Pengertian Akhlak Bertamu Bentuk Adab Bertamu

Buku Siswa Kelas XII 114 4. ADAB BERTAMU H L A K B E R T A M U

a. Pengertian Akhlak Bertamu

Bertamu merupakan tradisi masyarakat yang selalu dilestarikan. Dengan bertamu seorang bisa menjalin persaudaraan bahkan dapat menjalin kerjasama untuk meringankan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Bertamu dalam Bahasa Arab disebut dengan kata ِةَراَيِزلِل َتَا “Ataa liziyaroti,atau ُ فْي ِضَتْسَي - َفا َضَتـْسِا Istadloofa­Yastadliifu”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bertamu diartikan; “datang berkunjung ke rumah seorang teman ataupun kerabat untuk suatu tujuan ataupun maksud melawat dan sebagainya”. Secara istilah bertamu merupakan kegiatan mengunjungi rumah sahabat, kerabat ataupun orang lain, dengan tujuan untuk menjalin persaudaraan ataupun untuk suatu keperluan lain, dalam rangka menciptakan kebersamaan dan kemaslahatan bersama. Berdasarkan pengertian dimaksud, maka bertamu dilakukan kepada orang yang sudah dikenal, baik sahabat ataupun kerabat. Tujuan bertamu sudah barang tentu untuk menjalin persaudaraan ataupun persahabatan.Sedangkan bertamu kepada orang lain yang belum dikenal, memiliki tujuan untuk saling memperkenalkan diri ataupun maksud lain, yang belum tentu dipahami oleh kedua belah pihak. Jika dilihat dari intensitas bertamu, maka yang sering dilakukan adalah bertamu terhadap orang yang sudah dikenal.

b. Bentuk Adab Bertamu

Sebelum memasuki rumah seseorang, hendaklah orang yang bertamu terlebih dahulu meminta izin dan mengucapkan salam kepada penghuni rumah. Allah berfirman: ۚاَهِلۡه َ أ ٓ َ َع ْاوُمِّلَسُتَو ْاوُسِنۡأَتۡسَت ٰ َتَح ۡمُكِتوُيُب َ ۡرَغ اًتوُيُب ْاوُلُخۡدَت َل ْاوُنَماَء َنيِ َلٱ اَهُيَأٓ َي ٧ َنوُرَكَذَت ۡمُكَلَعَل ۡمُكَل ٞ ۡرَخ ۡمُكِلَٰذ Artinya:“ Wahai orang­orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat .” Q.S. an-Nūr24: 27 Berdasarkan isyarat al-Qur’an di atas, maka yang pertama dilakukan adalah meminta izin, baru kemudian mengucapkan salam. Sedangkan menurut mayoritas 115 Akhlak Tasawuf ­ Kurikulum 2013 ahli fiqh berpendapat sebaliknya. Mereka berargumentasi berdasarkan beberapa hadits Rasulullah Saw. yang sekalipun dengan redaksi yang berbeda-beda tapi semuanya menyatakan bahwa; mengucapkan salam dilakukan terlebih dahulu sebelum meminta izin as­salam qabl al­kalam kepada tuan rumah. Meminta izin bisa dengan kata-kata, dan bisa pula dengan ketukan pintu atau tekan tombol bel atau cara-cara lain yang dikenal baik oleh masyarakat setempat. Bahkan salam itu sendiri bisa juga dianggap sekaligus sebagai permohonan izin. Menurut Rasulullah saw., meminta izin maksimal boleh dilakukan tiga kali. Apabila tidak ada jawaban seyogyanya yang akan bertamu kembali pulang. Jangan sekali- kali masuk rumah orang lain tanpa izin, karena di samping tidak menyenangkan bahkan mengganggu tuan rumah, juga dapat berakibat negatif kepada tamu itu sendiri. Rasulullah saw. bersabda: ْنِإَف اًث َاَث ْمُكُدَحَأ ُنِذْأَتْسَي َمَلَسَو ِهْيَلَع َُلا َل َص ِلا ُلوُسَر َلاَق : َسوُم ِبَأ ْنَع دواد وبا هاور ْعِجْ َر ْلَف َاِإَو َُل َنِذُأ Artinya: “Dari Abu Musa : Rasulallah saw bersabda : jika seseorang diantara kamu telah meminta izin tiga kali, lalu tidak diizinkan, maka hendaklah dia kembali.” H.R. Abu Dawud Di samping meminta izin dan mengucapkan salam, hal lain yang perlu diperhatikan oleh setiap orang yang bertamu sebagai berikut: 1. Jangan bertamu sembarang waktu, 2. Kalau diterima bertamu, jangan terlalu lama sehingga merepotkan tuan rumah. Setelah urusan selesai segeralah pulang. 3. Jangan melakukan kegiatan yang menyebabkan tuan rumah terganggu 4. Kalau disuguhi minuman atau makanan hormatilah jamuan itu. Bahkan Rasulullah saw. menganjurkan kepada orang yang puasa sunah sebaiknya berbuka puasanya untuk menghormati jamuan; 5. Hendaklah pamit pada waktu mau pulang.

c. Nilai Positif Akhlak Bertamu