Jumlah Biaya Produksi yang Dikeluarkan Kepuasan terhadap Jumlah Produksi

Tabel 29. Opini Responden Mengengai Biaya Produksi yang Dirasakan Terhadap Usahatani Padi Metode SRI Biaya Produksinya Jumlah Produksi Memuaskan Kecil Besar Memuaskan Tidak Memuaskan No Karakteris- tik Responden Jumlah Respon- den Jum- lah Jum- lah Jum- lah Jum- lah

1 Umur

• 40 tahun 18 5 27,78 13 72,22 5 27,78 13 72,22 40 tahun 3 0,00 3 100,00 2 66,67 1 33,33 Jumlah 21 5 16 7 14

2 Tingkat Pendidikan

Lulus SLTA dan PT 7 5 71,43 2 28,57 4 57,14 3 42,86 Lulus SR dan SMP 14 0,00 14 100,00 3 21,43 11 78,57 Jumlah 21 5 16 7 14

3 Tingkat Pendapatan

• 1.000.000 8 4 50,00 4 50,00 4 50,00 4 50,00 1.000.000 13 1 7,69 12 92,31 3 23,08 10 76,92 Jumlah 21 5 16 7 14 4 Jml Tanggungan Keluarga • 4 orang 12 3 25,00 9 75,00 3 25,00 9 75,00 4 orang 9 2 22,22 7 77,78 4 44,44 5 55,56 Jumlah 21 5 16 7 14 5 Status Kepemilikan Lahan Penyakap 12 1 8,33 11 91,67 1 8,33 11 91,67 Pemilik Penggarap 9 4 44,44 5 55,56 6 66,67 3 33,33 Jumlah 21 5 16 7 14 6 Lama Bertani • 15 tahun 16 3 18,75 13 81,25 3 18,75 13 81,25 15 tahun 5 2 40,00 3 60,00 4 80,00 1 20,00 Jumlah 21 5 16 7 14

a. Jumlah Biaya Produksi yang Dikeluarkan

Jumlah biaya produksi dikelompokkan kepada dua kategori yaitu biaya produksi sedikit dan biaya produksi besar, untuk responden yang menyatakan bahwa usahatani padi dengan menggunakan metode SRI cukup besar adalah sekitar 75,19 persen sedangkan untuk petani yang menyatakan jumlah biaya untuk usahatani padi metode SRI sedikit adalah sebesar 23,81 persen seperti yang terdapat pada Tabel 28.

b. Kepuasan terhadap Jumlah Produksi

Kepuasan terhadap jumlah produksi dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu puas dengan hasil yang diperoleh dan tidak puas dengan hasil produksinya, untuk responden yang menyatakan puas terhadap hasil yang diperoleh sebesar 33,33 persen dan responden yang tidak puas sebesar 66,67 persen, sepeti yang terliahat pada Tabel 28. 8.3. Persepsi Petani Mengenai Kemudahan Persepsi petani mengenai masalah kemudahan dalam melakukan usahatani padi metode SRI dikelompokkan mejadi dua kategori yaitu mudah dalam melakukan usahatani metode SRI dan tidak mudah dalam melakukan budidaya padi dengan menggunakan metode SRI. Persepsi mengenai kemudahan dalam usahatai padi dengan menggunakan metode SRI seperti yang terdapat pada Tabel 30. Tabel 30. Karakteristik Responden dan Persepsi Mengenai Kemudahan yang Dirasakan setelah adanya Usahatani Padi Metode SRI SRI Mudah Dilakukan Mudah Tidak Mudah No Karakteristik Responden Jumlah Responden Jumlah Jumlah

1 Umur

• 40 tahun 18 5 27,78 13 72,22 40 tahun 3 2 66,67 1 33,33 Jumlah 21 7 14

2 Tingkat Pendidikan

Lulus SLTA dan PT 7 4 57,14 3 42,86 Lulus SRSD dan SMP 14 3 21,43 11 78,57 Jumlah 21 7 14

3 Tingkat Pendapatan

• 1.000.000 8 5 62,50 3 37,50 1.000.000 13 2 15,38 11 84,62 Jumlah 21 7 14 4 Jml Tanggungan Keluarga • 4 orang 12 3 25,00 9 75,00 4 orang 9 4 44,44 5 55,56 Jumlah 21 7 14 5 Status Kepemilikan Lahan Penyakap 12 1 8,33 11 91,67 Pemilik Penggarap 9 6 66,67 3 33,33 Jumlah 21 7 14 6 Lama Bertani • 15 tahun 16 3 18,75 13 81,25 15 tahun 5 4 80,00 1 20,00 Jumlah 21 7 14 Dilihat dari umur, dapat dilihat bahwa yang menyatakan mudah melakukan usahatani metode SRI diatas umur 40 tahun adalah sebanyak 27,78 persen dan dibawah 40 tahun sebanyak 66,67 persen, sedangkan untuk responden yang berumur diatas 40 tahun yang menyatakan tidak mudah melakukan usahatani metode SRI adalah sebanyak 72,22 persen dan untuk yang berumur dibawah 40 persen adalah sebanyak 33,33 persen. Hasil ÷ 2 -test membuktikan H diterima, mengungkapkan bahwa persepsi terhadap kemudahan dalam usahatani padi metode SRI yang dirasakan tidak ada hubungannya dengan umur responden, dengan menggunakan koefisien kontingensi, maka dapat dilihat bahwa antara jenis umur dan kemudahan yang dirasakan mempunyai hubungan yang lemah, seperti yang terdapat pada Lampiran 27. Tingkat pendidikan menunjukkan bahwa proporsi responden yang berpendidikan lulus SLTA dan PT menyatakan mudah sebesar 57,14 persen dan yang lulus SD dan SMP sebesar 21,43 persen, proporsi yang menyatakan tidak mudah untuk yang berpendidikan lulus SLTA dan PT sebesar 42,86 persen sedangkan yang berpendidikan lulus SD dan SMP sebesar 78,57 persen. Hasil ÷ 2 -test membuktikan H diterima, mengungkapkan bahwa persepsi terhadap keuntungan tidak ada hubungannya dengan tingkat pendidikan, dengan menggunakan koefisien kontingensi, maka dapat dilihat bahwa antara jenis tingkat pendidikan dan kemudahan yang dirasakan mempunyai hubungan yang lemah, seperti yang terdapat pada Lampiran 28. Dilihat dari tingkat pendapatan, memperlihatkan bahwa 62,5 persen responden yang berpenghasilan diatas Rp 1.000.000,00 menyatakan mudah, tidak jauh berbeda dengan yang berpenghasilan dibawah Rp 1.000.000,00 sebesar 15,38 persen menyatakan mudah dan proporsi responden yang menyatakan tidak mudah sebesar 37,5 adalah responden yang berpenghasilan diatas Rp 1.000.000,00 sedangkan yang berpenghasilan dibawah Rp 1.000.000,00 sebesar 84,62 persen. Hasil ÷ 2 -test membuktikan H ditolak, mengungkapkan bahwa persepsi terhadap kemudahan ada hubungannya dengan tingkat pendapatan, dengan menggunakan koefisien kontingensi, maka dapat dilihat bahwa antara jenis tingkat pendapatan dan kemudahan yang dirasakan mempunyai hubungan yang sedang, seperti yang terdapat pada Lampiran 29. Adapun persepsi untuk jumlah tanggungan keluarga dapat dilihat bahwa responden yang berjumlah tanggungan keluarga diatas empat orang yang menyatakan mudah sebesar 25 persen dan untuk yang berjulah tanggungan keluarga dibawah empat yang menyatakan bermanfaat sebesar 44,55 persen. Sedangkan untuk responden yang tanggungan keluarga diatas empat menyatakan tidak mudah sebesar 44,44 persen dan responden yang tanggungan keluarganya dibawah empat orang menyatakan tidak mudah sebesar 55,56 persen, dari persepsi jumlah tanggungan keluarga terungkap bahwa tidak ada hubungan antara jumlah tanggungan keluarga dengan manfaat yang dirasakan. Hasil ÷ 2 -test membuktikan H diterima, mengungkapkan bahwa persepsi terhadap manfaat tidak ada hubungannya dengan jumlah tanggungan keluarga, dengan menggunakan koefisien kontingensi, maka dapat dilihat bahwa antara jenis tanggungan keluarga dan kemudahan yang dirasakan mempunyai hubungan yang lemah, seperti yang terdapat pada Lampiran 30. Dilihat dari penguasaan lahan maka responden yang menyatakan mudah sebesar 8,33 persen untuk responden sebagai petani penyakap, sedangkan untuk petani pemilik sebesar 66,67 persen. Adapun untuk yang menyatakan tidak mudah untuk petani penyakap sebesar 91,67 persen sedangkan untuk petani pemilik sebsar 33,33 persen. Dari persepsi penguasaan lahan terungkap bahwa ada hubungan antara petani penyakap dengan petani pemilik yang dirasakan. Hasil ÷ 2 -test membuktikan H ditolak, mengungkapkan bahwa persepsi terhadap kemudahan ada hubungannya dengan penguasaan lahan, dengan menggunakan koefisien kontingensi, maka dapat dilihat bahwa antara jenis penguasaan lahan dan kemudahan yang dirasakan mempunyai hubungan yang sedang, seperti yang terdapat pada Lampiran 31. Sedangkan untuk persepsi yang dilihat dari lamanya bertani maka petani yang lebih berusahatani lebih dari 15 tahun sebanyak 18,75 persen menyatakan mudah sedangkan untuk petani yang berusahatani dibawah 15 tahun sebanyak 80 persen, adapun untuk responden yang menyatakan tidak mudah sebanyak 81,25 persen untuk petani yang berusahattani lebih dari 15 tahun dan untuk petani yang berusahatani dibawah 15 tahun sebanyak 20 persen. Dari persepsi lamanya bertani ada hubungan yang dirasakan terhadap keuntungan usahatani padi metode SRI . Hasil ÷ 2 -test membuktikan H ditolak, mengungkapkan bahwa persepsi terhadap kemudahan ada hubungannya dengan lamanya bertani, dengan menggunakan koefisien kontingensi, maka dapat dilihat bahwa antara jenis lama bertani dan kemudahan yang dirasakan mempunyai hubungan yang sedang, seperti yang terdapat pada Lampiran 32. Persepsi responden mengenai kemudahan yang dirasakan oleh responden terhadap metode SRI didukung dengan beberapa alasan yang diberikan responden seperti Tabel 31. Tabel 31. Opini Responden Mengengai Pemahaman dan Pelaksanaan yang Dirasakan Terhadap Usahatani Padi Metode SRI Pemahaman SRI Semua Proses Dilakukan Paham Tidak Paham Dilakukan Tidak Dilakukan No Karakteris- tik Responden Jumlah Responden Jum- lah Jum- lah Jum- lah Jum- lah

1 Umur

• 40 tahun 18 5 27,78 13 72,22 1 5,56 17 94,44 40 tahun 3 2 66,67 1 33,33 0,00 3 100,00 Jumlah 21 7 14 1 20

2 Tingkat Pendidikan

Lulus SLTA dan PT 7 4 57,14 3 42,86 1 14,29 6 85,71 Lulus SRSD dan SMP 14 3 21,43 11 78,57 0,00 14 100,00 Jumlah 21 7 14 1 20

3 Tingkat Pendapatan

• 1.000.000 8 4 50,00 4 50,00 1 12,50 7 87,50 1.000.000 13 3 23,08 10 76,92 0,00 13 100,00 Jumlah 21 7 14 1 20 4 Jml Tanggungan Keluarga • 4 orang 12 3 25,00 9 75,00 0,00 12 100,00 4 orang 9 4 44,44 5 55,56 1 11,11 8 88,89 Jumlah 21 7 14 1 20 5 Status Kepemilikan Lahan Penyakap 12 1 8,33 11 91,67 0,00 12 100,00 Pemilik Penggarap 9 6 66,67 3 33,33 1 11,11 8 88,89 Jumlah 21 7 14 1 20 6 Lama Bertani • 15 tahun 16 3 18,75 13 81,25 0,00 16 100,00 15 tahun 5 4 80,00 1 20,00 1 20,00 4 80,00 Jumlah 21 7 14 1 20

a. Pemahaman Usahatani Padi dengan Metode SRI