dalam mengukur
perceived behavioral control PBC.
2.5. Jenis kelamin
Karakteristik demografi dari seseorang mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap berbagai jenis pengaruh sosial terhadap produk tertentu, seperti produk
fashion, elektronik, pangan dan lain-lain Girard et al., 2010. Faktor-faktor demografi secara tidak langsung mempengaruhi niat seseorang dalam
menggunakan suatu produk, dalam penelitian ini variabel demografi yang digunakan adalah jenis kelamin. Jason 2011 dalam penelitiannya yang berjudul
Consumer Attitudes toward Counterfeit Fashion Product: Does Gender Matter?, menemukan adanya pengaruh dari jenis kelamin terhadap pandangan atau
keyakinan dalam membeli produk fashion tiruan. Studi ini juga menjelaskan bahwa perempuan membutuhkan dorongan insentif finansial lebih besar dari laki-
laki untuk memesan suatu produk di pasar gelap black market. Alasan memilih jenis kelamin sebagai variabel dalam penelitian ini adalah: a jenis kelamin dapat
dikelompokkan ke dalam segmentasi pasar suatu produk sehingga sesuai dengan tema penelitian ini, dan b tidak mengundang kepura-puraan responden fake
dalam mengisi kuesioner penelitian.
2.6. Produk fashion tiruan
Produk fashion tiruan dedifinisikan sebagai produk yang meniru produk asli dalam jumlah yang banyak dan sangat mirip dengan bentuk aslinya tanpa ada izin
yang sah, termasuk kemasan, merek dagang, dan label Kay, dalam Ahmad, 2012. Produk fashion tiruan yang seringkali dipalsukan adalah tas tangan, jam
tangan, perhiasan, sepatu, pakaian, topi, kacamata dan parfum. Negara Cina merupakan produsen terbesar dalam memproduksi produk tiruan termasuk produk