Pengertian Anak Usia Dini Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Anak Usia Dini

1. Pengertian Anak Usia Dini

Definisi mengenai Anak Usia Dini atau AUD memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan pandangan ini tampak pada pembagian kategori umur setiap tingkat perkembangan. Pandangan yang paling umum mengacu pada pengertian AUD menurut National Association for the Education of Young Children, disingkat NAEYC. Menurut NAEYC dalam Tadkiroatun Musfiroh, 2008: 1, AUD atau early childhood dimulai saat 0-8 tahun. Lebih lanjut, Bredekamp dalam Tadkiroatun Musfiroh, 2008: 2 membagi anak usia dini menjadi tiga kelompok. Kelompok bayi berusia 0-2 tahun, kelompok 3-5 tahun dan kelompok 6-8 tahun. Pembagian kelompok menurut Berdekamp didasarkan pada pemberian pengasuhan dan pendidikan pada setiap kelompok usia. Definisi anak usia dini menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14, membatasi pengertian AUD dari usia 0-6 tahun. Pengertian ini adalah patokan Pendidikan Anak Usia Dini yang digunakan di Indonesia. Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD menurut pandangan ini dimulai dari masa bayi sampai Taman Kanak-kanak Tadkiroatun, 2008: 2. PAUD di Indonesia dibagi menjadi tiga kategori, yakni jalur informal, non-formal dan formal. Jalur informal pada tingkat keluarga, jalur non-formal adalah Kelompok Bermain atau playgroup, sementara jalur formal adalah Taman 8 Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal. PAUD jalur informal dan non-formal berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Non-formal Informal, disingkat Direktorat Jenderal PAUDNI. Sementara itu, Taman Kanak-kanak dan bentuk lain yang sederajat sebagai jalur formal berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Taman Kanak-kanak melayani pendidikan pada rentang usia 4 sampai 6 tahun.

2. Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini

Perkembangan AUD berlangsung mengikuti kaidah-kaidah tertentu. Tahap perkembangan anak usia dini tidak ada yang meloncat. Secara umum, perkembangan anak usia dini memiliki prinsip yang sama. Prinsip-prinsip dasar perkembangan anak usia dini Hurlock, 2008; Tadkiroatun Musfiroh, 2008: 3-5, antara lain: a. Perkembangan untuk aktualisasi diri. Perkembangan adalah perubahan yang bertujuan untuk aktualisasi diri atau pencapaian kemampuan bawaan. Perkembangan dipengaruhi oleh kesadaran anak terhadap perubahan dan dampak perubahan pada perilaku anak. Perkembangan juga dapat dipengaruhi oleh sikap sosial terhadap perubahan penampilan anak. Sikap budaya ikut mempengaruhi sebagai cermin perlakuan orang tua kepada anak sebagai akibat perubahan. b. Perkembangan awal lebih penting daripada perkembangan selanjutnya. Pendidikan awal berdasarkan pada pengalaman dan proses belajar. Lingkungan tempat anak tinggal membawa pengaruh kuat pada pencapaian kemampuan bawaan. Hal yang mempengaruhi perkembangan awal antara lain 9 hubungan antar pribadi, keadaan emosi, pola pengasuhan, peran dalam keluarga, struktur keluarga dan rangsangan lingkungan. c. Perkembangan adalah hasil proses kematangan dan belajar. Perkembangan anak sebagian berasal dari proses kematangan individu dan sebagian hasil latihan individu. Perkembangan tergantung pada interaksi faktor bawaan dan faktor sosial. d. Perkembangan memiliki pola tertentu sehingga dapat diramalkan. Penelitian genetika menunjukkan bahwa semua anak kecil mengikuti pola perilaku yang relatif beraturan. Aspek perkembangan motorik, emosional, bahasa, sosial, konsep, cita-cita, minat, dan identifikasi terhadap orang lain juga mengikuti pola yang dapat diramalkan. Pola perkembangan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pralahir dan pascalahir. e. Pola perkembangan memiliki karakteristik tertentu yang dapat diramalkan. Secara umum, ada persamaan pola perkembangan pada semua anak. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik terhadap rangsangan dan terjadi secara berkesinambungan. Berbagai aspek perkembangan berlangsung pada kecepatan yang berbeda-beda. Aspek perkembangan anak meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik-motorik, moral, dan sosial emosional. Aspek-aspek perkembangan tersebut saling terikat satu sama lain. f. Perbedaan individu sebagai pengaruh bawaan dan kondisi lingkungan. Faktor lingkungan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada faktor keturunan dalam menciptakan perbedaan individu. Perkembangan anak selama dua tahun pertama cenderung pada pertumbuhan secara fisik, selebihnya belajar 10 sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya Vygotsky dalam Crain, 2007: 343. Ketika anak berusia 2 sampai 6 tahun, anak mulai mampu menggunakan bahasa dan pemikiran simbolis, yang dikenal dengan tahap praoperasional Piaget dalam Hurlock, 2008: 39. Bahasa dan pemikiran simbolis ini sangat tergantung pada lingkungan terdekatnya. g. Terdapat periode dalam pola perkembangan anak. Periode dalam pola perkembangan anak meliputi periode pralahir, masa nenonatus, bayi, kanak-kanak awal, kanak-kanak akhir, dan pubertas. Pada setiap periode terdapat masa keseimbangan dan ketidakseimbangan. Selain itu, terdapat pula perilaku normal dan perilaku tidak normal. h. Ada harapan sosial pada setiap periode perkembangan. Harapan sosial adalah tugas perkembangan berupa pola perilaku tertentu yang harus dicapai anak pada setiap periode perkembangan. Tugas perkembangan yang tidak tercapai akan membuat anak merasa rendah diri, penolakan sosial, dan menghambat penguasaan tugas perkembangan selanjutnya. i. Setiap bidang perkembangan mengandung kemungkinan resiko tertentu. Resiko fisik dan psikologis dapat mengubah pola perkembangan. Resiko dapat berasal dari dalam diri anak maupun lingkungan. Anak yang mengalami resiko ini akan menghadapi masalah penyesuaian diri. j. Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan. Kebahagiaan mempengaruhi penyesuaian pada masa kanak-kanak. Dalam batasan tertentu, kebahagiaan anak-anak dapat dikendalikan dengan pemenuhan kebutuhan untuk perkembangan. 11

3. Karakteristik Perkembangan Anak Usia 4-6 Tahun