Data Primer Metode Penelitian

19 hidup dari sudut pandang penduduk asli. Defenisi ini juga sejalan dengan pendapat Malinoski bahwa tujuan etnografi adalah memahami sudut pandang penduduk asli, hubungan dengan kehidupan untuk mendapatkan pandangan mengenai dunia. Untuk mendeskripsikan hal tersebut, maka peneliti melkukan penelitian lapangan sebagiamana cara untuk memperoleh dara primer dan data sekunder. Melalui pendekatan ini, nantinya diharapkan dapat membantu dalam menggali informasi sebanyak mungkin di lapangan, sehingga didapatkan data yang diinginkan. Tentunya dengan observasi dan wawancara.

1.5.1. Data Primer

Data primer adalah salah satu data yang diperoleh dari observasi pengamatan dan wawancara lapangan: 1. Observasi partisipasi. Dalam observasi partisipasi, pengamatan yang dilakukan melibatkan peneliti secara langsung dalam kegiatan di lapangan yakni dengan cara ikut berpartisipasi dalam melakukan kegiatan subjek penelitian. Salah satunya ikut serta dalam kegiatan adat Mengket Rumah Mbaru 14 , Nurunken Kalak Mate 15 , Acara perjabun 16 2. Wawancara mendalam dan sebagainya yang akan dilakukan subjek penelitian dan lain sebagainya. Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka atau berkomunikasi langsung dengan informan. 14 Mengket Rumah Mbaru adalah upacara yang diadakan oleh mayarakat karo saat hendak memasuki rumah yang baru. Acara ini akan melibatkan keluarga Sanggkep Nggeluh. Upacara ini tergolong sebagai peseta suak cita dan mulia, kareana upacara ini menggambarkan kesuksesaan tuan umah. 15 Nurunken Kalak Mate adalah Upacaara kematian pada masyarakat karo yang dihadiri oleh seluruh keluarga, dimana dalam upacara ini semua tingkata akan meberikan kata turut berduka cita dan nasehat-nasehat. 16 Acara perjabub adalah acara adat pernikahan pada masyarakat Karo Universitas Sumatera Utara 20 Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan keterangan dan penjelasan yang lebih mendalam secara lisan dari informan. Wawancara mendalam ini akan dibantu dengan pedoman wawancara agara lebih terarah. Sebelum melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu membuat janji dengan informan dan menentukan lokasi dilakukannya wawancara. Adapun informan yang digunakan dalam wawancara dalam penelitian ini adalah: Informan pangkal yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemuka adat Karo didesa Sugau disini peneliti mewawancarai masyarakat Karo desa Sugau yang mengetahui adat perkawinan pada masyarakay dan keturunan dari pematek kuta disini yang diwawancarai peneliti adalah orang yang paling dituakan dalam merga Purba, Tokoh agama yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah masyarakat Karo yang memeiliki jabatan sebagai pengurus dalam agama mereka seperti Pendeta, Pertua, Diaken dan tokoh agama islam, pemerhati budaya karo disini adalah orang-orang yang memeberikan sebagaian waktunya untuk menulis mengenai kebudayaan masyarakat Karo, dan kerabat dekat yang di wawancarai adalah para kalimbubu, anak beru, sukut dan anak pelaku perkawinan semerga. Selanjutnya, informasi yang didapat dijadikan sebagai pebanding dan sebagai bahan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan selanjutnya. Informan pokok Utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah delapan keluarga yang melakukan perkawinan semerga di Desa Sugau. Namun, hanya lima keluarga yang bersedia di wawancarai oleh peneliti dan Kepala desa Sugau dijadikan sebagai informan pokok kareana bagai masyarakat di desa Sugau yang ingin menikah maka pernikahan itu harus diketahu dan mendapatkan ijin dari kepala desa dan salah satu pelaku perkawinan semerga adalah kerabat dari beliau. Sehinga informan dipilih Universitas Sumatera Utara 21 karena mereka telah mengalami perkawinan semarga sehingga dan mengetahu fenomena perkawian semerga, peneliti menganggap objek penelitian paham benar mengenai masalah peneliti yang dilakukan. Informan biasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat penduduk desa Sugau. Mereka telah mengikuti perkawinan semarga yang telah dilakukan subjek penelitian.

1.5.2. Data Sekunder