Keterbatasan Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

107 Materi yang diajarkan meliputi mengenal nama alat musik karawitan, mencoba membunyikan alat musik. Alat musik yang tidak diajarkan adalah kendhang dan bonang. Alat musik yang dapat diajarkan adalah gong, kenong, slenthem dan saron. Selain materi musik, anak-anak juga diajarkan unggah- ungguh seperti duduk bersila dan tidak boleh melompati alat musik. Sebuah inovasi yang pernah dilakukan akan meningkatkan tingkat adopsi inovasi oleh lembaga lain. Kesiapan memiliki implikasi evaluasi, sehingga hasil evaluasi tersebut menyediakan umpan balik mengenai keuntungan dari inovasi tertentu Scaccia, 2014: 24. Evaluasi dari kegiatan karawitan di TK Negeri Pembina antara lain: 1 Jadwal yang bertabrakan dengan hari libur atau jadwal insidental sekolah. 2 Anak didik yang berganti-ganti. Peserta didik di TK Negeri Pembina sebanyak 3 kelas untuk kelompok A dan 7 kelas untuk kelompok B. 3 Evaluasi penilaian untuk peserta didik belum terlaksana. 4 Bantuan dana untuk tahun 2015-2016 diambil dari uang kegiatan.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mempengaruhi interpretasi hasil penelitian. Keterbatasan dalam penelitian ini meliputi: 1. Belum ada panduan implementasi muatan lokal karawitan di Taman Kanak- kanak Sejauh ini, belum ada panduan mengenai implementasi karawitan di Taman Kanak-kanak. Hal ini menyebabkan adanya variasi pengertian 108 implementasi karawitan pada responden. Penelitian ini menggunakan pengertian karawitan dalam konteks bermain karawitan secara langsung. 2. Kesulitan kajian mengenai teknik belajar karawitan yang sesuai untuk Anak Usia Dini Kajian terkait teknik belajar karawitan bagi Anak Usia Dini sangat sulit ditemukan. Terdapat sumber yang mencantumkan tahapan belajar karawitan bagi anak maupun orang dewasa, namun belum spesifik pada Anak Usia Dini. Nikhil Dally 2009: 29 mengemukakan bahwa belajar karawitan bagi pemula dilakukan dengan teori dari Zoltan Kodály, untuk anak-anak maupun orang dewasa. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai tahapan belajar karawitan untuk Anak Usia Dini. 3. Responden terbatas pada kepala sekolah Responden yang diambil adalah kepala sekolah, dengan asumsi bahwa kepala sekolah adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam perencanaan pendidikan di sekolah. Hal ini membuka kecenderungan bias dalam kapasitas umum, terutama pada aspek kepemimpinan dan iklim organisasi. 4. Keterbatasan generalisasi Generalisasi penelitian terbatas pada sampel yang diambil. Sampel diambil sebanyak 46 sekolah, diatas batasan minimal 20 populasi Yount, 2005: 7.4. Meskipun sampel telah diambil dengan proporsi pada setiap kecamatan dan diambil secara acak, namun tidak menutup kecenderungan terdapat detail-detail yang tidak terwakili. 109

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesiapan Taman Kanak-kanak di Kota Yogyakarta untuk mengimplementasikan muatan lokal karawitan masih rendah, dengan rata- rata sebesar 29,74. Taman Kanak-kanak yang menjadi sampel dikategorikan berdasarkan lima kategori kurva normal, yaitu kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. 21 sekolah 46 termasuk pada kategori sangat rendah, 15 sekolah 33 termasuk kategori rendah, 9 sekolah 20 termasuk pada kategori sedang, tidak ada sekolah yang termasuk kategori tinggi, dan satu sekolah 2 yang termasuk kategori sangat tinggi. Satu sekolah yang termasuk kategori sangat tinggi sudah menerapkan karawitan pada tahun 2014-2015.

B. Rekomendasi

Motivasi rata-rata Taman Kanak-kanak di Kota Yogyakarta untuk mengimplementasikan muatan lokal dari sampel yang diambil adalah 32,44. Rata-rata kapasitas umum Taman Kanak-kanak di Kota Yogyakarta dari sampel adalah 34,37. Rata-rata kapasitas khusus Taman Kanak-kanak di Kota Yogyakarta dari sampel adalah 24,78. Terdapat satu sekolah yang mendapatkan skor 0 pada komponen motivasi, sehingga sekolah tersebut dianggap tidak bisa mengimplementasikan inovasi secara efektif sebelum masalah-masalah yang ada pada komponen motivasi diselesaikan. Analisa ketiga komponen kesiapan sekolah menemukan faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi muatan lokal karawitan. Faktor yang