H
1
: Persepsi mengenai kemudahan yang dirasakan oleh petani ada hubungan dengan tingkat pendidikan responden.
3. H : Persepsi mengenai kemudahan yang dirasakan oleh petani tidak ada
hubungan dengan tingkat pendapatan responden. H
1
: Persepsi mengenai kemudahan yang dirasakan oleh petani ada hubungan dengan tingkat pendapatan responden.
4. H : Persepsi mengenai kemudahan yang dirasakan oleh petani tidak ada
hubungan dengan jumlah tanggungan keluarga responden. H
1
: Persepsi mengenai kemudahan yang dirasakan oleh petani ada hubungan dengan jumlah tanggungan keluarga responden.
5. H : Persepsi mengenai kemudahan yang dirasakan oleh petani tidak ada
hubungan dengan status kepemilikan lahan. H
1
: Persepsi mengenai kemudahan yang dirasakan oleh petani ada hubungan dengan status kepemilikan lahan.
6. H : Persepsi mengenai kemudahan yang dirasakan oleh petani tidak ada
hubungan dengan lama bertani responden. H
1
: Persepsi mengenai kemudahan yang dirasakan oleh petani ada hubungan dengan lama bertani responden.
4.5. Definisi Operasional
Variabel yang digunakan untuk mengidentifikasi usahatani padi ramah lingkungan melalui metode SRI, yaitu:
1. Benih bermutu adalah benih yang mempunyai syarat murni lokal, bernas beras nasional, kering dan sehat.
2. Umur padi adalah jarak antara tanam dan panen hari.
3. Jarak tanam adalah jarak dari satu rumpun padi ke rumpun padi disekitarnya pada saat tandur cm.
4. Jumlah bibit adalah banyaknya bibit padi yang ditanam di sawah kg per ha. 5. Kedalaman tanam adalah dalamnya bibit yang ditanam kedalam lahan pada saat
tandur cm. 6. Penyulaman adalah kegiatan mengganti bibit yang tidak tumbuh atau rusak dengan
bibit yang baru, dilakukan beberapa hari setelah tanam hst. 7. Penyiangan adalah kegiatan mencabut dan membuang gulma dari sawah,
dilakukan beberapa hari setelah tanam hst. 8. Pupuk kandang adalah kotoran hewan yang dijadikan pupuk untuk menyuburkan
lahan ton per ha. 9. Pupuk kompos adalah pupuk yang berasal dari bahan organik sisa dedaunan,
jerami, dedak padi dan lain – lain ton per ha. 10. Pupuk bokashi atau pupuk fermentasi adalah pupuk kompos atau pupuk kandang
yang ditambah mikroba pengurai agar lebih cepat proses pembentukkannya ton per ha.
11. Pupuk organik cair adalah pupuk organik yang berbentuk cair lt per ha. 12. Pupuk organik padat adalah pupuk organik yang berbentuk padat ton per ha.
Sedangkan variabel yang digunakan untuk menganalisis pendapatan, marjin pemasaran dan persepsi petani padi ramah lingkungan metode SRI adalah:
1. Biaya tunai adalah semua biaya yang dibayarkan dengan uang seperti biaya pembelian sarana produksi benih, pupuk dan biaya untuk membayar tenaga kerja
luar keluarga dalam satuan rupiah Rp.
2. Biaya yang diperhitungkan adalah untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja petani jika penyusutan alat, nilai tenaga kerja dalam keluarga di
perhitungkan, sewa lahan yang diperhitungkan atas lahan milik sendiri, dan penggunaan benih dari hasil produksi. dalam satuan rupiah Rp.
3. Biaya produksi adalah biaya total yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan petani dalam satu musim tanam, dinyatakan dalam satuan rupiah per musim tanam Rp
per musim tanam. 4. Hasil produksi adalah hasil produksi fisik berupa gabah kering giling dari usahatani
padi ramah lingkungan yang dihasilkan petani pada sawah yang digarapnya dalam satu musim tanam diukur dalam satuan ton per hektar ton per hektar.
5. Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan dalam satu musim tanam, diukur dalam satuan hari kerja pria HKP atau hari kerja wanita
HKW. 6. Upah tenaga kerja adalah imbalan atas jasa dari setiap satuan tenaga kerja yang
dipergunakan, diukur dalam satuan rupiah per musim tanam Rp per musim tanam.
7. Biaya pestisida organik merupakan banyaknya biaya yang dipergunakan untuk kebutuhan pestisida organik dalam satu musim tanam, diukur dalam satuan rupiah
per musim tanam Rp per musim tanam. 8. Biaya benih adalah banyaknya biaya yang dipergunakan untuk kebutuhan benih
dalam satu musim tanam, diukur dalam satuan rupiah per musim tanam Rp per musim tanam.
9. Biaya pupuk banyaknya biaya yang dipergunakan untuk kebutuhan pupuk dalam satu musim tanam, diukur dalam satuan rupiah per musim tanam Rp per musim
tanam. 10. Saluran pemasaran adalah saluran yang digunakan oleh lembaga pemasaran untuk
menyalurkan gabah dan beras dari petani sampai kepada konsumen akhir. 11. Lembaga pemasaran adalah lembaga – lembaga yang melaksanakan fungsi –
fungsi pemasaran mulai dari petani sampai ke konsumen. 12. Harga jual petani adalah harga gabah kering giling GKG yang diterima petani,
dalam satuan rupiah per kg Rp per kg. 13. Harga beli pedagang adalah harga gabah yang diterima pedagan pengumpul
maupun pedagang besar daerah dan harga beras yang diterima pedagang baik pedagang besar daerah atau luar daerah maupun pedagang pengecer daerah atau
luar daerah tasikmalaya, dalam satuan rupiah per kg Rp per kg. 14. Harga beras konsumen adalah harga transaksi antara pedagang pengecer dengan
pembeli yang diukur dalam satuan rupiah per kg Rp per kg. 15. Karakteristik individu adalah sifat – sifat yang melekat pada diri petani yang
mencakup umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, status kepemilikan lahan, lama bertani dan pendapatan per bulan.
a. Umur adalah usia petani yang dihitung dari tahun kelahirannya sampai saat wawancara penelitiannya berlangsung. Umur dikelompokkan menjadi:
• Muda : 30 tahun • Sedang : 30 – 40 tahun
• Tua : 40 tahun
b. Tingkat pendapatan adalah jumlah uang yang diperoleh petani setiap bulan dari hasil bertani.
• Rendah : Rp 500.000,00 • Sedang : Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00
• Tinggi : Rp 1.000.000,00 c. Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah keluarga rumah tangga yang
ditanggung oleh petani termasuk petani. Jumlah tanggungan keluarga dikelompokkan memjadi:
• Sedikit : 3 orang • Sedang : 3 – 6 orang
• Banyak : 6 orang d. Status kepemilikan lahan merupakan kedudukan petani yang menggambarkan
pola kepemilikan lahan. Status penguasaan lahan dikelompokkan menjadi: • Petani penyakap: petani yang menggarap lahan milik orang dan mempunyai
hak membuat keputusan atas lahan dengan jumlah bagi hasil antara petani penggarap dengan pemilik lahan sebesar 50 persen untuk petani penggarap
dan 50 persen untuk pemilik lahan jika pemilik lahan membantu dalam biaya produksi, sedangkan jika petani penggarap tidak meminta bantuan
kepada pemilik lahan maka bagi hasilnya adalah 70 persen untuk petani penggarap dan 30 persen untuk pemilik lahan.
• Petani pemilik penggarap: petani yang memiliki lahan dan menggarap lahanya sendiri.
e. Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang dicapai oleh petani. Tingkat pendidikan formal dikelompokkan menjadi:
• Rendah : tidak tamat tamat SD sederajat • Sedang : tamat SMP MTs sederajat
• Tinggi : tamat SMU sederajat akademi perguruan tinggi f. Lama bertani adalah waktu bertani yang dihitung sejak pertama kali mulai
bekerja sebagai petani, lama bertani dikelompokkan menjadi: • Baru : 6 tahun
• Sedang : 6 – 15 tahun • Lama : 15 tahun.
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
5.1. Gambaran Daerah Penelitian 5.1.1. Wilayah dan Topogafi
Desa Sukagalih merupakan salahsatu desa yang berada di wilayah Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya seperti terlihat pada Lampiran 1. Letak Desa
Sukagalih berada 4 km dari Kecamatan Sukaratu, dan jarak ke Ibukota Kabupaten Tasikmalaya 13 km yaitu daerah Singaparna, sedangkan untuk jarak dari ibukota
Propinsi Jawa Barat Bandung adalah 120 km. Batas – batas wilayah Desa Sukagalih, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut:
a.
Batas Wilayah Utara : Desa Sukasukur
b.
Batas Wilayah Selatan : Desa Sukamahi
c.
Batas Wilayah Barat : Desa Indrajaya
d.
Batas Wilayah Timur : Desa Sukamaju Desa Sukagalih, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya memiliki luas
lahan mencapai 197.095 Ha yang digunakan untuk pemukiman, pertokoan, sekolahan, tempat ibadah, pekuburan jalan, tanah sawah dan lain – lain seperti terlihat pada
Lampiran 2. Adapun perincian luas lahannya dapat dilihat pada Tabel 4.
Berdasarkan dari Tabel 4 diketahui bahwa 69,22 persen luas wilayah Desa Sukagalih Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya digunakan untuk tanah sawah,
sedangkan sisanya adalah 30.782 persen adalah untuk permukiman, pekuburan, bangunan umum, dan lainnya.