Buku Siswa Kelas XII
130
Artinya : Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang
Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhannya”. Q.S. al-Kahfi 18: 110.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Darda’, Rasulullah bersabda yang artinya: Dari Abu Darda’, dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw.
bersabda, “Allah Swt. berfirman, ‘Kemudian Kitab ini Kami wariskan kepada orang- orang yang Kami pilih di antara hambahamba Kami, lalu diantara mereka ada yang
mendzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah’. Adapun orangorang yang lebih dahulu berbuat
kebaikan, mereka adalah orangorang yang akan masuk surga tanpa hisab. Orang yang pertengahan, mereka adalah orangorang yang akan masuk surga dihisap
dengan hisab yang ringan. Orang yang mendzalimi diri sendiri, mereka adalah orang orang yang dihisab dalam lamanya mahsyar. Kemudian, kerugian mereka itu diganti
oleh Allah dengan rahmatNya. Maka merekapun berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar
benar Maha Pengampun, Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal karena karuniaNya. Didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula
merasa lesu’.” HR. Ahmad
3. Kedzaliman Terhadap Sesama Manusia
Orang yang dzalim kepada orang lain pada umumnya bersikap kasar, bermusuhan dan suka menyakiti perasaan orang lain karena tabiat buruk yang dimilikinya.
Seorang yang dzalim suka mengumbar lidah dengan bergunjing, adu domba dan menfitnah. Mereka selalu mengabaikan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Senantiasa memutar balikkan fakta sehingga membingungkan masyarakat.
Salah satu sifat orang dzalim adalah bahwa ketika bergaul dengan orang lain, maka orang lain merasa tidak nyaman bersamanya. Jika dia tidak menyukai suatu
hal, maka dia melakukan tindakan menurut caranya sendiri tanpa mempedulikan orang lain. Orang seperti ini tidak memiliki kebaikan dalam dirinya, sehingga akan
membawa kerusakan bagi kehidupan pribadi dan masyarakat dimana dia berada. Tatanan kehidupan manjadi kacau balau, karena orang dzalim selalu mengaburkan
tatanan yang benar dan menggantikan dengan tatanan kehidupan yang memuaskan nafsunya.
131
Akhlak Tasawuf Kurikulum 2013
Rasulullah Saw. bersabda:
ِساًنلِل ْمُهُعَفْن َ
أ ِساًلا ُ ْرَخ
“sebaikbaik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya”. Maka setiap manusia harus berusaha
memberikan pertolongan terhadap sesamanya, menghapus air mata kesedihan dan penderitaan orang lain, menolong orang yang mengalami musibah, menyelamatkan
orang yang ditimpa bencana, membantu orang yang tidak punya, menolong orang yang teraniaya, menyadarkan orang dari kekeliruan, mengentaskan kemiskinan,
menunjukkan jalan keselamatan bagi yang sesat, mengajari orang yang bodoh dan rendah akhlaknya, menyingkirkan bahaya yang dapat menyengsarakan orang
banyak.
2. DISKRIMINASI 1. Pengertian Diskriminasi
Secara bahasa diskrimansi berasal dari bahasa Inggris “Discriminate” yang berarti membedakan. Dan dalam bahasa arab istilah diskrimanasi dikenal dengan
AlMuhabbah ُةاَباَحُمْلَا yang artinya membedakan kasih antara satu dengan yang lain
atau pilih kasih. Kosa kata Discriminate ini kemudian diadopsi menjadi kosa kata bahasa Indonesia “Diskriminasi” yaitu suatu sikap yang membeda-bedakan orang
lain berdasarkan suku, ras, bahasa, budaya ataupun agama. Pada kenyataannya banyak manusia yang memiliki sifat serakah dan salah arah
serta tidak tahu diri. Banyak di antara manusia yang menganggap bahwa kemuliaan seseorang terletak pada harta, pangkat atau jabatan yang disandang, kecantikan
yang dimilikinya. Padahal tidak demikian, Nabi Saw. bersabda “sesungguhnya Allah tidak melihat kepada paras maupun hartamu, akan tetapi Dia melihat kepada hati
dan kelakuanmu.” HR. Bukhari Muslim Sebagai bentuk tuntutan aktualisasi diri dalam kehidupan pribadi dan sosialnya,
sebagai seorang mukmin harus mampu meneladani Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah membedakan atau pilih kasih terhadap semua manusia dan memperlakukan
setiap orang secara setara. Orang-orang yang berkumpul dan berhubungan bersama beliau benar-benar
menyatu. Tidak ada di antara mereka yang rendah diri karena karena kemiskinannya atau sombong karena status, kedudukan dan jabatannya. Mereka memiliki sifat
ramah, menghormati orang yang lebih tua, menunjukkan kasih sayang kepada orang yang lebih muda, memberikan prioritas kepada orang-orang yang memerlukan dan
menjaga orang asing.
Buku Siswa Kelas XII
132
Rasulullah memiliki sifat tidak suka berdebat, tidak banyak bicara, tidak mencampuri urusan-urusan yang bukan urusan beliau. Rasulullah tidak pernah
mendiskreditkan orang lain dan tidak pernah mengatakan sesuatu melainkan kata- kata yang akan memberikan pahala.
Ketika beliau berbicara, orang-orang yang ada di sekitar beliau akan mendengarkan dengan serius, duduk tenang seolah-olah ada burung di kepala
mereka. Ketika beliau diam, orang lain gantian berbicara. Mereka tidak pernah berdebat di hadapan beliau. Mereka akan tersenyum pada apa yang nabi tersenyum,
dan akan terkesan pada apa yang nabi terkesan.
2. Jenis perbuatan Diskriminasi