45 membiasakan anak untuk bersosialisasi. Anak juga belajar dengan trial and error,
belajar dengan terus-menerus memperbaiki kesalahan yang dibuat sampai bisa. c.
Aspek bahasa Aspek bahasa meliputi membiasakan anak untuk mendengarkan dan
mengetahui titi nada. Mendengarkan menjadi prioritas utama dalam belajar gamelan. Anak harus mau mendengarkan alat musik yang lain. Selain itu, anak
juga belajar menggunakan bahasa Jawa. d.
Aspek kognitif Anak belajar pola suara, imitasi, mengingat dan menghafal ritme, dan
membedakan tinggi rendah suara. Imitasi adalah cara dasar belajar gamelan. Selain itu, anak juga belajar mengenali lambang bilangan dalam alat musik
gamelan, beserta suara yang menyertai. e.
Aspek fisik motorik Aspek fisik motorik tampak ketika anak belajar memukul gamelan secara
langsung. Anak belajar mengendalikan koordinasi mata dan tangan. Selain itu, anak juga belajar mengontrol kekuatan tangan ketika memainkan gamelan.
6. Strategi Belajar Karawitan bagi Anak Usia Dini
Anak mulai dapat bermain gamelan dengan menggunakan ritme sekitar usia 5-6 tahun. Anak usia 5 sampai 6 tahun dapat mengidentifikasi suara alat
musik Bronson dalam Tadkiroatun Musfiroh, 2008, sehingga anak mulai dapat dikenalkan alat musik yang terdapat pada gamelan
.
Anak dengan usia yang lebih muda mulai dikenalkan pada gamelan, namun belum dikenalkan pada ritme
.
46 Dally 2009: 29 menghubungkan karawitan dengan teori Kodály
.
Musik diajarkan paling alami lewat bernyayi Summarsam, 2002 dan menggunakan
isyarat gerakan tubuh
.
Bernyanyi akan menghindarkan anak untuk mencoba mencapai hasil yang benar. Keinginan mencapai hasil yang benar sering
menghancurkan musikalitas seseorang dan membuat anak fokus pada yang yang tidak bisa mereka lakukan Dally, 2005: 29.
Struktur permainan diatur oleh gong, kempul, kethuk-kempyang dan kenong
.
Anak dapat mempelajari gong, kenong dan kempul. Struktur yang dimainkan ketika pertama kali belajar karawitan adalah lancaran. Lancaran
memiliki pola ketukan yang sedang dan stabil. Satu kali gongan pada lancaran terdiri dari 16 ketukan
.
Tempo pada lancaran tetap pada irama I. Tahapan untuk mempelajari struktur lancaran Dally, 2005: 30 adalah:
1 Berawal dari gong
Karawitan mengajarkan totalitas pada keseluruhan lagu. Gamelan selalu bermula dari gong dan berakhir pada gong Dally, 2005; Sumarsam, 2002. Anak
diajarkan mengucapkan ‘gong’ dan memukul gong. 2
Suara dan struktur lancaran Kenong dipelajari setelah anak dapat mengidentifikasi suara gong. Anak
mengucapkan ‘nong’ dan membedakannya dengan ‘gong’ Dally, 2005: 30. Struktur yang dipakai adalah lancaran. Anak belajar struktur dengan
mengucapkan ‘nong – nong – nong – gong’. Anak akan belajar perbedaan suara ‘nong’ dan ‘gong’ dari suara alat musik maupun dari suara anak sendiri.
47 Kempul dipelajari setelah anak dapat mengidentifikasi suara serta struktur
kenong dan gong. Anak mengucapkan ‘pul’ dan membedakannya dengan ‘nong’ dan ‘gong’ Dally, 2005: 31. Anak belajar struktur dengan mengucapkan ‘pul –
nong – pul – nong – pul – nong – pul – gong’, lalu membunyikan alat musik
kempul, kenong dan gong sesuai struktur. Setelah itu, anak belajar struktur ‘diam – nong – pul – nong – pul – nong – pul – gong’.
3 Suara dan balungan
Balungan, terutama saron, dipelajari setelah anak dapat mengidentifikasi suara serta struktur kempul, kenong dan gong pada lancaran. Anak menyuarakan
nada balungan disertai dengan mengayunkan tangan di atas saron Dally, 2005: 32. Hal yang dipelajari adalah bahwa tangan adalah perpanjangan dari lengan,
lengan perpanjangan dari badan, dan badan dipandu oleh suara. 4
Suara, balungan dan Kodály Tinggi rendah nada saron dibedakan dengan menggunakan isyarat tangan
sesuai Kodály Dally, 2005: 34. Isyarat tangan yang biasa digunakan masyarakat Jawa untuk ji adalah menaikkan telunjuk. Ro diisyaratkan dengan menaikkan
telunjuk dan jari tengah. Lu diisyaratkan dengan menaikkan telunjuk, jari tengah dan jari manis. Pat diisyaratkan dengan menaikkan telunjuk, jari tengah, jari
manis dan kelingking. Mo diisyaratkan dengan menaikkan kelima jari. Nem diisyaratkan dengan menaikkan jempol. Pi diisyaratkan dengan menaikkan jempol
dan kelingking. Lancaran yang mudah dimainkan adalah Lancaran Manyar Sewu, Kebo
Giro dan Gugur Gunung. Anak belajar dengan menyanyikan satu gatra atau satu
48 larik terlebih dahulu. Setelah itu, anak dapat menyanyikan struktur sekaligus
menunjukkan gerakan tangan untuk balungan Dally, 2005: 34. Selanjutnya, anak dapat belajar memukul balungan. Hal ini melatih sensitivitas dan kemampuan
untuk memperhatikan orang lain dalam kelompok.
E. Kesiapan Taman Kanak-kanak dalam Implementasi Muatan Lokal Karawitan