32 ini menyebabkan pencarian identitas setiap keraton, termasuk dalam gaya tabuhan
gamelan. Seni karawitan gaya Yogyakarta menonjolkan tabuhan yang gagah
.
Ki Hajar Dewantara mengemukakan pentingnya mempelajari karawitan di pendidikan formal
.
Menurut Ki Hajar Dewantara Sumarsam, 2003: 168, pelajaran gendhing tidak hanya untuk sekedar tahu atau bisa memainkan gendhing
saja, namun intinya pada mengasah kepekaan batin
.
Gendhing selalu menuntun rasa tentang irama rhythmist gevoel, menghidupkan rasa keindahan aesthetisch
gevoel, dan mengheningkan rasa kesusilaan ethisch gevoel
.
Selain itu, kekuatan gendhing juga digunakan sebagai pembuka rasa kebatinan religious gevoel dan
pengasah budi
.
Gendhing sendiri adalah pemaknaan dari lagu-lagu jawa, yang berkaitan langsung dengan karawitan sebagai seni suara Jawa
.
Ki Hajar Dewantara juga mewajibkan seni tontonan Jawa sebagai kurikulum di Taman
Siswa
.
D. Muatan Lokal Karawitan bagi Anak Usia Dini
1. Pengertian Seni Karawitan dan Gamelan
Seni suara berupa instrumental dan vokal yang menggunakan alat musik gamelan secara terminologi disebut karawitan Waridi dalam Rita Apriani, 2012:
2; Drummond, 2003: 2; Sumarsam, 2003. Bahasan mengenai seni karawitan tidak bisa terlepas dari gamelan. Gamelan adalah alat musik tradisional Indonesia
yang dianggap paling lengkap dan berkembang setingkat orkestra barat Sunardi Wisnusubroto, 1997: 1. Gamelan memiliki nama lain, yakni gangsa dalam
bahasa Jawa krama dan pradonggo dalam bahasa Jawa kawi. Gamelan merupakan
33 seperangkat instrumen ricikan yang sebagian besar terdiri dari alat musik pukul
dengan bahan utama logam Supanggah dalam Rita Apriani, 2012: 2. Ricikan memiliki makna bahwa gamelan adalah satu set alat musik yang terdiri dari
beberapa alat musik dengan ciri khas dan peran masing-masing. Bahan logam yang digunakan dapat berupa perunggu, kuningan, maupun besi. Perunggu adalah
bahan pilihan untuk gong dan metalofon, namun dapat pula menggunakan kuningan atau besi. Selain logam, gamelan juga memiliki alat dengan bahan kayu
dan kulit. Indonesia memiliki beragam jenis gamelan, beberapa diantaranya
dikelompokkan menurut wilayah dan memiliki ciri khas masing-masing Sunardi Wisnusubroto, 1997: 1-2. Gamelan Jawa adalah sebutan untuk gamelan yang
dimainkan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gamelan Jawa sendiri memiliki beberapa jenis tabuhan atau gaya permainan, seperti tabuhan
Yogyakarta dan Surakarta. Jawa Barat memiliki gamelan Sunda dan gamelan Dhegung. Gamelan di Bali memiliki sebutan sesuai nama daerahnya, yaitu
gamelan Bali. Gamelan secara umum dimainkan dalam kelompok besar menyerupai
orkestra dengan dua puluh lima niyaga dan sepuluh sindhen Sutrisno Hartana, 2006: 2-3. Niyaga berarti pemain alat musik, sementara sindhen adalah penyanyi
dalam karawitan. Selain itu, gamelan dapat pula dimainkan secara sederhana dengan tiga atau empat niyaga.
Karawitan memiliki berbagai macam bentuk pementasan Sunardi Wisnusubroto, 1997: 1. Karawitan dapat dipentaskan dalam bentuk pertunjukan
34 orkestra yang disebut klenengan atau uyon-uyon. Karawitan juga dapat
dipentaskan sebagai pengiring tari dan drama; seperti sendratari, wayang wong serta kethoprak. Karawitan sering dipentaskan sebagai pengiring pertunjukan
wayang; seperti wayang kulit dan wayang golek. Selain itu, karawitan dapat ditampilkan sebagai pengiring dalam pernikahan, dan acara keagamaan.
2. Ragam Gamelan