Karakteristik Iklan Politik Konseptualisasi Iklan Politik

untuk membuat iklan yang dapat merangsang konsumen agar mau membaca, mendengar dan menonton pesan-pesan yang ingin disampaikan. Maka dari itu iklan haruslah dibuat semenarik dan sekreatif mungkin. c. Desire kebutuhan Sebuah iklan haruslah mampu menggerakkan keinginan khalayak untuk memiliki atau menikmati produk dan jasa yang ditawarkan. Dalam hal ini produsen iklan harus mampu meyakinkan bahwa apa yang ditawarkan menjadi salah satu kebutuhan dari khalayak. d. Conviction keinginan Dalam hal ini, iklan harus mampu menciptakan keinginan calon pembeli sehingga konsumen tersentuh dan sudah pasti akan memilih produk yang ditawarkan. e. Action tindakan Ik lan harus memiliki ‘daya’ membujuk yang kuat kepada konsumen agar konsumen dengan segera mungkin melakukan suatu tindakan pembelian. Tayangan iklan, baik secara langsung maupun tidak langsung mempunyai dampak yang cukup besar bagi masyarakat. Dampak itu bersifat positif, baik iklan itu bersifat awareness pengenalan ataupun menyebarluaskan produk yang dikampanyekan. Teknik para pengiklan dalam membujuk atau menarik perhatian khlayak dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dengan kata-kata popular, jingle khusus lagu iklan, model iklan testimonial, dan sebagainya . 26

E. Konseptualisasi Televisi

Pada umumnya semua media massa mempunyai fungsi dan sifat yang sama, yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk khalayak ramai. Namun dari sekian banyak media massa, televisi menjadi salah satu media yang paling berpengaruh untuk mempengaruhi khalayak dengan cepat. Televisi banyak digunakan karena televisi itu merupakan sumber citra dan pesan tersebar yang sangat besar dalam sejarah dan sekarang telah menjadi mainstream bagi lingkungan simbolik masyarakat, contohnya saja seperti sinetron, iklan komersial, berita, dan program lainnya. Bahkan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa televisi juga sudah menjadi sistem bercerita storytelling yang tersentralisasi. 27 26 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Analisis Interaktif Budaya Massa, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h.135 27 Iswandi Syahputra, Jurnalistik Infotainment: Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri Televisi, Yogyakarta: Nuansa Aksara, 2006, h.70