Implementasi Kebijaksanaan Pendidikan Proses Implementasi Kebijakan Pendidikan

18 c. Informasi information Informasi mengenai sekolah didistribusikan kepada semua pihak yang terlibat secara proporsional. Informasi dapat berupa visi, misi, strategi, tujuan sekolah, pembiayaan dan kinerja sekolah. Manajemen informasi diperlukan karena tidak semua informasi dapat disampaikan ke semua pihak. d. Penghargaan reward Penghargaan bisa berupa fisik maupun non fisik yang berhubungan dengan prestasi kerja. Penghargaan fisik dapat berupa hadiah. Penghargaan non fisik dapat berupa kenaikan pangkat, diikut sertakan dalam seminar atau konferensi.

4. Implementasi Kebijaksanaan Pendidikan

Tolak ukur keberhasilan sebuah kebijaksanaan pendidikan terletak pada implementasinya. Implementasi adalah aktivitas, aksi, atau tindakan yang terencana, mengikuti mekanisme suatu sistem untuk mencapai tujuan tertentu Nurdin Usman, 2002: 70. Dengan kata lain, implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijaksanaan, dari politik ke dalam administrasi dalam rangka pengembangan suatu program Hanifah Harsono, 2002: 67. Kebijaksanaan pendidikan di Indonesia mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tujuan pendidikan nasional tercantum pada pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Lebih lanjut, Guntur Setiawan 2004: 39 menyatakan bahwa implementasi 19 adalah proses interaksi antara tujuan dan tindakan, sehingga memerlukan jaringan pelaksana yang efektif. Oleh sebab itu, pencapaian tujuan pendidikan nasional memerlukan pengelolaan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan pendidikan secara efektif, yang diwujudkan dalam bentuk desentralisasi pendidikan.

5. Proses Implementasi Kebijakan Pendidikan

Implementasi adalah proses yang muncul dalam tahap-tahap yang dapat dibedakan. National Implementation Research Network atau NIRN 2013 mendefinisikan empat tahapan implementasi, meliputi tahap eksplorasi, tahap inisiasi, tahap implementasi awal dan tahap implementasi penuh. Tahap-tahap implementasi bersifat dinamis, dapat berjalan maju maupun mundur seiring dengan pergantian kondisi dan sumber daya manusia. a. Tahap eksplorasi Tahap eksplorasi atau exploration stage adalah tahapan kritis yang mengumpulkan informasi dan mengeksplorasi pilihan dalam kaitannya dengan keputusan mengimplementasikan suatu kebijaksanaan NIRN, 2013. Tahapan eksplorasi ini meliputi pemetaan kebutuhan organisasi pelaksana, yang dalam konteks pendidikan berarti lembaga sekolah, dan memahami faktor-faktor pendukung maupun penghambat implementasi sebuah kebijaksanaan. Pada tahapan ini, penilaian tentang kesiapan implementasi kebijaksanaan penting dilakukan apabila sasaran kebijaksanaan berlaku pada seluruh populasi. Pada akhir tahap ini, dapat diputuskan tentang diadopsi atau tidaknya kebijaksanaan menjadi sebuah program. 20 b. Tahap instalasi Tahap instalasi atau installation stage meliputi persiapan sumber daya sebelum program dilaksanakan, baik sumber daya berupa materiil maupun sumber daya manusia. Dukungan secara stuktural penting untuk landasan pelaksanaan program, meliputi keberadaan pembiayaan, stategi sumber daya manusia, pengembangan kebijaksanaan, persiapan teknis pelaksanaan, kerangka evaluasi, dan hasil yang ingin dicapai NIRN, 2013. Organisasi sekolah bisa jadi memerlukan sumber daya tambahan untuk mengatur ulang tugas personel, perekrutan personel baru yang dibutuhkan untuk melaksanakan program, persiapan tempat, membeli alat yang mendukung program, pertemuan dengan stakeholders dan pembiayaan untuk personel selama masa latihan. c. Tahap implementasi awal Tahap implementasi awal atau initial implementation stage adalah tahap ketika organisasi mencoba untuk mengaplikasikan program yang baru. Tahap ini merupakan tahap yang paling riskan dan paling menantang. Joyce dan Showers dalam NIRN, 2013 menyatakan bahwa perubahan dalam tingkat keterampilan, kapasitas organisasi dan budaya organisasi memerlukan pendidikan, pelatihan dan waktu. Dukungan eksternal untuk berubah pada tingkat praktis, organisasi dan sistem, penting untuk membangun dan mempertahankan perubahan. Macallair dan Males dalam NIRN, 2013 menyatakan bahwa usaha untuk mengimplementasikan program atau praktik baru dapat berhenti pada tahapan ini karena banyaknya hambatan yang ditemui dalam praktik maupun manajemen. 21 d. Tahap implementasi penuh Tahap implementasi penuh atau full implementation stage dicapai ketika 50 dari pelaksana program telah menjalankan program dengan hasil yang memuaskan. Tahap ini ditandai dengan pelaksanaan program telah menjadi rutinitas yang umum dilakukan pada organisasi, kebermanfaatan yang jelas, dan personel yang terlibat menjadi lebih terampil NIRN, 2013. Perlu waktu kurang lebih 2-4 tahun untuk sebuah kebijaksanaan atau program mencapai tahap ini, kemudian implementasi harus ditingkatkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah perubahan faktor-faktor yang terlibat, mencakup pergantian personel, hilangnya champions, pergantian pemimpin, maupun perubahan dalam pembiayaan.

C. Kurikulum Berbasis Budaya Lokal di Kota Yogyakarta