65
Di dalam adat istiadat perkawinan masyarakat Karo secara, ada beberapa tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perkawinan, yakni Nangkih, Maba belo
selambar, Nganting manuk,pasu-pasu, Kerja nereh empo, Mukul, dan Ngulih tudung. Namun tahap perkawinan pada masyarakat Karo sebagian tidak dilaksanakan lagi, ada
juga tahap perkawinan yang disamakan waktunya dan ada tahap pernikahan yang bertambah dari budaya lain seperti acara pasu-pasu. Dan ada juga tahap perkawinan
masyarakat Karo hanya melakukan dua tahap yaitu maba belo selambar dan nganting manuk namun meskipun hanya tanpa ini dilakukan orang tersebut telah mendapatkan
pengakuan dari keluarga dan masyarakat Karo. Peneliti juga menemukan perubahan tahap perkawinan masyarakat Karo di desa Sugau yang akan dijabarkan berdasarkan
tahap-tahap perkawinan tersebut.
3.6.1. Nangkih
Perkawinan dalam masyarakat Karo, ditandai dengan suatu kegiatan yang disebut nangkih, yaitu pada suatu hari yang telah ditentukan oleh laki-laki dan
perempuan, untuk mengenalkan dan membawa si perempuan kerumah orang tua si laki-laki, kemudian orang tua sipemuda akan menyuruh sipemuda untuk membawa si
perempuan kerumah anak berunya. Cara demikian dimaksudkan agar pihak anak berunya secara langsung mengetahui maksudnya dan sekaligus mengambil langkah-
langkah selanjutnya. Dalam hubungan ini, anak beru yang bertanggung jawab menghubungi keluarga si perempuan yaitu pihak anak beru si perempuan dan orang
tuanya untuk mengatur acara adat selanjutnya dan anak beru juga menyampaikan kepada keluarga laki-laki kalimbubunya, bahwa impal mereka ingin menikah.
Tahap perkawinain ini sekarang ini tidak dilaksanakan lagi oleh masyarakat Karo di desa Sugau, karena makna dari kata nangkih di masyarakat Karo desa Sugau
Universitas Sumatera Utara
66
sekarang ini berbeda makna dimana dulunya nangkih bermakna mengenalkan perempuan kepada keluarga laki-laki dan keluarga laki-laki akan mengenakan
perempuan ke anak beru laki-laki agar membicarakan lebih lanjut hubungan anak mereka. Namun sekarang nangkih bermakna seorang laki-laki dan perempuan pergi
meninggalkan orang tua mereka untuk menikah dan membina keluarga, hal yang menyebabkan mereka pergi dari rumah orang tua mereka disini mungkin disebabkan
banyak hal seperti tidak adanya restu dari orang tua mereka. Sehingga dengan bergantinya makna dari kata nangkih tersebut masyarakat desa Sugau tidak
melaksanakan acara nangkih lagi dalam tahap perkawinan masyarakat Karo di desa tersebut.
3.6.2. Maba Belo Selambar dan Nganting manuk