119
ayahnya dengan panggilan mama, ibunya dengan mami, saudara laki- lakinya dengan silih dan saudara perempuannya dengan impal.”
4.8.2. Kalimbubu
Dengan pergeseran nilai budaya unsur sukut maka kalimbubu juga otomatis telah mengalami pergeseran. Kalimbubu yang terbentuk karena ikatan perkawinan
antara laki-laki dengan perempuan yang berbeda merga pada masyarakat Karo. Namun, terjadinya perkawinan semerga maka tutur kalimbubu tidak hanya berlaku
terhadap berbeda merga tatapi sesama merga juga bisa terbentuk tutur kalimbubu. Hal ini disebabkan karena seorang laki-laki mengawini seorang perempuan yang satu
merga dengannya. Hal ini hanya berlaku pada si laki-laki saja tapi tidak mempengaruhi tutur dalam keluarganya. Karena seorang perempuan yang melakukan
perkawinan semerga harus dalam pembayaran hutang adat maka perempuan terlebih dahulu mengganti berunya dengan beru ibu suaminya dan membuat orang tua
penadingen perempuan tersebut. Sehingga keluarga silaki-laki akan menjadi anak beru angkipampui dari orang tua penadingen perempuan. Sehingga tutur yang
diikutkan oleh kedua orang tua perkawinan semerga adalah tutur yang sudah tercipta sebelumnya. Namun pembentukan tutur baru akan dilakukan dengan orang tua
penadingen perempuan. Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan Modal Gurusinga52 tahun mengatakan:
“Dengan saya telah melakukan perkawinan semerga, lingkungan keluarga saya telah mengalami perubahan baik itu dalam ertutur dan
begitu juga yang dialami oleh istri saya. Tutur kami sekarang mengalami perubahan sekarang saya memanggil ayahnya dengan
sebutan mama, ibunya dengan sebutan mami dan abangnya dengan impal dan saya menjadi anak beru keluarga istri saya tapi keluarga
saya tetap dengan tutur yang lama. Sebaliknya juga dengan istri saya sekarang dia menjadi kalimbubu dalam keluarga saya. Lalu berbeda
lagi jika kita menarik tutur dari orang tua penadingen istri saya. Maka
Universitas Sumatera Utara
120
semua keluarga saya menjadi anak beru dari orang tua penadingen istri saya dan seluruh keluarga tersebut menjadi kalimbubu saya.
4.8.3. Anak Beru
Dengan terjadinya perkawinan maka seluruh keluarga dari pihak laki-laki akan menjadi anak beru angkipampu keluarga si perempuan. Namun, hal berbeda
terjadi pada perkawinan semerga. Dimana seseorang laki-laki hanya akan menjadi anak beru angkipampu dari keluarga perempuan, sedangkan keluarga lainnya tetap
pada tutur yang telah ada sebelumnya. Sehingga keluarga laki-laki akan menjadi anak beru angkipampu dari orang tua penadingen si perempuan. Hal ini dilakukan supaya
siperempuan memiliki keluarga dan sehingga sistem sangkep nggeluh anak dari pasangan keluarga ini memiliki kejelasan dalam acara adat budaya masyarakat Karo.
Dengan perkawinan semerga maka seorang anak yang sharusnya ersenin maka akan menjadi impal
4.9. Perubahan Budaya Tutur Siwaluh