Sejarah Desa Sugau GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

30

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Sejarah Desa Sugau

Nama desa secara administrasi disebut desa Sugau, masyarakat sering menyebut desa ini dengan nama Simpang Durin Pitu. Simpang Durin Pitu dibuat karena dahulunya di simpang desa ini ada tujuh pohon durian yang besar, sehingga masyarakat yang datang ke desa ini menyebutnya dengan Simpang Durin Pitu. Menurut salah seorang masyarakat desa Sugau, Bpk.Jonatan Purba 52 tahun mengatakan: “Nama desa Simpang Durin Pitu dibuat karena dahulu ditemukan tujuh pohon durian besar disimpang itu, sehingga setiap masyarakat yang datang selalu mengatakan dengan sebutan Durin Pitu, masyarakat desa yang berjualan ke kota juga selalu mengatakan bahwa dia tinggal di Durin Pitu. Hal seperti ini sering terjadi pada masyarakat Karo, karena kebiasaan masyarakat Karo apa yang menonjol dari sebuah tempat akan dijadikan sebuah nama Wawancara, 27 Oktober 2014. Pada tahun 1938, penduduk desa Durin Pitu belum ada yang menetap di desa tersebut, mereka datang hanya untuk bercocok tanam berladang, setelah mereka panen mereka pulang ke desa asalnya masing-masing dan setelah sampai waktunya untuk membersihkan dan menanam lagi, maka mereka datang kembali ke desa Durin Pitu. Ladang yang digarap oleh masyarakat adalah lahan perkebunan kelapa sawit pada zaman penjajahan Nippon penjajahan Jepang. Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, semua lahan perkebunan dari penjajahan akan digarap kembali oleh rakyat Indonesia berdasarkan perintah Presiden RI SoekarnoHatta, dengan adanya perintah Presiden, masyarakat Karo datang dan Universitas Sumatera Utara 31 menggarap lahan tersebut dan yang menjadi penghulu pertaman Bpk.Johan Purba dan merga Purba dijadikan sebagai pemantek kuta. Pada tahun 1946, terbentuklah kecamat, setelah terbentuknya dan ditetapkan pemerintah daerah maka dibentuklah pemerintahan desa pada tahun 1951, desa Durin Pitu bergabung dengan desa Simacem dan Sugau. Dari gabungan ketiga desa tersebut maka tebentuklah desa Sugau atau sering disebut masyarakat sebagai desa Durin Pitu. Dengan kepala desa pertama, merga Purba, dengan jumlah penduduk 100 jiwa, dengan bertambahnya jumlah penduduk maka desa Sugau memiliki sekarang terbagi menjadi lima dusun. Menurut kepala desa Sugau, Dahlan Purba masyarakat desa Durin Pitu pada awalnya menganut kepercayaan Pemena 22 22 Pemena adalah kepercayaan orang karo terhadap roh leluhur atau kepercayaan terhadap adat istiadat masyarakat Karo. . Seiring masuknya kepercayaan baru seperti Kristen Protestan, Katholik, dan bergabungnya desa Simacem dan Sugau menjadi desa Sugau, membuat masyarakat desa meningalkan kepercayaan “Pemena”. Kepala desa Sugau sekarang adalah Dahlan Purba, sekretaris desa Josep Barus dan bendahara desa Herman Ginting. Desa Sugau kini telah memiliki lima dusun, kepala dusun satu adalah Amin Tarigan, kepala dusun dua adalah Ramlan Purba, kepala dusun tiga adalah Tasim Purba, kepala dusun empat adalah Model Purba, dan kepala dusun lima adalah Mastar Purba. Universitas Sumatera Utara 32

2.2. Letak dan Keadaan Geografis