Hakikat Pendekatan Contextual Teaching and Learning

11 Contextual Teaching Learning dipengaruhi oleh filsafat kontruktivisme oleh J. Piaget, bahwa setiap anaksiswa memiliki struktur kognitif yang dinamakan skema. Skema terbentuk karena pengalaman semakin dewasa semakin sempurna skema yang dimilikinya. Proses penyempurnaan skema terdiri dari: a. Asimilasi, yaitu proses penyempurnaan skema b. Akomodasi, yaitu proses mengubah skema yang sudah ada hingga terbentuk skema baru c. Disequlibirum, yaitu posisi ketidaksetimbangan yang mengganggu anak. d. Equalibirum, yaitu posisi kembali dalam keadaan seimbang 10 1 Karakteristik Pendekatan Kontekstual Adapun karakteristik dalam pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah learning in real life setting b. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna meaningful learning c. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa learning by doing d. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengkoreksi antar teman learning in a group e. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama dan saling memahami antar satu dengan lain secara mendalam learning to know each other deeply 10 Zulfiani. Bahan Perkuliahan Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Biologi. Jakarta: UIN, 2009 12 f. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif dan mementingkan kerjasama learning to ask, to inquiry, to work together. g. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan learning as an enjoy activity 11 Menurut Udin Saefuddin, terdapat lima karakteristik penting dalam menggunakan proses pembelajaran kontekstual,yaitu: a. Dalam CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain b. Pembelajaran kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru, yang diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan cara mempelajari keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya. c. Pemahaman pengetahuan, artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan baru dikembangkan. d. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut, artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa. e. Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi. 12 11 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta: PT bumi aksara, 2008, Cet.4, h. 42 12 Udin Saefudin Sa’ud. Op. cit., h.163 13 2 Komponen dalam Pendekatan Kontekstual Menurut University of Washington dalam triyanto, CTL menekankan pada berfikir tingkat lebih tinggi, transfer pengetahuan lintas disiplin, serta pengumpulan, penganalisisan dan pensintesisan informasi dan data dari berbagai sumber dan pandangan. Di samping itu, telah diidentifikasi enam unsur kunci CTL seperti berikut ini: a. Pembelajaran bermakna: pemahaman, relevansi dan penghargaan pribadi siswa bahwa ia berkepentingan terhadap konten yang harus dipelajari. Pembelajaran dipersepsi sebagai relevan dengan hidup mereka. b. Penerapan pengetahuan: kemampuan untuk melihat bagaimana apa yang dipelajari diterapkan dalam tatanan-tatanan lain dan fungsi- fungsi pada masa sekarang dan akan datang. c. Berfikir tingkat lebih tinggi: siswa dilatih untuk menggunakan berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu, atau memecahkan suatu masalah. d. Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar: konten pengajaran berhubungan dengan suatu rentang dan beragam standar lokal, Negara bagian, nasional, asosiasi, danatau indusrtri. e. Responsive terhadap budaya: pendidik harus memahami dan menghormati nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan- kebiasaan siswa, sesame rekan pendidik dan masyarakat tempat mereka mendidik. Berbagai macam budaya perorangan dan kelompok mempengaruhi pembelajaran. Budaya-budaya ini, dan hubungan antarbudaya-budaya ini, mempengaruhi bagaimana pendidik mengajar. Paling tidak empat perspektif seharusnya dipertimbangkan: individu siswa, kelompok siswa seperti tim atau keseluruhan kelas, tatanan sekolah, dan tatanan masyarakat yang lebih besar. f. Penilaian autentik: penggunaan berbagai macam strategi penilaian yang secara valid mencerminkan hasil belajar sesungguhnya yang diharapkan dari siswa. Strategi-strategi ini dapat meliputi penilaian 14 atas proyek dan kegiatan siswa, penggunaan portofolio, rubric, chek list, dan paduan pengamatan disamping memberikan kesempatan kepada siswa ikut aktif berperan serta dalam menilai pembelajaran mereka sendiri dan penggunaan untuk memperbaiki keterampilan menulis mereka. 13 Dengan demikian, tujuan pembelajaran kontekstual adalah membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang dihadapi. 3 Perbedaan Pola Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajaran Konvensional Menurut I Made Sumadi terdapat perbedaan antara pola pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran konvensional, perbedaan tersebut disajikan dalam bentuk tabel berikut ini: 14 Tabel. 2.1 Perbedaan pola pembelajaran kontekstual dan pembelajaran konvensional Konvensional Kontekstual Menyandarkan pada hafalan Menyandarkan pada memori spasial Pemilihan informasi ditentukan oleh guru Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan individu siswa Cenderung terfokus pada satu bidang disiplin tertentu Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang disiplin Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai pada saatnya diperlukan Selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa Siswa adalah penerima informasi pasif Siswa secara aktif trlibat dalam pembelajaran Siswa belajar secara individual Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, dan saling mengoreksi 13 Triyanto, Op. cit., h.105-106 14 I Made Sumadi, Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Kelas II SLTP Negeri 6 Singaraja, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.1, th.XXXVIII, 2005. h. 6-7. 15 Pembelajaran abstrak, teoritis, dan kurang dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata atau masalah yang disimulasikan Siswa secara pasif menerima rumus kaidah tanpa memberi konstruksi ide dalam proses pengajaran Siswa menggunakan kemampuan berfikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif, ikut bertanggung jawab atas terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan membawa skemata masing-masing ke dalam proses pembelajaran Penilaian hasil belajar hanya melalui hafalan akademik berupa ulanganujian Menerapkan penilaian autentik melalui penerapan praktis dalam pemecahan masalah. Langkah-langkah yang harus ditempuh guru dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah: a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan menkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiry untuk semua topik c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya d. Ciptakan “masyarakat belajar” belajar dalam kelompok-kelompok kecil e. Hadirkan “model” sebagai contoh pembelajaran f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. 15 Sedangkan menurut Syaiful Sagala, penerapan pendekatan kontekstual secara garis besar langkah-langkahnya adalah : a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua pokok bahasan c. Mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya 15 I Made Sumadi. Ibid., h. 7 16 d. Menciptakan masyarakat belajar e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran f. Melakukan refleksi diakhir pertemuan g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara 16

2. Hakikat Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode mengajar yang menyampaikan materi pelajaran dengan cara lisan. Metode ini merupakan metode mengajar yang paling banyak digunakan , tetapi dalam pembelajaran IPA dianggap kurang efektif karena dalam pembelajaran IPA tidak hanya menekankan pada aspek produk tetapi juga pada aspek proses. 17 Metode ceramah ialah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru di depan siswa di muka kelas. 18 Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. Dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak disamping menerima informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri. 19 16 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010, Cet.8, h.92 17 Tonih Feronika, Buku Ajar Strategi pembelajaran Kimia, Jakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2008, h.36 18 M Syafir. http:www.syafir.com20110108metode-ceramah. Tanggal akses 16 Juni 1011 19 Checep05, pendekatan dan metode pembelajaran, dalam http:smacepiring.wordpress.com20080219pendekatan-dan-metode-pembelajaran, Tanggal akses 16 Juni 2011 17

a. Metode ceramah sebaiknya digunakan apabila:

a Bahan ajar yang akan disampaikan banyak, sedangkan waktu yang tersedia relatif singkat b Bahan ajar berupa instruksi c Peserta didik yang diajar jumlahnya juga banyak d Guru memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik metode ini sangat menuntut kemampuan berbicara. 20

b. Langkah-langkah dalam metode ceramah

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah: a Persiapan, dalam tahap ini guru menciptakan suasana belajar yang kondusif untuk belajar siswa b Penyajian, dalam tahap ini, guru menyampaikan materi pelajaran dengan ceramah c Asosiasi, dalam tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berdiskusi agar siswa dapat membuat hubungan materi pelajaran yang telah disajikan guru d Generalisasi, dalam tahap ini guru dan siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan materi pelajaran yang telah disajikan. 21

c. Kelebihan dan kelemahan metode ceramah

Adapun kelebihan metode ceramah yaitu: a Hemat biaya b Pengelolaan kelas lebih mudah, walau jumlah siswa banyak c Guru dalam waktu singkat dapat menyampaikan bahan ajar yang banyak d Bersifat fleksibel, karena sewaktu-waktu pembelajaran dapat diakhiri tanpa harus mengurangi cakupan bahan ajar 20 Tonih Feronika. Op. cit., h.37 21 Tonih Feronika. Op. cit., h.37 18 e Jika guru memiliki kemampuan komunikasi yang baik, dapat membangkitkan semangat belajar siswa f Dapat mengembangkan kemampuan mendengar siswa. 22 Selain kelebihan, metode ceramah pun memiliki kelemahan, adapun kelemahan metode ceramah yaitu: a Pengajar tak dapat mengetahui sampai di mana pembelajar telah mengerti pembicaraannya. Kadang-kadang pengajar beranggapan bahwa bila pembelajar duduk diam mendengarkan atau sambil mengangguk-anggukkan kepala, berarti pembelajar telah mengerti. Padahal anggapan tersebut sering meleset; walaupun, pembelajar menunjukkan reaksi seolah-olah mengerti, akan tetapi pengajar tidak mengetahui sejauh mana penguasaan pembelajar terhadap pelajaran itu. Oleh karena itu segera setelah ia berceramah, harus diadakan evaluasi, misalnya dengan tanyajawab. b Kata-kata yang diucapkan pengajar, ditafsirkan lain oleh pembelajar. Dapat terjadi bahwa pembelajar niemberikan pengertian yang berlainan dengan apa yang dimaksud oleh pengajar. 23 Adapun pendapat lain mengenai kelemahan metode ceramah antara lain : a Membuat siswa pasif b Mengandung unsur paksaan kepada siswa c Mengandung daya kritis siswa d Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya. e Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik. 22 Tonih Feronika, Op. cit., h.37-38 23 Massofa. Metode Ceramah dalam Pembelajaran, dalam http:massofa.wordpress.com20080713metode-ceramah-dalam pembelajaran. Tanggal akses 16 Juni 2011 19 f Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme pengertian kata-kata. g Bila terlalu lama membosankan. 24

3. Hakikat Hasil Belajar

Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit tersembunyi. 25 Suatu aktivitas pembelajaran dapat dikatakan efektif jika proses pembelajaran tersebut dapat mewujudkan sasaran atau hasil belajar tertentu. Belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Apa yang diajarkan hendaknya dipahami sepenuhnya oleh semua anak. UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 26 Belajar berasal dari kata ajar yang berarti mencoba trial, yaitu kegiatan mencoba sesuatu yang belum atau tidak diketahui. Belajar acapkali diidentikan dengan membaca, membaca sesuatu yang tertulis ataupun yang tidak tertulis sehingga dapat membawa seseorang mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui. 27 Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 28 24 http:www.scribd.comdoc27644307Metode-Ceramah. Tanggal akses 16 Juni 2011 25 Syaiful Sagala, Op. cit., h.11 26 Syaiful Sagala. Op. cit., h.11 27 Idris, Shaffat, Optimized Learning and Strategy. Jakarta: Prestasi Pusaka, 2009, Cet.1, h. 1 28 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2003, Cet.4. h. 2

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa: kuasi ekspereimen di SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

0 11 152

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep bunyi

2 12 149

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

0 7 173

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

0 10 0

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGENAI STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN TUMBUHAN.

0 0 27

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGENAI STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN TUMBUHAN.

0 0 33