Dari semua beberapa penhgertian tentang motivasi dapat disimpulkann bahwa motivasi merupakan suatu dororngan yang timbul dari dalam diri
seseorang untuk mencapai tujuan secara maksimal dengan cara meningkatkan kemampuannya.
3. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut James O. Wittaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto mendefinisikan
“belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau di ubah melalui latihan dan pengalaman.
”
32
Sedangkan menurut Gornbach seperti yang di kutip oleh Sumadi Suryabarata menyatakan bahwa
“learning is show by a change in behavior as a result of experience, jadi menurut Gornbach belajar sebaik-baiknya adalah dengan
mengalami dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan panca indera. ”
33
Berbeda dengan Kingsley, menurut Kingsley seperti yang dikutip oleh Sumadi Suryabarata mendefinisikan belajar adalah proses dimana tingkah laku
dalam artian luas ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan.
34
Sedangkan Muhibin Syah mendefinisikan “belajar sebagai kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fudamental dalam penyelenggraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.
”
35
Jadi menurut definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu merupakan proses perubahan baik tingkah laku maupun kecakapan baru yang
terjadi karena sebuah proses yang disengaja dan dengan penuh usaha yang keras.
32
Wasty, Soemanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, h. 104.
33
Sumadi, Suryabarata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010, h. 231.
34
Wasty, Soemanto, Psikologi Pendidikan..., h. 104.
35
Muhibbin, Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet. I, h. 59.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, salah satunya menurut Arden N. Fanderson mengatakan bahwa terdapat faktor psikologis dalam
belajar diantaranya yakni: 1 adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;
2 adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju;
3 adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman;
4 adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun kompetensi;
5 adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran;
6 adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar;
36
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa di bedakan menjadi tiga faktor yaitu faktor internal siswa, faktor eksternal siswa dan
pendekatan belajar. Pendekatan belajar adalah segala macam bentuk strategi cara yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efisiensi dalam proses
pembelajaran tertentu. Muhibbin Syah menyajikan beberapa faktor tersebut ke dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
37
Ragam Faktor dan Unsurnya Internal Siswa
Eksternal Siswa Pendekatan
1 Aspek Fisiologis: a Tonus jasmani
b Mata dan Telinga
2 Aspek Psikologis a Intelegensi
1 Lingkungan Sosial: a Keluarga
b Guru dan Staf c Masyarakat
d Teman 2 Lingkungan
Nonsosial 1 Pendekatan Tinggi
a Speceulative b Achieving
2 Pendekatan Menengah:
36
Sumadi, Suryabarata, Psikologi Pendidikan..., h. 236.
37
Muhibbin, Syah, Psikologi Belajar..., Cet. I, h. 140.
b Minat c Bakat
d Motivasi a Rumah
b Sekolah c Peralatan
d Alam a Analitical
b Deep
3 Pendekatan Rendah: a Reproductive
b Surface
4. Pembelajaran Sejarah
a. Pengertian Sejarah
Ilmu Pengetahuan Sosial IPS diartikan sebagai suatu studi tentang manusia yang dipelajari oleh anak didik ditingkat sekolah dasar dan menengah.
Menurut kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial IPS terbagi menjadi beberapa kajian yaitu ekonomi, geografi, sejarah dan sosiologi. Namun dalam penelitian ini,
peneliti hanya terfokus pada satu kajian yaitu pada kajian pembelajaran sejarah. Sedangkan Abdul Aziz Wahab menyatakan “dimana sejarah merupakan suatu
proses interaksi serba terus-menerus antara fakta sejarawan dengan fakta-fakta apa adanya
.”
38
Menurut Robert Daniel sejarah ialah kenangan masalah pengalaman umat manusia. James Banks menyatakan bahwa menyatakan bahwa semua peristiwa
masa lampau adalah sejarah sejarah sebagai kenyataan. Depdiknas memberikan pengertian
“sejarah sebagai mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan
perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga kini.
”
39
Sejarah dapat membantu siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa yang lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang atau disebut
sebagai tujuan-tujuan yang akan datang atau sebagai tujua-tujuan baru pendidikan sejarah.
38
Abdul, Aziz Wahab, Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007 h. 4.1.
39
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 287.
Dengan demikian sejarah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa kehidupan manusia pada masa lampau sehingga sejarah memiliki tugas pokok
yaitu membuka kegelapan kehidupan umat manusia masa lampau untuk dipaparkan masa sekarang, dengan tujuan agar generasi masa kini dapat
mengetahui, memahami, dan mencontoh hal-hal yang positif dari generasi masa lampau.
Menurut Dadang Supardan “pada umumnya para ahli sejarah membagi peranan dan kedudukan sejarah pada tiga hal yaitu sejarah sebagai peristiwa,
sejarah sebagai ilmu, dan sejarah sebagai peristiwa. ”
40
Mempelajari peristiwa masa lampau dan dihubungkan dengan kejadian serta pengalaman aktual hari ini akan sangatlah berguna, karena kita dapat
memprediksi kejadian masa yang akan datang. Belajar dan mengkaji sejarah bukan merupakan kegiatan yang statis melainkan suatu telaah dinamis demi masa
yang akan datang.
b. Karakteristik Pembelajaran Sejarah
Karakteristik sejarah ilmu yang berhubungan erat dengan waktu sehingga sejarah sering pula dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari waktu yakni waktu
lampau, kini dan waktu yang akan datang. Waktu merupakan konsep dasar pada sejarah karena peristiwa tidak dapat
dikatakan suatu fenomena dan fakta sejarah jika tidak dinyatakan waktu terjadinya terutama waktu yang menunjukkan masa lampau. Waktu terutama waktu yang
telah lamapu, menjelaskan sifat, bobot dan warna peristiwa yang bersangkutan. Peristiwa sejarah dapat dikatakan sejarah bila terkait dengan waktu.
Waktu adalah ruang dimana secara karakteristik ruang lebih dekat dengan kajian geografi. Dimana seorang filsuf Jerman mengemukakan bahwa sejarah
dengan geografi merupakan ilmu dwitunggal, artinya penelaah sesuatu peristiwa berdasrkan dimensi waktunya, tidak dapat dilepas dari ruang waktu terjadinya.
Sejarah mengungkapkan kapan terjadinya sedangkan geografi menunjuk pada
40
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural..., h. 288.