11
3. Karakteristik Perkembangan Anak Usia 4-6 Tahun
Rentang usia anak pada tingkat Taman Kanak-kanak menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014
adalah 4-6 tahun. Karakteristik anak usia 4-6 tahun dapat dilihat dari enam aspek perkembangan anak, yakni nilai agama dan moral, fisik-motorik, , kognitif,
bahasa, sosial-emosional, serta seni. Anak pada rentang usia 4-6 tahun memiliki karakteristik perkembangan sebagai berikut:
a. Aspek nilai agama dan moral
Selama usia 4-6 tahun, anak belajar untuk mandiri dan merawat diri sendiri Santrock, 2007: 20. Selain itu, anak juga belajar mengikuti perintah.
Menurut Piaget Hurlock, 2008: 78, anak pada awalnya mengembangkan ketaatan terhadap peraturan tanpa penilaian atau penalaran, yang disebut tahap
realisme moral.
Akan tetapi,
antara usia
5-7 tahun,
anak mulai
mempertimbangkan keadaan tertentu yang berkaitan dengan pelanggaran moral, yang menjadi masa transisi ke tahap moralitas otonomi.
b. Aspek fisik-motorik
Aspek fisik motorik mencakup motorik kasar, motorik halus, serta kesehatan dan perilaku keselamatan. Pada rentang usia ini, pertumbuhan otak
yang paling cepat pada lobus frontal, yang berhubungan dengan perencanaan, pengaturan tindakan baru, dan perhatian Santrock, 2007: 175. Anak menjadi
semakin menyukai petualangan dan hal-hal baru. Terlebih, koordinasi motorik halus anak meningkat pada sekitar usia 4 tahun. Pada usia 5 tahun, tangan,
koordinasi mata dan tangan juga semakin baik.
12 c.
Aspek kognitif Aspek kognitif dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 mencakup belajar dan pemecahan masalah, berpikir logis dan berpikir simbolik. Secara kognitif, anak mulai
menunjukkan pemikiran simbolis melalui kata –kata dan gambar Hurlock, 2008:
39. Anak dapat melakukan permainan simbolis, seperti bermain peran. Selain itu, anak dapat melakukan imitasi langsung maupun tertunda. Pemikiran anak
masih intuitif, irreversible atau satu arah, dan belum logis. Ciri khas masa ini adalah anak belum mampu melakukan konversi. Pada usia ini, anak juga
menyiapkan diri untuk sekolah dengan mengenali huruf dan lambang bilangan. Hal ini didukung dengan kematangan otot mata, yang cukup berkembang untuk
digerakkan untuk mengikuti serangkaian huruf secara efisien Santrock, 2007: 227.
d. Aspek bahasa
Aspek bahasa dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 mencakup kemampuan memahami
bahasa reseptif, mengekspresikan bahasa dan keaksaraan. Bronson dalam Tadkiroatun Musfiroh, 2008 menyatakan bahwa anak usia 5 tahun dapat
mengenali ritme, menyanyi bersama dan ikut irama musik. Anak menjadi sensitif terhadap bunyi dari kata-kata yang diucapkan. Anak juga mulai memahami aturan
sintaksis. Menurut Miller Santrock, 2007: 361, rata-rata anak usia 6 tahun dapat mempelajari 22 kata baru setiap hari.
13 e.
Aspek sosial-emosional Aspek sosial-emosional dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 mencakup kesadaran diri, rasa tanggung jawab dan perilaku prososial. Anak usia 4-6 tahun banyak
menghabiskan waktu dengan teman-teman sebaya. Ruff dan Rothbart dalam Santrock, 2007: 282 menemukan bahwa perhatian pada anak prasekolah
berhubungan langsung dengan pencapaian keahlian sosial. Anak yang secara sosial lebih maju lebih mudah mengabaikan godaan dan lebih baik dalam
memusatkan perhatian. Meskipun demikian, egosentris anak masih sangat tinggi, sehingga belum mampu melihat perspektif orang lain Hurlock, 2008: 39.
f. Aspek seni
Aspek seni dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 mencakup bidang seni musik, seni
rupa, seni kerajinan, dan seni pertunjukan. Kemampuan dalam aspek seni meliputi kemampuan eksplorasi dan mengekspresikan diri, berimajinasi dalam beragam
bidang seni, serta mampu mengapresiasi karya seni.
B. Kebijaksanaan Pendidikan