Kesiapan Organisasi dalam Implementasi Muatan Lokal Karawitan

54 2 Penggerak program atau champion. Champion adalah individu yang dapat mempengaruhi orang lain dalam organisasi, pada umumnya menduduki posisi kunci dalam sebuah organisasi Scaccia, 2014: 29. Champion juga memiliki kemampuan interpersonal yang baik. Dymnicki dkk 2014: 10 menyebutkan penggerak program terutama manajer dan pemimpin lembaga. 3 Iklim implementasi, mencakup kondisi yang mendukung suatu program atau praktik untuk diterapkan di sebuah organisasi Scaccia, 2014: 30. Dymnicki, dkk 2014: 10 mendefinisikan iklim implementasi sebagai sumber daya yang dibutuhkan agar program atau praktik baru dapat terlaksana. 4 Hubungan antar organisasi, mengarah pada hubungan lembaga dengan sistem yang mendukung penerapan program atau praktik Scaccia, 2014: 30. Hubungan antar organisasi dapat berupa kolaborasi dengan lembaga lain yang sama-sama menerapkan program atau praktik baru Dymnicki, dkk, 2014: 10. Pada sekolah, hubungan antar organisasi lebih tepat disebut sebagai hubungan masyarakat.

3. Kesiapan Organisasi dalam Implementasi Muatan Lokal Karawitan

Kesiapan organisasi dari Scaccia dapat digunakan untuk sekolah maupun organisasi lain yang berbasis komunitas Dymnicki, dkk, 2014: 2. Kesiapan organisasi dalam tingkat sekolah menyesuaikan dengan komponen-komponen dalam lembaga sekolah. Skema kesiapan lembaga sekolah dalam implementasi muatan lokal karawitan dapat dilihat pada gambar 1. 55 Gambar 1. Kesiapan Taman Kanak-kanak dalam implementasi muatan lokal karawitan Program yang diukur tingkat kesiapan implementasinya berdasarkan gambar 1 adalah karawitan sebagai muatan lokal. Organisasi yang diukur adalah lembaga sekolah tingkat Taman Kanak-kanak sederajat. Personel dalam institusi sekolah adalah tenaga pendidik dan kependidikan, sementara pemimpin yang dimaksud adalah kepala sekolah. Komponen kesiapan organisasi dalam implementasi muatan lokal karawitan meliputi: a. Motivasi Komponen motivasi spesifik pada persepsi kognitif dan afektif yang mempengaruhi ketertarikan suatu Taman Kanak-kanak untuk menerapkan karawitan. Sub komponen motivasi meliputi keuntungan relatif, kesesuaian, 56 kompleksitas, dapat diuji coba, dapat diamati, dan prioritas Scaccia, 2014: 21- 25. Keuntungan relatif tentang karawitan adalah relevansi dan kebermanfaatan karawitan bagi Anak Usia Dini. Kesesuaian mengukur tingkat kesesuaian karawitan dengan nilai dan norma di Taman Kanak-kanak, yang terwujud pada visi misi setiap lembaga. Kompleksitas adalah tingkat kesulitan karawitan untuk dilakukan di Taman Kanak-kanak, dalam kaitannya dengan dukungan, kemampuan awal dan pembinaan tenaga pendidik serta kemampuan peserta didik. Sub komponen trialability atau dapat diuji coba mengindikasikan dapat atau tidak karawitan diuji coba pada tahun ajaran 20152016. Sub komponen dapat diamati atau observability, yaitu keteramatan hasil dari adanya jadwal yang tetap, terdapat fokus evaluasi dan indikator penilaian untuk siswa. Prioritas menyangkut tentang urgensi karawitan untuk diterapkan pada suatu lembaga. b. Kapasitas Umum Komponen kapasitas umum mengukur kemampuan Taman Kanak-kanak dalam melaksanakan fungsi organisasi, tidak terbatas pada karawitan. Kapasitas umum mencakup budaya organisasi, iklim organisasi, keterbukaan organisasi terhadap perubahan, biaya, kepemimpinan, struktur organisasi dan kapasitas sumber daya manusia Scaccia, 2014: 34-39. Budaya organisasi dalam konteks kapasitas umum lebih mengarah pada bahasa komunikasi dan ada tidaknya penghargaan untuk kinerja pendidik dan tenaga kependidikan. Iklim organisasi adalah pandangan pendidik dan tenaga kependidikan terhadap kondisi lembaga pada saat ini, meliputi meliputi identifikasi individu dengan organisasi, kepuasan kerja, keterikatan dengan kerja, 57 hubungan fungsional dengan sesama pegawai dan tingkat stress dari pekerjaan Scaccia, 2014: 34. Keterbukaan organisasi terhadap perubahan mengacu pada kecenderungan lembaga untuk mendukung ide-ide baru, menghasilkan produk baru, metode baru, atau layanan baru. Biaya membahas sumber dana untuk sekolah. Sumber dana bagi sekolah negeri dapat berasal dari anggaran rutin, anggaran pembangunan, Dana Penunjang Pendidikan, Bantuan Operasional Pendidikan, komite sekolah dan sumbangan. Sumber dana bagi sekolah swasta diperoleh dari SPP, subsidi pemerintah, dewan sekolah dan yayasan Ali Imron, 2013: 75. Kepemimpinan membahas tanggung jawab kepala sekolah dalam perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi di lembaga pendidikan yang diampu. Struktur organisasi meliputi jumlah pegawai, latar belakang dan pengalaman pegawai, pelatihan untuk pegawai baru, peluang untuk kolaborasi antar pegawai, waktu untuk perencanaan pegawai, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan internal Dymnicki, dkk, 2014: 9. Kapasitas sumber daya manusia di sekolah dapat dilihat dari inisiatif tenaga pendidik untuk mengembangkan diri. c. Kapasitas Khusus Kapasitas khusus atau innovation-related capacity adalah kondisi sumber daya yang diperlukan Taman Kanak-kanak untuk dapat mengimplementasikan muatan lokal karawitan ditinjau dari segi tenaga kerja, teknis dan biaya. Komponen kapasitas khusus mencakup pengetahuan, kemampuan dan keterampilan berkaitan dengan karawitan, penggerak program, iklim implementasi dan hubungan antar organisasi. Pengetahuan, kemampuan dan 58 keterampilan berkaitan dengan karawitan mencakup pengetahuan tentang strategi dan materi karawitan, guru untuk mengajar karawitan dan biaya untuk melaksanakan muatan lokal karawitan. Penggerak program atau champion mengukur ada tidaknya sosok yang memelopori dan menggerakkan karawitan di suatu Taman Kanak-kanak. Iklim implementasi dalam karawitan mencakup keberadaan gamelan, akses penggunaan gamelan, ruangan dan kondisi lingkungan sekolah. Hubungan antara sekolah dan masyarakat mencakup hubungan sekolah dengan sekolah lain, sekolah dengan pemerintah setempat, sekolah dengan instansi atau jawatan lain, sekolah dengan masyarakat umum Ngalim Purwanto dalam B. Suryosubroto, 2000: 19. 59

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Bentuk dan Jenis Penelitian

1. Bentuk Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif berasal dari filsafat logika- positivistik, yang bertujuan untuk menguji teori dan membuktikan fakta di lapangan Muhammad Idrus, 2007: 29-33. Penelitian ini menguji teori mengenai tingkat kesiapan Taman Kanak-kanak dalam implementasi muatan lokal karawitan. Pencarian fakta-fakta mengenai tingkat kesiapan Taman Kanak-kanak dalam implementasi muatan lokal karawitan dilakukan dengan mengesampingkan keadaan per individu, sehingga orientasi terletak pada hasil dan bersifat objektif. Pendekatan kuantitatif menggunakan kerangka kerja yang pasti, konsisten, menggunakan statistik dan memungkinkan untuk dilakukan prediksi. Hasil penelitian bersifat generalisasi.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian berdasarkan tujuan penelitian adalah penelitian terapan. Penelitian terapan atau applied research bertujuan untuk memecahkan masalah- masalah yang bersifat praktis Jujun dalam Sugiyono, 2014: 9. Berkenaan dengan tingkat kesiapan Taman Kanak-kanak di Kota Yogyakarta dalam menerapkan muatan lokal karawitan, maka masalah yang ditemukan bersifat praktis dan teknis. Hasil penelitian diharapkan dapat menggambarkan permasalahan tersebut secara objektif dan umum.