Mukul Tahap-tahap Perkawinan pada Masyarakat Karo

71

3.6.5. Mukul

Pada malam harinya setelah pesta perkawinan dilaksanakan acara mukul, dimana masih ikut beberapa keluarga terdekat dari masing-masing pihak. Mukul ialah acara terakhir dalam melengkapi syarat dalam pengukuhan suatu perkawinan menurut adat masyarakat Karo, karena terkadang didalamnya semacam bersumpahan dengan isi sehidup semati Sitepu,1996:130. Acara mukul yang dilaksanakan pada malam hari, kedua pengantin akan dihidangkan makanan yang telah dibawakan oleh kalimbubu sewaktu peseta acara pernikahan dan sebagai minuman lau pola air pohon area, kedua pengantin akan disuruh terlebih dahulu makan sampai sekenangnya Ginting,2014:53. Seiring dengan masuknya kepercayaan baru terhadap masyarakat Karo, acara mukul sudah tidak dilakukan lagi oleh masyarakat Karo yang tinggal dikota digantikan dengan ipasu-pasu acara pemberian berkat, acara ini berisi janji sehidup semati, dilaksanakan satu hari sebelum acara kerja nereh empo, dilakukan pada sore hari dan bertempat di gereja, bagi umat islam biasanya acara mukul ini juga tidak dilakukan lagi, tetapi digantikan dengan Ijab Kabul. Dari wawancara yang dilakukan peneliti terhadap sebagian masyarakat desa Sugau, bahwa mukul masih dilaksanakan sebagain oleh masyarakat di desa Sugau. Namun, berbeda jika salah satu pengantin berasal dari luar desa Sugau maka biasanya acara mukul tidak dilaksanakan lagi. Hal yang menyebabkan sebagian masyarakat desa Sugau tidak melaksanakan lagi seluruh acara tahap perkawinan masyarakat Karo diakibatkan terlalu rumitnya dan terlalu lama tahap perkawinan dalam masyarakat Karo. Seperti yang diungkapkan oleh informan Jonatan Purba 52 tahun dia mengatakan. Universitas Sumatera Utara 72 “Pelaksanaan acara perkawinan masyarakat Karo di desa Sugau ini tidak dilaksanakan lagi seluruhnya, karena memerlukan tahapan yang rumit, waktu yang lama dan biaya yang banyak.“ wawancara 24 Januari 2015 Gambar 4 Acara mukul dalam adat perkawinan masyarakat Karo Sumber: Dokumen pribadi,2013 3.6.6. Ngulihi TudungNgulihi Bulang Setelah empat hari mukul, diadakan upacara ngulih tudungngulih bulang. Ngulih tudung adalah suatu upacara dimana kedua mempelai diantar kerumah orang tua mempelai perempuan, sedangkan nguluhi bulang adalah suatu upacara dimana kedua mempelai diarak kerumah orang tua mempelai si laki-laki. Selesai acara ini, kedua mempelai diantar ketempat mereka untuk memulai hidup baru secara mandiri. Namun, pada masa sekarang, berdasarkan pengamatan yang telah lakukan oleh peneliti bahwa ngulih tudungngulih bulang tidak dilaksanakan lagi karena memakan waktu yang lama. Sehingga pada sekarang ini, setelah kerja nereh empo mempelai langsung diantar ketempat mereka untuk memulai hidup baru, namun hal Universitas Sumatera Utara 73 seperti ini hanya dilakukan oleh mempelai yang ingin hidup njayo 48 Dengan adanya proses dan tata cara yang panjang dan melelahkan, sehingga membuat pengaruh positif, yaitu jarang terjadi perceraianpoligami pada masyarakat Karo. Dimana masyarakat Karo juga mengenal bentuk perkawinan monogami. Menurut Khairuddin monogami adalah perkawinan antara seorang laki-laki dengan perempuan. Monogami merupakan bentuk perkawinan yang pada umumnya diakui serta dilandaskan oleh saksi, adat istiadat, dan agama, maka perkawinan itu akan dapat bertahan lama , namun bagi mempelai yang belum siap njayo biasanya diantar kekampung si laki-laki dan kerumah orang tua laki-laki untuk memulai hidup baru. Harus diakui bahwa proses dan tata cara perkawinan masyarakat Karo sangat panjang dan berbelit. Hal mana jika dipikirkan, merupakan pemborosan waktu, tenaga dan materi. Sehingga, pada masa sekarang, sering ada tahap-tahap perkawinan yang disamakan waktunya. Hal inilah yang membuat informan M. br Gurusinga 47 tahun berkata kepada peneliti: “Sakin rumitnya acara perjabun kalak Karo, sering sekali terjadi masalah dalam acara perjabun terutama yang berkaitan dengan sangkep nggeluhnya. Sering kali sembuyak tidak mengetahui lagi siapa-siapa saja orang yang harus menerima galar siperempuan dan waktu perjambun masyarakat Karo yang terlalu panjang kadang membuat meninggalkan hutang kepada keluarga si laki-laki karena harus menanggung biaya pesta perkawinan.””wawancara, 5 November 2014.” 49 48 Njayo adalah keluarga atau pengantin baru yang tidak tinggal serumah bersama orang tuanya, tetepi keluarga ini hidup dengan memenuhi kebutuhan keluarganya sendiri dan mengurus keluarga tersebut sendiri. . 49 http:googel;bentukperkawinan,co.id.diakses 16 November 2014 Universitas Sumatera Utara 74

3.7. Perkawinan Ideal Menurut Masyarakat Karo